MAKALAH
OTOMOTIF
ALAT UKUR
Disusun oleh:
Mantra Innama
Teknik otomotif
POLIKTEKNIK DHARMA PATRIA
TEKNIK OTOMOTIF TAHUN AKADEMIK 2010/2011
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah dengan mengucap syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan taufiq dan inayahnya kepada kami sehingga makalah yang berjudul “Pancasila
Sebagai Paradigma Kehidupan Kampus”
dapat diselesaikan dan disajikan sebagai tugas mata kuliah Pancasila.
Makalah ini disusun agar pembaca khususnya para mahasiswa dapat lebih
memahami pancasila dalam berbagai bidang kehidupan,serta pengamalannya dalam
paranannya sebagai manusia pancasila yang berada dalam lingkup perguruan
tinggi.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan
pihak-pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.
Penyusun mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat
banyak kekurangan dan untuk itu kami menerima kritik dan sarannya demi
perbaikan selanjutnya.
Terima
kasih.
Kebumen, 25 Januari 2011
Penyusun.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Alat-alat ukur
B.
Macam-macam alat ukur
-
Alat ukur mekanik
-
Alat ukur elektrik
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Dalam melakukan
suatu pekerjaan, manusia memiliki keterbatasan dimana terdapatnya pekerjaan
yang tidak bisa diselesaikan secara efektif dan efisien tanpa adanya factor
penunjang. Oleh karena itu dibutuhkan yang namanya fasilitas penunjang agar
pekerjaan yang rumit bisa menjadi lebih mudah dan dapat terselesaikan dengan
waktu yang relative singkat.
Peralatan Kerja
bengkel adalah sekumpulan alat/perkakas yang sering dipakai oleh mekanik dalam
melakukan pekerjaan di bengkel, misalnya dalam kegiatan-kegiatan produksi,
perawatan, perbaikan dan reparasi. Bagi seorang mekanik yang sehari-harinya
melakukan aktifitas tersebut, jelas memerlukan peralatan guna membantu agar pekerjaannya
bisa terselesaikan secara efektif dan efisien. Penggunaan peralatan yang benar
dan sesuai fungsinya merupakan keharusan.
Secara umum peralatan kerja dapat
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) bagian utama, yaitu: alat-alat tangan (basic
hand tools), alat-alat ukur (measuring tools) dan alat-alat khusus (special
service tools-SST).
BAB II PEMBAHASAN
A. Alat-alat
ukur
Alat ukur (measuring tool) merupakan
suatu alat untuk mengetahui besaran baik itu besaran, ukuran atau dimensi dan
kondisi fisik suatu komponen. Sacara umum alat ukur yang sering digunakan
terdiri atas alat ukur mekanik dan alat ukur listrik.
1.Alat Ukur
Mekanik
Alat ukur mekanik adalah alat ukur yang
biasanya digunakan untuk mengetahui ukuran atau dimensi dan kondisi fisik
suatukomponen seperti panjang, lebar, tinggi, kerataan, dan sebagainya. Dalam
penggunaannya pembacaan hasil pengukuran dengan alat ukur
mekanik dapat langsung dibaca pada
skala alat ukurnya atau dengan bantuan alat ukur lain yang memiliki skalau
ukur. Adapun alat ukur mekanik diantaranya adalah:
a.
Mistar Baja
Mistar baja digunakan di bengkel untuk
panjang, lebar atau tebal suatu benda. Mistar baja juga bisa dipakai
menggantikan straight edge untuk memeriksa kerataan, misalnya kerataan kepala
silindermotor/mobil. Permukaan dan bagian sisi rata mistar baja terdapat
guratan-guratan sebagai sisi ukur. Untuk ukuran metrik : 1 cm dibagi dalam 10
bagian atau 20 bagian yang sama, sedangkanpada ukuran inchi/ dim, 1 inchi
dibagi
menjadi 16 atau 32 bagian sehingga
berjarak 1/8”, 1/16”, 1/32”. Selain mistar baja, di bengkel juga sering
digunakan mistar gulung untuk mengukur bagian yang cembung, menyudut, cekung
dan benda-benda yang panjang dan tak bisa diukur dengan mistar baja.
Gambar 1.31
Mistar baja
b.
