MODUL
MESIN OTOMOTIF 1
SISTEM PENDINGIN
1). Fungsi Sistem Pendingin
Panas yang dihasilkan oleh proses
pembakaran di dalam motor dirubah menjadi tenaga gerak. Namun kenyataannya
hanya sebagian dari panas tersebut yang dimanfaatkan secara efektif. Panas yang
diserap motor harus dengan segera dibuang ke udara luar, sebab jika tidak maka
motor akan terlalu panas dan komponen motor
cepat aus. Untuk itu pada motor dilengkapi dengan sistem pendingin yang
berfungsi untuk mencegah panas yang berlebihan.
Pada motor
bensin kira-kira hanya 23 % energi
panas dari hasil pembakaran bahan bakar
dalam silinder yang dimanfaatkan secara efektif sebagai tenaga. Sisanya
terbuang dalam beberapa bentuk seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Gambar
17. Keseimbangan
panas
Pada gambar 17 di atas nampak bahwa
dari total energi yang dihasilkan oleh proses pembakaran, hanya 25 % yang
dimanfaatkan menjadi kerja efektif. Panas yang hilang bersama gas buang
kira-kira 34 %, panas yang terbuang akibat proses pendinginan 32 %, akibat
pemompaan 3 %, dan akibat gesekan 6 %.
Secara garis besar fungsi sistem
pendingin pada motor adalah sebagai berikut :
a)
Untuk mengurangi panas motor. Panas yang dihasilkan oleh
pembakaran campuran udara dan bahan bakar dapat mencapai sekitar 2500° C. Panas yang cukup tinggi ini dapat
melelehkan logam atau komponen lain yang digunakan pada motor, sehingga apabila
motor tidak dilengkapi dengan sistem pendingin dapat merusakkan komponen motor
tersebut.
b)
Untuk mempertahankan agar temperatur motor selalu pada
temperatur kerja yang paling efisien pada berbagai kondisi. Umumnya temperatur
kerja motor antara 82 sampai 99° C.
Pada saat komponen motor mencapai temperatur tersebut, komponen motor akan
memuai sehingga celah (clearance)
pada masing-masing komponen menjadi tepat. Disamping itu kerja motor menjadi
maksimum dan emisi gas buang yang
ditimbulkan menjadi minimum.
c)
Untuk mempercepat motor mencapai temperatur kerjanya
dengan tujuan untuk mencegah terjadinya keausan yang berlebihan, kerja motor
yang kurang baik, emisi gas buang yang berlebihan. Hal tersebut dapat terjadi
karena pada saat motor bekerja pada temperatur yang dingin maka campuran bahan
bakar dengan udara yang masuk ke dalam silinder tidak sesuai dengan campuran
yang dapat menghasilkan kerja motor yang maksimum. Temperatur dinding silinder
yang dingin mengakibatkan pembakaran menjadi tidak sempurna sehingga gas buang
banyak mengandung emisi yang merugikan manusia. Oleh karena itu pada saat motor
hidup temperatur kerja harus segera dicapai. Hal tersebut akan terpenuhi
apabila pada motor terdapat sistem pendingin yang dilengkapi dengan komponen
yang memungkinkan hal tersebut terjadi.
d)
Untuk memanaskan ruangan di dalam ruang penumpang,
khusunya di negara-negara yang mengalami musim dingin.
2). Macam Sistem Pendingin
Sistem pendingin yang biasa
digunakan pada motor ada dua macam, yaitu sistem pendingin udara dan sistem
pendingin air.
a) Sistem Pendingin Udara
Pada sistem ini panas yang dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar dan udara di dalam silinder sebagian dirambatkan keluar melalui
sirip-sirip pendingin yang dipasang di luar silinder dan ruang bakar tersebut.
Panas tersebut selanjutnya diserap oleh udara luar yang temperaturnya jauh
lebih rendah dibanding temperatur sirip pendingin. Untuk daerah mesin yang
temperaturnya tinggi yaitu di sekitar ruang bakar diberi sirip pendingin yang
lebih panjang dibanding di daerah sekitar silinder.
Udara yang menyerap panas dari sirip-sirip pendingin
harus berbentuk aliran atau udaranya harus mengalir agar temperatur di sekitar
sirip tetap rendah sehingga penyerapan panas tetap berlangsung secara sempurna.
Aliran uadara ini kecepatannya harus sebanding dengan kecepatan putar mesin agar temperatur ideal mesin dapat
tercapai sehingga pendinginan dapat berlangsung dengan sempurna.
Untuk menciptakan aliran udara, ada dua cara yang dapat
ditempuh yaitu menggerakkan udara atau siripnya. Apabila sirip pendinginnya
yang digerakkan berarti mesinnya harus bergerak seperti mesin yang dipakai pada
sepeda motor. Untuk mesin-mesin stasioner dan mesin-mesin yang penempatannya
sedemikian rupa sehingga sulit untuk mendapatkan aliran udara, maka diperlukan
blower yang fungsinya untuk menghembuskan udara. Penempatan blower yang
digerakkan oleh poros engkol memungkinkan aliran udara yang sebanding dengan
putaran mesin sehingga proses pendinginan dapat berlangsung sempurna.
b) Sistem Pendingin Air
Pada sistem ini, panas dari hasil proses pembakaran bahan
bakar dan udara dalam ruang bakar dan silinder sebagian diserap oleh air
pendingin setelah melalui dinding silinder dan ruang bakar. Oleh karena itu di
bagian luar dinding silinder dan ruang bakar dibuat mantel-mantel air (water jacket). Panas yang diserap oleh
air pendingin pada water jacket selanjutnya akan menyebabkan naiknya temperatur
air pendingin tersebut. Apabila air pendingin tersebut tetap berada pada mantel
air, maka air akan cenderung mendidih dan menguap. Hal tersebut dapat dihindari
dengan jalan mengganti air tersebut dengan air yang masih dingin sedangkan air
yang telah panas harus dialirkan keluar dari mantelnya dengan kata lain harus
bersirkulasi. Sirkulasi air tersebut ada dua macam yaitu sirkulasi alam atau
thermo syphon dan sirkulasi dengan tekanan.
Kebanyakan mobil menggunakan sistem pendingin air dengan
sirkulasi tekanan (forced circulation),
sedangkan sepedamotor umumnya menggunakan sistem pendingin udara. Untuk
selanjutnya pada modul ini akan dibahas sistem pendingin air dengan sirkulasi
tekanan.
Konstruksi sistem pendingin air lebih rumit dibanding
sistem pendingin udara sehingga biaya produksinya lebih mahal. Secara rinci keunggulan sistem pendingin air antara
lain : 1) Temperatur
seluruh mesin lebih seragam sehingga kemungkinan distorsi kecil ; 2) Ukuran kipas relatif lebih kecil sehingga
tenaga yang diperlukan kecil ; 3) Mantel air dan air dapat meredam getaran ; 4)
Kemungkinan overheating kecil, walaupun dalam kerja yang berat ; 5) Jarak antar silinder dapat
diperdekat sehingga mesin lebih ringkas. Di sisi lain sistem pendingin air
mempunyai kerugian yaitu : 1)
Bobot mesin lebih berat (karena adanya
air, radiator, dsb.) ; 2) Waktu pemanasan lebih lama ; 3) Pada temperatur
rendah diperlukan antifreeze ; 4)
Kemungkinan terjadinya kebocoran air sehingga mengakibatkan overheating ; 5) Memerlukan kontrol yang
lebih rutin.
Adapun konstruksi sistem pendingin air dengan sirkulasi
tekanan dapat dilihat pada gambar 18. Sistem pendingin air dilengkapi dengan
water jacket, pompa air, radiator, thermostat, kipas, dan selang karet.
Masing-masing komponen sistem pendingin tersebut akan dibahas pada uraian
tersendiri.

Gambar
18. Konstruksi sistem pendingin air
Pada saat mesin masih dingin, air hanya bersirkulasi di
sekitar mesin karena thermostat masih menutup. Dalam hal ini thermostat
berfungsi untuk membuka dan menutup saluran air dari mesin ke radiator. Air
mendapat tekanan dari pompa air, tetapi tekanan tersebut tidak mampu menekan
thermostat menjadi terbuka. Untuk mencegah timbulnya tekanan yang berlebihan
akibat proses pemompaan, maka pada sistem pendingin dilengkapi dengan saluran by pass, sehingga air yang bertekanan
akan kembali melalui saluran by pass
tersebut.

Gambar
19. Sistem pendingin
air saat mesin dingin
Pada saat mesin panas,
thermostat terbuka sehingga air yang telah panas di dalam water jacket (yang telah menyerap panas dari mesin), kemudian
disalurkan ke radiator untuk didinginkan dengan kipas pendingin dan aliran
udara dengan adanya gerakan maju dari kendaraan. Air pendingin yang sudah
dingin kemudian ditekan kembali ke water
jacket oleh pompa air.

Gambar 20. Sistem pendingin
air saat mesin panas
3). Komponen Sistem Pendingin Air
Berbeda dengan sistem
pendingin udara, pada sistem pendingin air jumlah komponennya lebih banyak.
Pada umumnya komponen sistem pendingin air terdiri atas : radiator, pompa air, thermostat, kipas pendingin. Ada juga
sistem pendingin air yang dilengkapi dengan kopling fluida.
a) Radiator
Radiator berfungsi untuk mendinginkan cairan pendingin
yang telah panas setelah melalui saluran water
jacket. Bagian-bagian radiator antara lain : tangki air bagian atas (upper water tank), tangki air bagian bawah (lower
water tank) dan inti radiator (radiator
core). Cairan pendingin masuk ke tangki air bagian atas melalui selang
atas. Pada tangki air bagian atas dilengkapi dengan lubang pengisian air dan
saluran kecil yang menuju ke tangki cadangan. Pada tangki air bagian bawah
dilengkapi dengan lubang penguras untuk mengeluarkan air pendingin pada saat
mengganti cairan pendingin. Inti radiator terdiri atas pipa-pipa (tube) yang dapat dilalui air dari tangki
atas ke tangki bawah. Disamping itu juga dilengkapi dengan sirip-sirip
pendingin (fin) yang fungsinya untuk
menyerap panas dari air pendingin. Biasanya radiator terletak di depan
kendaraan sehingga radiator dapat didinginkan oleh gerakan kenadaraan tersebut.

Gambar
21. Konstruksi
radiator
Ada dua tipe inti radiator
yang perbedaannya tergantung bentuk sirip-sirip pendinginnya, yaitu tipe plat (flat fin type) dan tipe lekukan (corrugated fin type) seperti terlihat
pada gambar 22.
![]() |
![]() |
a.
Tipe plat
b. Tipe lekukan
Gambar
22. Tipe radiator
Beberapa kendaaraan modern menggunakan radiator versi
terbaru yaitu tipe “SR“.
![]()
Gambar
23. Tipe SR
|
Inti radiator tipe SR (single row)
mempunyai susunan pipa tunggal sehingga bentuk radiator menjadi tipis dan
ringan dibanding dengan radiator tipe lain.
|
Pada bagian atas tangki radiator dilengkapi dengan lubang
pengisian dan tutup radiator. Dalam hal ini tutup radiator tidak hanya
berfungsi untuk mencegah agar air pendingin tidak tumpah, tetapi berfungsi
untuk mengatur arus lalu lintas air pendingin dari radiator ke tangki cadangan
dan sebaliknya. Dengan demikian jika tutup radiator rusak, maka tidak dapat
diganti dengan sembarang tutup. Pada tutup radiator dilengkapi dengan dua buah
katup yaitu katup relief dan katup vacum.


Gambar 24. Relief valve Gambar 25. Air pendingin saat panas


Gambar 26. Vacum valve Gambar 27. Air pendingin saat dingin
b) Pompa air
Pompa air (water pump) berfungsi memompa air
pendingin dari water jacket ke
radiator yaitu dengan cara menekan cairan pendingin. Pada umumnya pompa air
yang digunakan adalah jenis pompa sentrifugal (centrifugal pump). Pompa air ditempatkan di bagian depan blok
silinder dan digerakkan oleh tali kipas atau timing belt.

Gambar
28. Komponen pompa
air
c) Thermostat
Pada uraian terdahulu telah
dijelaskan bahwa apabila air pendingin masih dalam keadaan dingin, maka air
hanya bersirkulasi dalam water jacket.
Apabila temperatur air pendingin telah panas maka air akan mengalir ke raditor
untuk didinginkan. Komponen yang mengatur arus lalu lintas air dari water jacket ke radiator dan sebaliknya
adalah thermostat. Dalam hal ini thermostat berfungsi sebagai katup yang
tugasnya membuka dan menutup saluran yang menghubungkan antara water jacket dan
radiator.
Letak thermostat ada dua
macam yaitu : tehermostat yang letaknya di saluran air masuk (water inlet) dan thermostat yang
letaknya di saluran air keluar (water
outlet).
(1) Thermostat yang letaknya di saluran air keluar.
Apabila temperatur air masih rendah, maka thermostat
menutup aliran air pendingin ke radiator. Air pendingin dipompa oleh pompa air
langsung ke blok mesin dan kepala silinder. Selanjutnya melalui sirkuit by pass kembali ke pompa air.