Straight Edge
Straight edge merupakan alat ukur untuk
mengukur kerataan atau kebengkokan permukaan dari suatu komponen. Bentuk straight
edge tampak seperti mistar baja, tetapi tidak terdapat skala ukuran pada
permukaannya serta lebih tebal. Dalam bidang otomotif, straight edge digunakan
misalnya untuk mengukur kerataan permukaan blok silinder dan kepala silinder sepeda
motor atau mobil. Untuk mengetahui kerataan dan keausan dari plat penekan,
masukkan feeler gauge ukuran tertentu di antara permukaan plat dan straight
edge.
Gambar 1.32 Straight
Edge
c.
Micrometer
Micrometer adalah alat ukur untuk
mengukur diameter (dalam/luar) maupun kedalaman lubang dangan tingkat akurasi bisa
mencapai 3 (empat) angka di belakang koma (0,001 mm).
Micrometer terbagi dalam 3 (tiga)
jenis, yaitu:
-
Outside micrometer, digunakan untuk
mengukur diameter luar sepperti pada piston, pin, poros engkol, dll.
Konstruksi micrometer luar secara umum
sama, tetapi untuk setiap jenisnya dilengkapi dengan perangkat tambahan yang
membantu menunjukkan tingkat ketelitian pengukuran alatnya. Tingkat ketelitian
micrometer luar bervariasi, yaitu 1/100 mm (0,01 mm) dan 1/1000 mm (0,001 mm).
Gambar 1.35 Outside Micrometer
Pembacaan hasil pengukuran dilakukan
dengan memperhatikan penunjukan antara skala pada tabung ukur dengan skala
nonius pada tabung putar yang segaris dengan skala tabung ukur.
-
Inside
Micrometer (Micrometer dalam) digunakan untuk mengukur diameter dalam
misalnya pada silinder, tromol rem dll. Inside Mikrometer terdiri dari 2 (dua)
jenis yaitu micrometer dalam dengan dua titik dan mikrometer dalam pengukur
tiga titik. Tingkat ketelitian mikrometer dalam pengukur dua titik adalah sampai
0,01 mm sedangkan mikrometer dalam pengukur tiga titik memiliki tingkat
ketelitian sampai dengan 0,005 mm.
Jika diperhatikan, konstruksi
mikrometer dalam pengukur dua titik tampak seperti mikrometer dalam tanpa
rangka. Tingkat pengukuran sebuah mikrometer dalam pengukur dua titik ialah 25
mm. Bila disambungkan dengan alat bantu tongkat ukuran tertentu dalam dapat
diperoleh batas ukur sampai 1500 mm.
Mikrometer Kedalaman (Micrometer depth
Gauge), digunakan untuk mengukur kedalaman lubang. Agar diperoleh hasil
pengukuran yang tepat, ujung ukur harus menyentuh bagian terdalam lubang yang
diukur. Landasan micrometer ini harus tepat berada pada permukaan lubang
komponen. Gambar berikut memperlihatkan konstruksi mikrometer kedalaman. Prinsip
Pengukuran dan Pembacaan Hasil Pengukuran Mikrometer. Pada bagian tabung ukur
maupun tabung putar terdapat garis- garis dan angka yang berfungsi membantu
pembacaan ukuran pengukuran. Skala tetap pada bagian tabung ukur (outer Sleeve)
memiliki pembagian dalam ukuran milimeter (mm). Jarak antara masing-masing
garis sebesar 1 mm. Di antara jarak tiap mm terdapat gurat ukur sebesar 0,5 mm.
Garis 1 mm terdapat pada Prinsip Pengukuran dan Pembacaan Hasil Pengukuran Mikrometer.
Pada bagian tabung ukur maupun tabung
putar terdapat garis- garis dan angka yang berfungsi membantu pembacaan ukuran pengukuran.
Skala tetap pada bagian tabung ukur (outer Sleeve) memiliki pembagian dalam
ukuran milimeter (mm). Jarak antara masing-masing garis sebesar 1 mm. Di antara
jarak tiap mm terdapat gurat ukur sebesar 0,5 mm. Garis 1 mm terdapat pada bagian
atas sedangkan garis 0,5 mm diletakkan di tengah bawah antara gurat (strip)
bawah skala milimeter. Jumlah garis dan angka pengukuran pada tabung putar
dibagi dalam 50 bagian yang sama. Prinsip pengukuran mikrometer adalah inner
sleeve bergerak dan memutarkan spindle melalui ulirnya. Jadi, jika inner sleeve
bergerak satu kali, spindle bergerak sebanyak satu ulir.