Gambar 29. Sistem pendingin dengan thermostat
di saluran air keluar
Pada saat temperatur air pendingin telah panas, maka
thermostat membuka sehingga cairan pendingin mengalir melalui thermostat ke
radiator untuk didinginkan dan selanjutnya air kembali ke pompa air. Disamping
itu air juga mengalir melalui sirkuit by
pass.
(2) Thermostat yang letaknya di
saluran air masuk
Apabila temperatur air masih
rendah, thermostat menutup saluran dan by
pass valve membuka. Air pendingin dipompa ke blok silinder melalui kepala
silinder, selanjutnya kembali ke pompa air melalui sirkuit by pass.

Gambar 30. Sistem
pendingin dengan letak thermostat
pada saluran air
masuk
Pada saat temperatur air pendingin menjadi tinggi, maka
thermostat membuka saluran air dan by
pass valve menutup. Air yang telah panas mengalir ke radiator untuk
didinginkan, selanjutnya melalui thermostat dan kembali ke pompa air.
Thermostat dirancang untuk mempertahankan agar temperatur
cairan pendingin dalam batas yang diijinkan. Pada umumnya efisiensi operasi
mesin yang tertinggi apabila temperaturnya kira-kira pada 80° – 90° C. Kerja
thermostat tergantung oleh suhu, apabila suhunya naik maka thermostat membuka
dan sebaliknya. Hal tersebut dapat terjadi karena didalam thermostat terdapat wax yang volumenya akan berubah apabila
suhunya juga berubah. Perubahan volume akan menyebabkan silinder bergerak turun
atau naik, mengakibatkan katup membuka atau menutup.
![]() |
![]() |
Gambar
31. Cara kerja
thermostat
Pada
thermostat juga dilengkapi dengan jiggle
valve yang digunakan untuk mengalirkan air pada saat menambahkan cairan
pendingin ke dalam sistem.
![]()
a. Dengan katup bypass
|
![]()
b. Tanpa katup bypass
|
Gambar
32. Macam thermostat
d) Kipas pendingin
Kipas pada sistem pendingin
digunakan untuk membantu proses pendinginan yang sudah dilakukan radiator. Pada
proses pendinginan, radiator didinginkan oleh udara luar, tetapi pendinginannya
belum cukup bila kendaraan tidak bergerak. Kipas pendingin ditempatkan di
bagian belakang radiator. Penggerak kipas pendingin adalah mesin itu sendiri
melalui belt atau motor listrik.
(1) Kipas pendingin yang digerakkan poros engkol
Kipas pendingin jenis ini
digerakkan terus menerus oleh poros engkol melalui tali kipas. Kecepatan kipas
berubah sesuai dengan kecepatan mesin.

Gambar 33. Kipas pendingin
yang digerakkan poros engkol
Putaran kipas belum cukup besar apabila mesin masih
berputar lambat, tetapi apabila mesin berputar dengan kecepatan tinggi,
kipaspun berputar dengan kecepatan tinggi pula. Hal tersebut akan menambah
tahanan sehingga kehilangan tenaga dan menimbulkan bunyi pada kipas. Untuk
mencegah hal tersebut maka biasanya antara pompa air dan kipas pendingin
dipasang sebuah kopling fluida.
(2) Kipas pendingin yang digerakkan
motor listrik
Berputarnya kipas
pendingin yang digerakkan oleh motor listrik terjadi pada saat temperatur air
pendingin panas. Temperatur air pendingin dikirimkan ke motor listrik melalui
sinyal yang terdapat pada kepala silinder. Pada saat temperatur meningkat pada
suatu tingkat yang ditetapkan, sinyal tersebut merangsang motor relay untuk
menggerakkan motor listrik yang kemudian menggerakkan kipas pendingin. Dengan
demikian kipas akan bekerja pada saat yang dibutuhkan, sehingga temperatur
mesin dapat dicapai lebih cepat. Disamping itu juga membantu mengurangi suara
bising yang ditimbulkan kipas pendingin.

Gambar 34. Kipas pendingin yang digerakkan
motor listrik
Berputarnya kipas
pendingin apabila temperatur mesin melebihi 93° C . Hal tersebut diatur oleh coolant temperatur switch yang dipasang
pada saluran air keluar dari mesin ke radiator dan relay dari motor listrik.
Apabila kunci kontak pada posisi ON, mesin berputar dan
temperatur air pendingin di bawah 93° C seperti terlihat pada gambar 35, coolant temperatur switch pada keadaan
ini titik kontaknya dalam keadaan tertutup sehingga arus listrik mengalir
melalui kunci kontak, relay, titik kontak coolant
temperatur switch dan ke massa. Arus listrik yang mengalir pada relay akan
menyebabkan titik kontak pada relay terbuka sehingga arus listrik yang ke motor
listrik tidak mengalir sehingga kipas tidak berputar.

Gambar
35. Cara kerja motor
penggerak kipas saat mesin dingin.
Apabila temperatur
air pendingin melebihi 93° C, titik kontak pada coolant temperatur switch akan terbuka yang selanjutnya akan
menyebabkan relay tidak bekerja dan titik kontaknya saling berhubungan. Pada
keadaan ini arus listrik akan mengalir dari baterai ke motor listrik melalui
kunci kontak dan titik kontak relay sehingga motor berputar bersama dengan
kipas yang selanjutnya mengalirkan udara melalui inti radiator seperti terlihat
pada gambar 36.

Gambar
36. Cara kerja motor
penggerak kipas saat mesin panas.
b. Rangkuman 2
1). Fungsi sistem
pendingin pada motor adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengurangi panas motor,
karena panas yang dihasilkan oleh pembakaran campuran udara dan bahan bakar
dapat mencapai sekitar 2500° C.
b) Untuk mempertahankan agar
temperatur motor selalu pada temperatur kerja yang paling efisien pada berbagai
kondisi.
c) Untuk
mempercepat motor mencapai temperatur kerjanya, karena untuk mencegah
terjadinya keausan yang berlebihan, kerja motor yang kurang baik, emisi gas
buang yang berlebihan.
d) Untuk
memanaskan ruangan di dalam ruang penumpang, khususnya di negara-negara yang
mengalami musim dingin.
2). Sistem
pendingin yang digunakan pada motor pada umumnya ada dua macam yaitu :
a) Sistem
Pendingin Udara
Pada sistem ini panas yang dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar dan udara di dalam silinder sebagian dirambatkan keluar melalui
sirip-sirip pendingin yang dipasang di luar silinder dan ruang bakar tersebut.
Panas tersebut selanjutnya diserap oleh udara luar yang temperaturnya jauh
lebih rendah dibanding temperatur sirip pendingin. Untuk daerah mesin yang
temperaturnya tinggi yaitu di sekitar ruang bakar diberi sirip pendingin yang
lebih panjang dibanding di daerah sekitar silinder.
Udara yang menyerap panas dari sirip-sirip pendingin
harus berbentuk aliran atau udaranya harus mengalir agar temperatur di sekitar
sirip tetap rendah sehingga penyerapan panas tetap berlangsung secara sempurna.
Untuk menciptakan aliran udara, ada dua cara yang dapat ditempuh yaitu
menggerakkan udara atau siripnya.
b) Sistem Pendingin Air
Pada sistem ini, panas dari hasil proses pembakaran bahan
bakar dan udara dalam ruang bakar dan silinder sebagian diserap oleh air
pendingin setelah melalui dinding silinder dan ruang bakar. Panas yang diserap
oleh air pendingin pada water jacket
selanjutnya akan menyebabkan naiknya temperatur air pendingin tersebut. Apabila
air pendingin tersebut tetap berada pada mantel air, maka air akan cenderung
mendidih dan menguap. Hal tersebut dapat dihindari dengan jalan mengganti air
tersebut dengan air yang masih dingin sedangkan air yang telah panas harus
dialirkan keluar dari mantelnya dengan kata lain harus bersirkulasi.
Konstruksi sistem pendingin air lebih rumit dibanding
sistem pendingin udara sehingga biaya produksinya lebih mahal. Disisi lain
sistem pendingin air mempunyai beberapa keunggulan antara lain : 1) Temperatur
motor di beberapa tempat lebih merata, 2) Proses pemanasan motor lebih cepat,
3) Media pendingin yang berupa air dapat meredam suara mesin, 4) Media
pendingin yang panas dapat digunakan sebagai sumber panas untuk memanaskan
ruang penumpang.
3). Pada sistem pendingin
air dilengkapi dengan water jacket,
pompa air, radiator, thermostat, kipas, dan selang karet. Apabila temperatur
mesin masih dingin, air hanya bersirkulasi di sekitar mesin karena thermostat
masih menutup. Dalam hal ini thermostat berfungsi untuk membuka dan menutup
saluran air dari mesin ke radiator.
4). Pada saat
mesin panas, thermostat terbuka sehingga air yang telah panas di dalam water
jacket (yang telah menyerap panas dari mesin), kemudian disalurkan ke radiator
untuk didinginkan dengan kipas pendingin dan aliran udara dengan adanya gerakan
maju dari kendaraan. Air pendingin yang sudah dingin kemudian ditekan kembali
ke water jacket oleh pompa air.
5). Pada umumnya
komponen sistem pendingin air terdiri atas: radiator, pompa air, thermostat,
kipas pendingin. Radiator berfungsi untuk mendinginkan air yang telah panas
dari water jacket, sedang pompa air untuk menekan air dari water jacket ke radiator. Dalam hal ini yang mengatur arus lalu
lintas air dari water jacket ke
radiator adalah thermostat, sedang kipas pendingin berfungsi untuk mempercepat
proses pendinginan dengan jalan mensirkulasikan udara yang ada di sekitar
radiator agar proses pemindahan panas berlangsung dengan cepat.
6). Kipas
pendingin yang digerakkan dengan motor listrik mempunyai beberapa keuntungan,
diantaranya temperatur kerja mesin yang ideal dapat dicapai dengan cepat, suara
mesin lebih halus selama kipas belum berputar, dan tenaga motor lebih besar
karena putaran kipas tidak menyerap tenaga dari poros engkol.
SISTEM PELUMAS
Tujuan Khusus Pembelajaran
§ Mengerti fungsi pelumas
§ Memahami dan mengerti jenis-jenis
pelumasan
Fungsi dan Jenis-jenis pelumasan
Fungsi Utama Pelumasan Pada Motor
Untuk
mengurangi keausan dan gesekan bagian-bagian motor yang bergerak
Untuk
menyumbat dengan baik rongga-rongga yang terdapat pad cincin torak dengan
dinding silinder
|
Sebagai Pendingin
Untuk mendinginkan bagian motor dengan menghanyutkan
panas dari bagian yang dilalui
Sebagai
Pembersih
Untuk
membantu membersihkan bidang-bidang lumas
|
Jenis-jenis Pelumasan
1.
Pelumasan campur langsung
|
Cara
Kerja
Oli dicampur langsung dengan bahan
bakar pada tangki, oli dan bahan bakar ikut aliran gas ke ruang engkol dan silinder
dan melumasi bagian-bagian motor sebelum campuran tersebut dibakar.
Sifat-sifat
§
Sistem
pelumasan yang paling sederhana
§
Pemakaian
oli boros, timbul polusi karena oli ikut terbakar
§
Dipergunakan
pada motor 2 tak kecil
§
Menggunakan
oli khusus 2 tak yang bersifat mencampur baik dengan bensin
Perbandingan Campuran
Prosentase
oli2-4% dari bensin per liter (lihat spesifikasi pabrik)
2. Pelumasan sistem pompa (Motor 2 tak)
2. Pelumasan sistem pompa (Motor 2 tak)
Jenis-jenis :
§ Autolube
§
|
|
![]()
Sistem Autolube
Sistem CCI
Besar aliran oli tergantung pada
|
:
:
:
|
Oli
dipompakan dari tangki oli oleh sebuah pompa oli menuju saluran masuk
Cara
kerja seperti Autolube tetapi dengan saluran oli tambahan ke bantalan poros
engkol (bercabang)
1.
Putaran
mesin
2. Posisi katup gas
|
Sifat-sifat
·
Pemakaian
oli lebih ekonomis dari pada pelumasan campur langsung
·
Penyetelan
yang salah pada pompa mengakibatkan kerusakan pada motor
·
Dipergunakan
pada sepeda motor 2 tak
Autolube :
Yamaha, Kawasaki
CCI :
Suzuki
4.
|
Cara kerja
Oli
dari panci karter dihisapkan dan dipompakan ke seluruh bagian motor yang
memerlukan pelumasan dan turun dengan sendirinya kembali ke panci karter.
Sifat-sifat
·
Pelumasan
teratur dan merata
·
Memberi
pendinginan dan pembersihan pada tiap-tiap bagian motor
·
Karena
pompa digerakkan oleh motor, hasil pemompaannya tergantung pada putaran motor
·
Digunakan
pada motor bensin 4 tak dan motor Diesel 2 tak
·
Oli
perlu diganti setiap + 5.000 – 7.000 km pada motor bensin
·
Oli
perlu diganti setiap + 3.000 – 5.000 km pada motor Diesel
POMPA OLI MOTOR 2T
Tujuan Khusus
Pembelajaran
·
Memahami
fungsi dan cara kerja pompa oli dan salurannya pada motor 2 tak
·
Memahami
kerugian dan keuntungan sistem pelumasan motor 2 tak
Cara kerja pompa oli
autolube/CCI
|
|
|||||||||||
|
|||||||||||
|
|||||||||||
|
|||||||||||
![]() |
|||||||||||
|
Cara kerja
Langkah Hisap
·
Pada saat pengatur membuka
posisi gas penuh, maka pegas akan menekan torak keatas hingga bagian terendah
dari torak bersinggungan dengna pembatas langkah , dengan demikian langkah
torak maksimum, pada posisi ini saluran masuk terbuka dan saluran keluar
tertutup oleh torak. Karena terjadi pembersihan ruangan akibat langkah torak,
maka pada ruangan silinder akan terjadi
vakum dan oli terhisap masuk kedalam ruang
silinder.
·
Karena
langkah torak maksimum, maka penghisapan oli ke ruang silinder juga maksimum.
Posisi gas penuh (akhir
langkah tekan)
![]() |
Langkah tekan :
·
Pembatas tetap menekan
torak ke bawah (karena torak berputar dan pegas tertekan), volume oli dalam
ruang silinder mengecil, oli tertekan dan mengalir melalui saluran keluar ke
pemakai.