Jarak ulir inner sleeve ialah 0,5 mm
sehingga apabila tabung putar( t h im b le ) diputar satu kal, maka poros geser atau landasan (spindel)
akan bergerak sejauh 0,5 mm.Di sekeliling tabung putar terdapat skala ukur yang
terbagi dalam 50 bagian (50 gurat ukur), maka satu bagian gurat ukur pada
tabung putar( t h im lb e ) jaraknya 0,5 mm : 50 bagian = 0,01 mm. Jadi, besarnya
nilai skala pada tabung putar adalah 0,01 mm. Jika tabung putar bergerak satu
kali, landasan bergerak sebanyak satu gurat garis). Landasan bergerak satu
gurat (garis) dari tabung putar yang berarti telah bergerak sebesar 0,01 mm (0,5 x 1/50)
d.
Vernier Caliper/
sketmat/ Jangka Sorong
Vernier caliper atau sketmat merupakan
alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur diameter (luar dan dalam)
dan/atau kedalaman lubang. Vernier caliper mempunyai 2 skala pengukuran, yaitu
skala utama dan skala vernier atau skala nonius.
Berdasarkan konstruksinya, jangka
sorong dapat dibedakan seperti jangka sorong universal, jangka sorong dengan
ujung yang dapat berputar, jangka sorong pengukur ketinggian, jangka sorong
penukur kedalaman, jangka sorong pengukur jarak sumbu dll. Tingkat ketelitian
jangka sorong yang ada adalah 0,1 mm, 0,05 mm, dan 0,02 mm.
Metode pengukuran jangka sorong
menggunakan skala utama dan skala vernier (skala nonius). Skala vernier
digunakan untuk mengukur jarak kecil dengan cara mencari perbedaan antara dua
tanda. Metode ini disebut pengukuran vernier. Untuk menentukan hasil pengukuran
tetap harus memperhatikan pembacaan dua skala tersebut. Di bawah ini gambar
skala ukur pada jangka sorong. Dari gambar di atas, hasil pengukuran yang
ditunjukkan oleh jangka sorong ketelitian 0,1 mm adalah sebagai berikut :
1. skala utama : 19 mm x 1 = 19 mm
2.Skala vernier : 6 x 0,1 mm = 0,6 mm + Hasil
Pengukuran = 19,6 mm
f.Dial Indicator
Dial indikator digunakan untuk mengukur
atau memeriksa karataan, kesejajaran, kebundaran, kehalusan, kebengkokan, kelurusan,
dan ketirusan dari suatu benda. Dial indicator dapat melakukan pengukuran
dengan ketelitian hingga mencapai 0,0005 mm.
Gambar 1.42
Dial indikator
Konstruksi sebuah alat dial indikator
seperti terlihat pada gambar di atas, terdiri atas jam ukur (dial gauge) yang
di lengkapi dengan alat penopang seperti blok alas magnet, batang penyangga,
penjepit, dan baut penjepit. Skala dan ring dial indikator dapat berputar ke
angka 0 agar lurus dengan penunjuk.
Penghitung putaran ukur jam berfungsi
menghitung jumlah putaran penunjuk. Ukuran yang dapat dibaca oleh sebuah dial indikator
ditentukan oleh besar garis tengahnya, kemampuan putaran, dan jarak pembagian
garis ukuran. Pada dial indicator jarak garis ukurannya berbeda-beda seperti
0,0005mm, 0,002mm, dan 0,001mm.
Yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan dial indicator adalah keadaan permukaan benda yang akan diukur
harus bersih, posisi spindel dial (ujung peraba) tegak lurus pada permukaan
komponen yang diperiksa, dan metode pengukuran yang digunakan. Adapun metode
pengukuran yang digunakan dial indicator adalah sebagai berikut:
- benda kerja yang dipindahkan, dial
indikator tetap pada posisi diam.
- Dial indikator yang dipindahkan,
benda kerja tetap pada posisi diam.