·
Pada
posisi ini saluran masuk tertutup dan saluran keluar terbuka.
·
Gerakan
hisap dan tekan torak berfungsi sebagai pompa oli.
Posisi gas idle (akhir langkah hisap)
|
Langkah hisap
·
Pembatas dan pengatur posisi gas idle
(perhatikan posisinya), menentukan panjang torak, dalam hal ini langkah hisap
·
Panjang
langakh torak diatur sesuai dengan kebutuhan pelumasan pada saat putaran idle
(langkah torak menjadi pendek)
·
Keterangan
:
¨
Jarak
a merupakan pengurangan langkah dari posisi idle
¨
Sedangkan
untuk pengaturan putaran menengah ditentukan oleh pengatur posisi gas (bagian
sisi yang berbentuk eksentrik)
¨
Pada
saat langkah hisap torak tidak dapat naik banyak karean tertekan oleh pengatur
(perhatikan tanda panah)
Sifat-sifat sistem Autolube/CCI
Hasil
pempompaan
Keuntungan
Kerugian
|
:
:
:
|
a.
Makin
cepat putaran, semakin banyak langkah pemompaan
b.
Makin
terbuka katup gas, semakin panjang langkah pemompaan yang diperoleh antara
posisi pembatas dan pengatur posisi gas
·
Pelumasan
sesuai untuk setiap tingkat perubahan tingkat kecepatan motor
·
Perbandingan
campuran oli dan bensin dapat diatur dengan menyetel pengatur posisi gas
·
Gangguan
lebih bnayak jika dibandingkan dengan pelumasan campuran pada tangki
·
Penyetelan
yang telah mengakibatkan kerusakan pada motor
·
Jumlah
oli dalam tangki oli harus selalu di kontrol sebab jika oli habis, motor
masih dapat hidup, tapi motor menjadi rusak karena panas dan gesekan akibat
kekurangan oli
|
SISTEM PELUMASAN MOTOR 4T
Tujuan
Khusus Pembelajaran
·
Memahami
nama bagian dan fungsi sistem pelumasan
·
Mengerti
cara kerja dari sistem pelumasan
Sistem
Pelumasan Motor 4 tak dan 2 tak CC besar
|
Fungsi
bagian-bagian
- Panci oli sebagai persediaan minyak pelumas
- Saringan kasar sebagai saringan awal untuk mencegah kotoran kasar ikut terbawa dalam sistem
- Pompa oli berfungsi menghisap dan menekan oli ke pemakai
- Katup pelepas untuk mencegah kelebihan tekanan oli
- Saringan halus untuk menyaring oli sebelum pemakai
- Katup by pass untuk menjamin pelumasan tetap berfungsi sewaktu saringan halus tersumbat
- Sakelar tekanan berfuingsi sebagai saklar lampu kontrol jika tekanan oli kurang
Keterangan
Pada Motor 2T CC besar menggunakan
sistem Pelumasan Type Panci/sama dengan sistem yang digunakan pada motor 4T,
karena pada motor 2T CC besar mempergunakan sistem mekanisme katup untuk
pembuangan gas bekas serta menggunakan bantalan luncur (metal) sehingga
diperlukan tekanan yang relatif besar supaya oli dpat melumasi bagian-bagian
dengan celah yang sempit.
Pembagian
Oli ke masing-masing pemakai
|
Oli dihisap dari karter/panci oli
menuju pompa oli, dari pompa oli ditekan menuju saringan halus, setelah itu
tekanan oli masuk ke saluran utama, yang membagikan oli ke :
·
Masing-masing
bantalan poros engkol
·
Mekanisme
katup
·
Tempat
lain yang memerlukan pelumasan (misal : pompa injeksi motor Diesel), atau
pendinginan misal : bagian bawah torak, atau tekanan misal ; tensioner rantai,
pengatur celah katup Automatis
Pelumasan
bantalan-bantalan poros engkol
|
·
Setelah
melalui saringan halus oli ditekan melalui saluran pada blok silinder yang
selanjutnya menuju lubang-lubang poros engkol untuk melumasi metal duduk dan
metal jalan
·
Untuk
memperoleh aliran oli yang menuju metal jalan, maka metal duduk dilengkapi
alur/coakan, sehingga oli yang masuk ke metal jalan selalu tersedia setiap saat
·
Oli
dari metal duduk menuju metal jalan mengalir melalui lubang yang ada pada poros
engkol
Pelumasan
torak dan dinding silinder
|
Cipratan
oli pada bantalan pangkal batang torak
Oli ditekan melalui lubang-lubang
poros engkol, melumasi metal jalan setelah itu keluar melalui sisi-sisinya
dan dicipratkan ke dinding silinder (karena putaran poros engkol, sehingga di
dalam ruang engkol/karter akan menjadi
hujan oli selama motor hidup
Lubang
penyemprot pada pangkal batang torak
Untuk memperbaiki pelumasan pada
dinding silinder, pangkal batang torak diberi lubang oli yang mengarah pada
dinding silinder yang menerima gesekan paling besar (daerah sisi kerja)
Keterangan
:
Lubang penyemprot disesuaikan
dengan putaran motor.
Jika putaran motor ke kanan maka
lubang oli disebelah kiri dan sebaliknya.
|
Pelumasan
mekanisme katup
|
|
Setelah
melumasi metal poros kam oli disalurkan ke poros tuas katup, kemudian
dibagikan ke temapt-tempat yang harus dilumasi (lihat gambar) untuk motor
jenis Over Head Valve (OHV)
|
|
|
Bantalan
poros kam menerima pelumasan tekan, kadang-kadang dilumasi dengan semprotan
oli menggunakan pipa (untuk motor jenis Over Head Camshaft)
Pada
Penggerak poros kam yang menggunakan ranatai tensioner, biasanya bekerja
dengan tekanan oli.
Roda
gigi dilumasi dengan semprotan (lihat tanda panah)
|
Pelumasan
torak (untuk motor dengan tuntutan panas yang tinggi)
|
Oli dari saluran utama (dari saluran
blok motor) disemprotkan ke bagian bawah torak, jika tekanan oli melebihi 200
kPa (2 bar), yaitu tekanan pembukaan katup pad nosel penyemprotan. Katup ini
berfungsi mencegah kendaraan tekanan oli pada putaran motor yang rendah (misal
idle)
Data-data
pelumasan tekan
Isi panci oli Sedan/Colt 3-6
liter
Truk/Bus 5-20 liter
Hasil pemompaan pompa oli rpm idle 2-5
liter/menit
Rpm
tinggi 20-5 liter/menit
Tekanan oli maksimum (katup pelepas
terbuka) 300-500 Kpa (3-5 bar)
Tekanan oli minimum (untuk beban
penuh) »150 Kpa (1,5 bar)
Lampu kontrol mulai menyala » 50 Kpa (0,5 bar)
POMPA OLI MOTOR 4T
Pompa Oli
Tujuan
Khusus Pembelajaran
·
Memahami
nama komponen, fungsi dan cara kerja berbagai macam pompa oli
|
1.
Saringan
oli kasar
2.
Tutup
pompa oli
3.
Rotor
yang digerakkan
4.
Rotor
penggerak
|
5.
Pen
pengunci
6.
Penahan
katup pelepas oli
7.
Pegas
katup pelepas
8.
Katup
pelepas
|
Macam-macam
penggerak pompa oli :
1.
Poros
kam/Noken As
2.
Poros
engkol/As kruk
Jenis-jenis
pompa oli
1. Pompa
oli bentuk rotor
Pompa jenis rotor
digerakkan oleh poros kam/Noken As
|
1.
Rotor
bagian dalam / Rotor penggerak
2.
Rotor
bagian luar / Rotor yang digerakkan
3.
Rumah
pompa
|
|
Cara
kerja
Rotor (no 1) berputar
mengisap oli melalui saluran no 5 ke dalam ruangan yang dibentuk antara dua
gigi rotor. Oli terdesak ke arah putaran roda dan di tekan keluar menuju
pemakai (saluran no 6).
Prinsip
kerja
Oli terhisap dan ditekan
berdasarkan pembesaran dan pengecilan ruangan yang dibentuk kedua rotor.
Penggunaan
Hampir semua mobil
sekarang (Toyota, Mitsubhisi, Opel, Ford)
2. Pompa
oli jenis roda gigi luar
Pompa oli jenis gigi luar
digerakkan oleh poros kam/Noken As
|
1.
Roda
gigi pemutar
2.
Roda
gigi bebas
3.
Rumah
pompa
4.
Saluran
masuk
|
|
Cara
kerja
Roda gigi berputar
mengisap oli masuk ke smping kanan/kiri dari kedua roda gigi. Oli ditekan
keluar menuju pemakai
Prinsip
kerja
Oli terhisap dan ditekan
berdasarkan putaran kedua roda gigi
Penggunaan
Motor lama/kuna (Willys,
Nissan)
3. Pompa
oli jenis roda gigi dalam
Pompa oli jenis roda gigi
digerakkan oleh poros engkol/As kruk
|
1.
Roda
gigi dalam
2.
Roa
gigi luar
3.
Pemisah
|
|
Cara
kerja
Roda gigi berputar oli
terhisap masuk melalui saluran masuk (no 4) ke dalam ruangan yang dibentuk oleh
dua roda gigi.
Oli ditekan keluar menuju
pemakai melalui saluran keluar (no 5)
Prinsip
kerja
Sama dengan pompa oli
jenis roda gigi luar
Penggunaan
Daihatsu, Suzuki
SARINGAN OLI/FILTER OLI
Tujuan
Khusus Pembelajaran
·
Memahami
fungsi dan cara kerja berbagai jenis saringan oli
Fungsi
Menyaring oli sebelum mencapai
pemakai sehingga :
·
Keausan
motor diperkecil
·
Umu
motor diperpanjang
Letak
pemasangan :
·
Pada
saluran tekan setelah pompa oli
·
Pada
blok mootr bagian luar dengan tujuan agar penggantian lebih mudah
Jenis-jenis
saringan oli
1. Saringan
oli jenis elemen/terpisah
|
Cara
kerja



Hal
yang perlu diperhatikan sewaktu pembersihan filter oli :
·
Pegas
penahan jangan diletakkan diatas piringan dudukan elemen saringan akibatnya piringan tidak menekan filter
oli dan oli tidak tersaring.

·
Paking
karet harus terpasang dengan benar jika tidak oli akan bocor.
Sifat-sifat
:
·
Filter
oli dapat dibersihkan hingga beberapa kali (tidak usah diganti filter oli)
·
Biaya
lebih hemat
Penggunaan
: Motor Bensin dan
Diesel CC besar
2.
|
Cara
kerja :


Sifat-sifat
:
·
Sekali
dipakai dibuang
Penggunaan
:
·
Hampir
semua mobil/kendaraan saat ini
Katup
by-pass
Fungsi
Cara kerja
|
:
:
|
Untuk mencegah keausan motor pada
saat saringan/filter oli tersumbat
Jika filter/saringan oli tersumbat
oleh kotoran, oli akan mengalir ke pemakai melalui saluran by-pass (lihat
gambar)
|
|
|
|
|
Letak
Katup by-pass
a) Dalam saringan
|
b) Pada flens/dudukan
|
Katup anti
balik
Fungsi
|
:
|
·
Mencegah
oli dalam saringan bagian luar tidak mengalir kembali ke dalam panci
oli/karter saat motor mati
·
![]() |
Cara kerja
Saat motor
hidup
|
Oli menekan katup anti balik, katup
terbuka oli mengalir ke dalam saringan menuju pemakai
|
Saat motor
mati
|
Katup anti balik tertutup akibat
dorongan pegas dan juga tekanan oli.
Oli tertahan dalam saringan/filter
bagian luar
|
Kegiatan Belajar 6
PERLENGKAPAN TAMBAHAN/PERLENGKAPAN
KHUSUS
Tujuan
Pembelajaran :
·
Memahami
fungsi dan cara kerja sistem kelengkapan khusus/tambahan yang ada pada sistem pelumasan.
Masalah
dan pemecahannya
·
Oli
motor biasanya menjadi lebih panas dari air pendingin motor
·
Jika
temperatur oli naik diatas 1300 C maka oli menjadi terlalu encer dan
sifat lumasnya berkurang
·
Motor
dengan pendingin udara biasanya dilengkapi radiator oli
·
Motor
degan pendinginan air kadang-kadang dilengkapi radiator oli atau pemindah panas
Jenis-jenis
perlengkapan tambahan
1. Radiator
oli
Cara kerja :
|
Oli panas sebelum ke pemakai
didinginkan dahulu oleh radiator oli melalui sebuah ventilator/kipas
|
|
Pengunaan : Motor dengan
sistem pendingin udara (VW, Deutz Diesel)
2. Pemindah
panas
|
Cara
kerja
Saat
motor dingin
·
Air
pendingin menjadi lebih cepat panas dari pada oli motor
·
Panas
air pendingin dipindahkan ke oli motor
·
Oli
menjadi panas dan mancapai temperatur kerja
|
Saat motor panas
·
Oli
motor menjadi lebih panas dari pada air pendingin
·
Panas
oli motor dipindahkan ke air pendingin (penyerapan panas)
·
Panas
oli motor menjadi berkurang
|
Pengukur
tekanan
Masalah
dan pemecahan
Tekanan oli minimum dalam
idle : 0,5 bar
Tekanan oli minimum pada
beban penuh : 1,5 bar
Jika tekanan oli kurang
dari yang tercantum di atas, motor menjadi rusak karena kekurangan oli, oleh
karena itu motor perlu dilengkapi sistem kontrol untuk tekanan oli.
Bagian-bagian
utama sistem kontrol tekanan oli
Pengirim
tekanan
|
·
Dipasang
pada saluran oli setelah saringan halus
·
Jenis
pengirim berupa tahanan geser dan tekanan langsung
|
Penerima
tekanan
|
·
Dipasang
pada Dask Bord ruang pengemudi
·
Jenis
berupa tahanan geser, tekanan langsung dan lampu kontrol
|
Cara kerja
1. Sistem
kontrol jenis lampu kontrol
|
·
Motor
hidup tekanan normal