- Benda kerja diputar, dial indikator
tetap pada posisi diam.
e. Cylinder Bore Gauge
Cylinder bore gauge termasuk dalam
jenis alat ukur yang menggunakan jam ukur (dial gauge). Dalam pengukuran komponen-komponen
otomotif, alat ini biasanya digunakan untuk mengukur diameter silinder dan
komponen lain secara teliti. Diameter daerah pengukuran yang dapat dijangkau
oleh cylinder bore gauge berkisar antara 50 mm sampai dengan 300 mm.
Seperti terlihat pada gambar di atas
konstruksi alat initerdiri dari sebuah jam ukur dan pada ujung lain terdapat runcing
pengukur (measuring point). Adapun komponen lain adalah cincin pengganti
(replacement washer) dan batang pengganti (replacement rod).kedua kompenen ini
baik cincin pengganti maupun batang pengganti tealah memiliki spesifikasi
ukuran tertentu. Oleh karana itu, kejelian dalam memilih spesifikasi ukuran
kedua komponen ini sangat membantu dan mempermudah kita dalam melakukan
pengukuran itu sendiri.
Contoh penggunaan cylinder bore gauge
adalah dalampengukuran diameter silinder. Langkah pertama yang harus dilakukan
adalah mengukur diameter silinder dengan jangka sorong (vernier caliper) untuk
mengetahui ukuran dari silinder dan untuk pemilihan spesifikasi cincin
pengganti dan batang pengganti. Selanjutnya, lihat angka di belakang koma
jangka sorong apakah lebih besar atau lebih kecil dari 0,5 mm.
Misalnya setelah dilakukan pengukuran hasil
akhir pengukurannya diketahui diameter silinder adalah 52,86 mm, maka pilihan
untuk batang pengganti adalah spesifikasi 50 mm, sedangkan cincin pengganti
adalah 3 mm. Bila hasil pengukuran dengan jangka sorong dalam pengukuran ini adalah
52,22 mm maka alternative pilihan batang pengganti adalah ukuran 50 mm dan
cincin pengganti 2 mm.
Tetapi, bila setelah pemilihan hasil
pengukuran pertama dari cincin pengganti 3 mm dan batang pengganti 50 mm, maka langkah
selanjutnya adalah kalibrasi cylinder bore gauge dengan menggunakan micrometer
luar (outside micrometer).
Caranya adalah micrometer luar diset
pada ukuran 52,86 mm. Tempatkan batang pengganti dan runcing pengukur ke dalam micrometer
luar tersebut dan dial gauge alat ini diset pada nol ke jarum penunjukannya.
micrometer luar tersebut dan dial gauge
alat ini diset pada nol ke jarum penunjukannya.
Gambar 1.44
Penggunaan Cylinder bore gauge pada silinder
Seperti terlihat pada gambar di atas,
cylinder bore gauge dimasukkan ke dalam silinder yang hendak di ukur, gerakkan cylinder
bore gauge secara perlahan-lahan sampai diperoleh hasil angka pengukuran
terkecil. Misalnya diperoleh angka pengukuran terkecil 0,03 mm, hal ini berarti
diameter silinder yang diukur tersebut 0,03 lebih kecil dari 52,86 mm. Dengan demikian,
hasil pengukuran adalah 52,83 mm (52,86 – 0,03mm).
f. Feeler Gauge
Feeler gauge
atau lidah ukur sering dipakai untuk mengukur celah yang sulit dijangkau oleh
alat ukur lainnya, misalnya celah katup, celah bantalan, celah samping ring
piston, dsb. Feeler gauge sering juga disebut dengan thicknes gauge.
Alat ini
terdiri dari beberapa lembaran baja tipis yang memiliki presisi ukuran sampai
0,01 mm. Umumnya thicknes gaugememiliki ketebalan antara 0,03 mm sampai 1,00
mm.
Gambar 1.45
feeler Gauge
Cara menggunaka
feeler gauge sangat mudah, yaitu dengan menyisipkan bilah atau lembar feeler
gauge ukuran tertentu di antara dua komponen yang akan diukur. Bila feeler gauge
terasa mudah masuk dan keluar, hal tersebut menunjukkan bahwa ukuran celah
tersebut masih belum sesuai.
Gantilah ukuran
feeler gauge dengan lembaran yang berbeda hingga dirasakan ukuran adanya
hambatan berupa gesekan antara lembar feeler gauge dengan sisi komponen yang diukur
saat ditarik keluar. Ukuran tebal feeler gauge sama dengan besar celah di
antara dua komponen tersebut.
g.
Screw Picth Gauge
Merupakan alat
yang digunakan untuk mengukur jarak ulir baut. Sama seperti feeler gauge, satu
set alat ini terdiri dari beberapa bilah dengan bentuk yang berbeda. Ukuran setiap
bilah tercantum pada tiap bilahnya
h. Hidrometer
Hydrometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis elektrolit dalam aki.
Ketika aki digunakan untuk starter, lampu, dan sebagainya, terjadi reaksi
pengosongan atau baterai mengeluarkan arus listrik yang menyebabkan asam sulfat
(H2So4) sedikit demi sedikit berubah menjadi H2O.
Akibatnya berat
jenis turun karena konsentrasi elektrolitnya berkurang. Bentuk sebuah
hidrometer lengkap dengan pengukur aero dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Untuk mengukur berat jenis baterai, masukkan hydrometer ke dalam sel baterai, lalu
hisaplah elektrolit ke dalam tabung gelas hidrometer sampai pelampung tidak
menyentuh tabung gelas. Bacalah hasil berat jenis elektorlit setinggi mata.
Berat jenis
elektrolit yang diijinkan untuk aki antara 1,220 – 1,229. bila aki dalam
keadaan isi penuh, berat jenisnya harus 1,26 sampai 1,28 pada suhu 20°C. Jika
ditemukan berat jenis elektrolit dari hasil pengukuran kurang dari 1,220, maka
hal yang perlu dilakukan adalah aki perlu diisi atau di-charge sampai penuh.
Namun bila berat jenis aki melebihi batas maksimum atau di atas 1,290 maka
tambahkan air suling untuk menurunkan berat jenis aki sampai kondisi normal.
i.Pengukur Tekanan
Kompresi (Compression
Tester)
Untuk mengukur
tekanan kompresi piston digunakan Compression tester. Alat ini dibedakan
menjadi pengukur tekanan kompresi untuk motor bensin dan pengukur tekanan kompresi
motor diesel. Manometer pada alat ini berfungsi untuk menunjukkan besar tekanan
kompresi silinder ketika dilakukan pengukuran.
Di dalam manometer
terdapat jarum penunjuk dan skala tekanan kompresi dalam beberapa satuan
ukuran. Gambar model alat pengukur tekanan kompresi ddan cara penggunaan dapat
dilihat pada gambar di bawah ini prosedur pengukuran tekanan kompresi adalah
sebagai berikut :
- Lepaskan busi
dari rumahnya, masukkan ujung slang compression tester pada rumah busi
- Starter mesin
beberapa saat sampai mesin berputar 200 rpm, lalu baca besar tekanan kompresi
pada manometer
- Tekanan
kompresi yang rendah menunjukkan ring piston yang aus, kebocoran pada packing,
dan penyetelan celah katup yang terlalu renggang.
2. Alat Ukur Elektrik
Alat ukur
listrik adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur besaran listrik seperti
tegangan (V), Arus (I), tahanan (Ω) dan daya (W). alat ukur listrik yang biasa
digunakan pada bengkel otomotif adalah multimeter/ Avometer (Ampere-Volt-Ohm
meter).
Amperemeter
adalah alat yang digunakan untuk mengukur besar arus listrik pada jaringan atau
instalasi kelistrikan. Pemakaian amperemeter yang benar adalah dihubungkan
secara seri dengan rangkaian yang hendak diukur arusnya.
Gambar 1.52
Penggunaan Amperemeter
Tahanan dalam
amperemeter sangat kecil sehingga apabila dihubungkan secara paralel pada
pengukuran arus listrik akan terjadi hubungan singkat yang mengakibatkan rusaknya
amperemeter.