·
Motor
hidup tekanan oli rendah (kurang dari spesifikasi)





Informasi
·
Jika
kontrol menyala sedangkan motor hidup,
segera matikan motor dan cari penyebabnya supaya tidak terjadi kerusakan yang
fatal pada motor
·
Tekanan
kontak pada pengirim tekanan (0,5 bar), karena tekanan oli dalam saat idle
dapat menjadi kurang dari 1 bar, dan tidak diinginkan lampu nyala pada keadaan
normal ini.
2. Sistem
kontrol jenis “Tahanan Geser”
Prinsip
kerja :
a.
Tahanan
geser bekerja berdasarkan tekanan oli motor
b.
Besarnya
arus instrumen penerima tergantung pada besarnya tahanan pada tahanan geser
pengirim
c.
Bergeraknya
jarum instrumen penerima berdasarkan kemagnetan pada inti besi kumparan
![]() |
Keterangan
:
Stabilisator tegangan dipergunakan
supaya tegangan Regulasi dari tetervator tidak mempengaruhi kerja Instrumen
pengirim dan penerima.
OLI
MOTOR
Tujuan
Pembelajaran :
·
Memahami
fungsi dan bahan oli motor
·
Mengerti
klasifikasi oli motor
·
Memahami
permsalahan yang ada pada oli motor
Fungsi
Secara
umum fungsi oli motor adalah :
1.
Melumasi
2.
Membersihkan
3.
Merapatkan
4.
Mendinginkan
Hal tersebut sudah
dibahas pada kegiatan Belajar 1.
Persyaratan dan tuntutan
Untuk memenuhi fungsinya oli motor
harus :
|
|
||||
Dapat mempertahankan sifat lumas yang
baik dari temperatur rendah sampai tinggi.
|
Menahan hangus
|
Menahan cepat tua
|
Susunan
oli motor
Oli motor terdiri dari :
b)
Oli
pelumas dasar/base oil yang diproseskan dari minyak mentah atau daur ulang oli
bekas
c)
Bahan
tambah additive untuk meningkatkan kemampuan minyak pelumas
|
|
Oli pelumas dasar/base oil tidak
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan motor. Oleh karena itu perlu ditambah
zat-zat yang memperbaiki prestasinya/kualitasnya.
Bahan tersebut antara lain :
·
Anti
karat
Untuk
melindungi motor dari kartan
·
Detergen
Untuk
melepas kerak-kerak sisa pembakaran
·
Anti
oksidasi (pelindung hangus)
Untuk
memperpanjang umur oli
·
Penahan
tekanan tinggi
Untuk
mencegah lapisan oli menjadi pecah akibat tekanan tinggi
·
Pengental
Untuk
menahan oli menjadi encer akibat suhu tinggi
Informasi
:
Karena oli motor sudah terkandung
bahan tambahan atau Additive, maka dalam pemakaian sehari-hari oli motor tidak
perlu diberi bahan tambahan atau Additive lagi.
Bahan tambah atau Additive dapat
digunakan jika umur kendaraan sudah lama beroperasi dan di overhoul dan getaran
motor juga sudah mulai terasa besar.
Anjuran
:
Dalam penggunaan Additive sebaiknya
dituang diluar bersama oli, kemudian diaduk hingga merata kemudian dimasukkan
dalam motor.
Klasifikasi
Oli
|
Pada oli motor selalu tercantum dua
klasifikasi yang diukur menurut standar tertentu, yaitu :
Klasifikasi SAE : Viskositas (kekentalan)
Contoh : SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE 20W/50
Semakin tinggi indeks SAE, semakin
kental oli tersebut.
Oli dengan dua batas indeks disebut
“Oli Multigrade” (contoh SAE 20W/50)
Klasifikasi API : Mutu (petunjuk penggunaan)
Contoh : SA, SB, SC, SD CA,
CB, CC, CD
Huruf pertama
S (Service Class)
: Motor bensin
C (Commercial Class) : Motor Diesel
|
Huruf kedua
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Klasifikasi
VISKOSITAS (SAE)
SAE singkatan dari : Society of
Automotiv Engineers
Indeks |
Keterangan
|
SAE
10
SAE
20
|
Encer
sekali, digunakan untuk sistem hidrolis
|
SAE
30
SAE
40
|
Umumnya
digunakan untuk kendaraan
|
SAE
50
|
Digunakan
pada motor yang bekerja pada temperatur tinggi
|
OLI MULTIGRADE
Dalam operasional kekentalan
oli/viskositas oli tidak tetap, semakin tinggi temperatur semakin encer oli
motor.
Pada oli multigrade diberi zat
tambahan yang mengatasi efek ini.
|
Keterangan
:
Pada oli multigrade viskositas oli
sedikit berbeda dengan oli biasa, pada temperatur rendah oli menjadi encer pada
saat temperatur panas oli semakin kental. Sehingga dalam operasional seperti
iklim di Indonesia yang konstan, pemakaian oli multigrade tersebut tidak banyak
manfaatnya. Oli mulktigrade tersebut adalah untuk operasi didaerah yang
mempunyai 4 musim, dimana pada saat musim dingin temperatur dapat mencapai
minus 100 dibawah nol, tetapi oli tidak membeku, melainkan malah
menjadi encer sehingga motor dapat dihidupkan dengan normal.
Klasifikasi
mutu (API)
(API singkatan dari : American
Petrolium Institute)
Indeks mutu API merupakan petunjuk
penggunaan/mutu oli motor
Klasifikasi
·
Motor
Bensin
Indeks |
Keterangan
|
SA,
SB, SC, SD
|
Tugas
ringan, untuk motor daya rendah, dilapangan sulit didapatkan
|
SE,
SF
|
Tugas
biasa, untuk kebanyakan kendaraan
Banyak
beredar dilapangan
|
SG,
SH, SI, SJ
|
Tugas
sangat berat, untuk motor daya tinggi
Banyak
beredar dilapangan
|
Keterangan :
Klasifikasi
tersebut diatas bisa juga tidak berdasarkan tugas-tugasnya, melainkan dengan
tahun pembuatannya.
·
Motor
Diesel
Indeks |
Keterangan
|
CA
- CB
|
Tugas
ringan, untuk daya motor rendah sulit didapat dilapangan
|
CC
- CD
|
Tugas
biasa, untuk kebanyakan kendaraan
|
CE
– CF – CG
|
Tugas
berat, untuk motor berdaya tinggi atau yang menggunakan Turbo
|
Keterangan :
Klasifikasi tersebut diatas bisa juga
tidak berdasarkan tugas-tugasnya, melainkan dengan tahun pembuatannya.
Contoh penggunaan :
Toyota Corolla
(GL. DX, KIJANG)
|
:
|
SE, SF, SG
|
Colt Diesel
Dyna Diesel
|
:
|
CC, CD, CE
|
Angkutan kota
|
:
|
SF, SG, SH
|
Angkutan luar kota
|
:
|
CE, CF, CG
|
Informasi :
Pada kondisi lapangan klasifikasi
mutu/API, terdapat satu klasifikasi atau dua klasifikasi.
Contoh : SF, CC – SE, SF – CD, SG – CE,
dsb.
Untuk dua klasifikasi maka oli
tersebut dapat digunakan untuk motor Bensin dan Diesel.
Penggantian
Oli
Alasan
Lama kelamaan mutu berkurang karena :
1.
Oksidasi

2.
Kelemahan
bahan tambah
Bahan
tambahan tidak menambah daya pelumasan, tapi hanya memberi bahan tambahan yang
tertentu saja
3.
Kotoran

Jangka waktu penggantian oli :
Motor Bensin : 5.000 – 10.000 km
Motor Diesel : 3.000 – 7.000 km
Pemakaian
Oli
Dalam Operasional Motor dinding
silinder, cincin torak dan pengantar katup juga perlu dilumasi !
Akibatnya, sebagaian kecil oli dapat
masuk ruang bakar dan ikut terbakar.
Kehilangan oli
Pemakaian normal motor sedan/Colt : 0,1 – 1 liter/1.000 km
Pemakaian normal motor truk/bus : 0,2 – 2 liter/1.000 km
Beberapa hal yang mempengaruhi
pemakaian oli
1.
Kelebihan
oli dalam panci/Pengisian di luar kapasitas
Terjadi
cipratan oli oleh poros engkol
oli akan dikabutkan melalui
ventilasi karter oli terhisap masuk keruang bakar
2.
Kebocoran
keluar motor
Misal
pada paking kepala silinder, sil-sil poros engkol, sil karter, swit tekanan oli
dan sebagainya.
3.
Kebocoran
menuju ruang bakar (oli ikut terbakar)
|
|
LEMBAR
KERJA
Kompetensi : Mesin otomotif 1
Sub
kompetensi : Perawatan sistem pelumas

TUJUAN :
1. Mahasiswa dapat
melakukan pekerjaan perawatan dan overhaule sistem pelumas.
KESELAMATAN
KERJA :
1. Pergunakan
peralatan sesuai fungsinya.
2. Elektrolit baterai jangan sampai
kena anggota badan dan pakaian.
3. Pastikan hand rem aktif bila
menggunakan unit kendaraan dalam belajar.
ALAT :
1. Peralatan tangan standar.
2. Fender cover.
3. Tempat komponen.
4. Kompresor udara.
5. Buku
manual sesuai jenis/merek engine yang digunakan.
BAHAN :
1. Engine stand motor bensin atau unit
kendaraan.
2. Oli pelumas engine, Saringan oli,
busi.
3. Kertas gosok.
4. Kain lap (majun).
5. Tali kipas.
LANGKAH
KERJA :
1. Siapkan peralatan dan bahan.
2. Pastikan hand rem aktif bila
menggunakan unit kendaraan.
3. Praktek perawatan sistem pelumas dengan langkah seperti pada manual.
4. Diskusikan dengan teman atau Tanya
pembimbing bila ada yang ragu.
5. Catatlah hasil pemeriksaan dan
penyetelan komponen pada buku tugas.
6. Ulangi pekerjaan ini sampai
benar-benar kompetensi.
7. Kembalikan alat dan bahan seperti
semula.
8. Bersihkan lingkungan kerja seperti
semula.
9. Laporkan pada pembimbing bila sudah
menguasai materi untuk
bersama-sama merencanakan uji
kompetensi internal.
LEMBAR
KERJA
Kompetensi : Mesin otomotif 1
Sub
kompetensi : Perawatan sistem pelumas

TUJUAN :
1. Mahasiswa dapat
melakukan pekerjaan perawatan dan overhaule sistem pendingin.
KESELAMATAN
KERJA :
1.
Pergunakan peralatan sesuai fungsinya.
2. Elektrolit baterai jangan sampai
kena anggota badan dan pakaian.
3. Pastikan hand rem aktif bila
menggunakan unit kendaraan dalam belajar.
ALAT :
1. Peralatan tangan standar.
2. Fender cover.
3. Tempat komponen.
4. Kompresor udara.
5. Buku
manual sesuai jenis/merek engine yang digunakan.
BAHAN :
1. Engine stand motor bensin atau unit
kendaraan.
2. Oli pelumas engine, Saringan oli,
busi.
3. Kertas gosok.
4. Kain lap (majun).
5. Tali kipas.
LANGKAH
KERJA :
1. Siapkan peralatan dan bahan.
2. Pastikan hand rem aktif bila
menggunakan unit kendaraan.
3. Praktek perawatan sistem pelumas dengan langkah seperti pada manual.
4. Diskusikan dengan teman atau Tanya
pembimbing bila ada yang ragu.
5. Catatlah hasil pemeriksaan dan
penyetelan komponen pada buku tugas.
6. Ulangi pekerjaan ini sampai
benar-benar kompetensi.
7. Kembalikan alat dan bahan seperti
semula.
8. Bersihkan lingkungan kerja seperti
semula.
9. Laporkan pada pembimbing bila sudah
menguasai materi untuk
bersama-sama merencanakan uji
kompetensi internal.

Noname.
(t.th.). Pedoman Reparasi Toyota 2K,3K,4K,5K. Jakarta: PT.
Toyota
Astra Motor.
Noname.
(1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra
Motor.
Noname.
(1983). 1 W Engine Service Training Information. Jakarta: Toyota
Motor Corporation
Tidak ada komentar:
Posting Komentar