Amperemeter akan digunakan untuk mengukur kuat arus aki sebuah
sepeda motor. Tidak dibenarkan menghubungkan langsung terminal positif aki
dengan salah satu kabel terminal amperemeter dan menghubungkan kabel terminal
amperemeter lain dengan terminal negatif aki (dihubungkan secara paralel). Penyambungan
secara langsung ini akan mengakibatkan terjadinya hubungan singkat yang
menyebabkan kerusakan pada amperemeter. Jika hendak mengukur arus aki, terlebih
dahulu harus memeriksa rangkaian listrik sepeda motor seperti system penerangan,
klakson, dan sebagainya yang menggunakan aki sebagai sumber arus, baru kemudian
dapat diukur arus baterai yang dipakai untuk sistem penerangan itu. Penggunaan amperemeter
yang benar adalah dengan menghubungkan terminal negatif amperemeter pada kabel
arus positif aki. Kemudian hubungkan terminal positif amperemeter dengan kabel
sistem penerangan.
b. Voltmeter
Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besar
tegangan listrik yang mengalir dalam sebuah rangkaian listrik pada sebuah
sumber arus seperti aki, generator, alternator, dan sebagainya. Berbeda dengan
amperemeter yang dihubungkan secara seri, penggunaan voltmeter dilakukan dengan
menghubungkan secara paralel terhadap kedua ujung rangkaiannya. Terminal positif
voltmeter dihubungkan dengan sumber arus listrik,
sedangkan
terminal negative dihubungkan dengan massa atau terminal negative. ada contoh pengukuran seperti pada gambar di atas, untuk
mengetahui besarnya arus listrik yang mengalir pada rangkaian sistem penerangan
maka prosedur pengukurannya dengan menghubungkan kabel terminal positif
voltmeter pada kabel arus sistem penerangan. Sedangkan kabel negative voltmeter
dihubungkan dengan massa atau terminal negatif aki.
c. Ohm-meter
Ohmmeter adalah
alat pengukur hambatan atau tahanan suatu komponen. Pengukuran hambatan ini
dilakukan pada saat mesin mati, dalam keadaan tanpa arus listrik, atau sumber
arus listriknya telah diputuskan. Pemakaian ohmmeter yang lama akan membuat
baterainya menjadi lemah dan mengakibatkan pembacaan pengukuran menjadi tidak
tepat. Sebab itu, ketika dipakai untuk mengukur tahanan suatu rangkaian
komponen listrik atau lainnya, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi ohmmeter. Penggunaan
ohmmeter untuk pemeriksaan tahanan system kelistrikan otomotif cukup banyak,
seperti mengukur tahanan kabel tegangan tinggi, tahanan lilitan dalam
alternator, tahanan resistor pada system pengapian konvensional (pada mbil),
dsb Multitester atau multimeter sering juga disebut AVO meter yang dimana AVO
ini merupakan singkatan dari Ampere-Volt- Ohm. Avo meter adalah alat uku yang
berfungsi untuk mengukur kuat arus listrik, tegangan dan tahanan rangkaian kelistrikan,
dan hubungan singkat komponen system kelistrikan. Terdapat dua jenis multimeter,
yaitu jenis digital yang penunjukan hasil pengukurannya langsung dengan angka-angka,
dan multimeter analog yang menggunakan jarum penunjuk sebagai penunjuk hasil
pengukuran. Multimeter merupakan alat yang peka terhadap medan magnet. Dengan demikian,
multimeter tidak boleh disimpan dalam suatu lapangan magnit yang kuat sebab
dapat mengurasingi sensitivitas alat ukur. Baterai yang telah habis yang
dibiarkan tinggal dalam alat multimeter dapat menyebabkan masuknya elektrolit
ke dalam komponen sehingga menyebabkan kerusakan
Gambar 1.59
Multimeter Analog
Ketika hendak
menggunakan multimeter terlebih dahulu selector diarahkan pada pilihan jenis
pengukuran yang akan dilakukan misalnya tahanan (Ω), arus (A), voltase (V) dan sesuaikan
dengan pilihan range nilai pengukuran tiap-tiap jenispengukuran misalnya 25 V,
50 V, 250 mA, X1 Ω, X10 Ω, lalu kalibrasi agar alat penunjukan ukuran hasil
pengukuran dengan tepat. Selanjutnya pembacaan hasil pengukuran pada skala ukur
disesuaikan dengan pilihan pengukuran yang diarahkan selector.
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat ukur (measuring tool) merupakan
suatu alat untuk mengetahui besaran, ukuran atau dimensi dan kondisi fisik
suatu komponen. Sacara umum alat ukur yang digunakan terdiri atas alat ukur
mekanik dan alat ukur listrik.
Keduanya memiliki fungsi yang
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan jenis kegiatan yang dikerjakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar