Senin, 02 Desember 2013



MAKALAH OTOMOTIF
ALAT UKUR












Disusun oleh:
Mantra Innama
Teknik otomotif

POLIKTEKNIK DHARMA PATRIA
TEKNIK OTOMOTIF TAHUN AKADEMIK 2010/2011
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan mengucap syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq dan inayahnya kepada kami sehingga makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Kampus” dapat diselesaikan dan disajikan sebagai tugas mata kuliah Pancasila.
Makalah ini disusun agar pembaca khususnya para mahasiswa dapat lebih memahami pancasila dalam berbagai bidang kehidupan,serta pengamalannya dalam paranannya sebagai manusia pancasila yang berada dalam lingkup perguruan tinggi.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan pihak-pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.
Penyusun mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan untuk itu kami menerima kritik dan sarannya demi perbaikan selanjutnya.
Terima kasih.

Kebumen, 25 Januari 2011

Penyusun.


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
A.    Alat-alat ukur
B.     Macam-macam alat ukur
-          Alat ukur mekanik
-          Alat ukur elektrik
BAB III PENUTUP
  1. KESIMPULAN


DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dalam melakukan suatu pekerjaan, manusia memiliki keterbatasan dimana terdapatnya pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan secara efektif dan efisien tanpa adanya factor penunjang. Oleh karena itu dibutuhkan yang namanya fasilitas penunjang agar pekerjaan yang rumit bisa menjadi lebih mudah dan dapat terselesaikan dengan waktu yang relative singkat.
Peralatan Kerja bengkel adalah sekumpulan alat/perkakas yang sering dipakai oleh mekanik dalam melakukan pekerjaan di bengkel, misalnya dalam kegiatan-kegiatan produksi, perawatan, perbaikan dan reparasi. Bagi seorang mekanik yang sehari-harinya melakukan aktifitas tersebut, jelas memerlukan peralatan guna membantu agar pekerjaannya bisa terselesaikan secara efektif dan efisien. Penggunaan peralatan yang benar dan sesuai fungsinya merupakan keharusan.
Secara umum peralatan kerja dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) bagian utama, yaitu: alat-alat tangan (basic hand tools), alat-alat ukur (measuring tools) dan alat-alat khusus (special service tools-SST).


BAB II PEMBAHASAN

A. Alat-alat ukur
Alat ukur (measuring tool) merupakan suatu alat untuk mengetahui besaran baik itu besaran, ukuran atau dimensi dan kondisi fisik suatu komponen. Sacara umum alat ukur yang sering digunakan terdiri atas alat ukur mekanik dan alat ukur listrik.
1.Alat Ukur Mekanik
Alat ukur mekanik adalah alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengetahui ukuran atau dimensi dan kondisi fisik suatukomponen seperti panjang, lebar, tinggi, kerataan, dan sebagainya. Dalam penggunaannya pembacaan hasil pengukuran dengan alat ukur
mekanik dapat langsung dibaca pada skala alat ukurnya atau dengan bantuan alat ukur lain yang memiliki skalau ukur. Adapun alat ukur mekanik diantaranya adalah:
a.      Mistar Baja
Mistar baja digunakan di bengkel untuk panjang, lebar atau tebal suatu benda. Mistar baja juga bisa dipakai menggantikan straight edge untuk memeriksa kerataan, misalnya kerataan kepala silindermotor/mobil. Permukaan dan bagian sisi rata mistar baja terdapat guratan-guratan sebagai sisi ukur. Untuk ukuran metrik : 1 cm dibagi dalam 10 bagian atau 20 bagian yang sama, sedangkanpada ukuran inchi/ dim, 1 inchi dibagi
menjadi 16 atau 32 bagian sehingga berjarak 1/8”, 1/16”, 1/32”. Selain mistar baja, di bengkel juga sering digunakan mistar gulung untuk mengukur bagian yang cembung, menyudut, cekung dan benda-benda yang panjang dan tak bisa diukur dengan mistar baja.

Gambar 1.31 Mistar baja

b.      Straight Edge
Straight edge merupakan alat ukur untuk mengukur kerataan atau kebengkokan permukaan dari suatu komponen. Bentuk straight edge tampak seperti mistar baja, tetapi tidak terdapat skala ukuran pada permukaannya serta lebih tebal. Dalam bidang otomotif, straight edge digunakan misalnya untuk mengukur kerataan permukaan blok silinder dan kepala silinder sepeda motor atau mobil. Untuk mengetahui kerataan dan keausan dari plat penekan, masukkan feeler gauge ukuran tertentu di antara permukaan plat dan straight edge.
Gambar 1.32 Straight Edge

c.       Micrometer
Micrometer adalah alat ukur untuk mengukur diameter (dalam/luar) maupun kedalaman lubang dangan tingkat akurasi bisa mencapai 3 (empat) angka di belakang koma (0,001 mm).
Micrometer terbagi dalam 3 (tiga) jenis, yaitu:
-          Outside micrometer, digunakan untuk mengukur diameter luar sepperti pada piston, pin, poros engkol, dll.
Konstruksi micrometer luar secara umum sama, tetapi untuk setiap jenisnya dilengkapi dengan perangkat tambahan yang membantu menunjukkan tingkat ketelitian pengukuran alatnya. Tingkat ketelitian micrometer luar bervariasi, yaitu 1/100 mm (0,01 mm) dan 1/1000 mm (0,001 mm).
Gambar 1.35 Outside Micrometer
Pembacaan hasil pengukuran dilakukan dengan memperhatikan penunjukan antara skala pada tabung ukur dengan skala nonius pada tabung putar yang segaris dengan skala tabung ukur.
-          Inside Micrometer (Micrometer dalam) digunakan untuk mengukur diameter dalam misalnya pada silinder, tromol rem dll. Inside Mikrometer terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu micrometer dalam dengan dua titik dan mikrometer dalam pengukur tiga titik. Tingkat ketelitian mikrometer dalam pengukur dua titik adalah sampai 0,01 mm sedangkan mikrometer dalam pengukur tiga titik memiliki tingkat ketelitian sampai dengan 0,005 mm.
Jika diperhatikan, konstruksi mikrometer dalam pengukur dua titik tampak seperti mikrometer dalam tanpa rangka. Tingkat pengukuran sebuah mikrometer dalam pengukur dua titik ialah 25 mm. Bila disambungkan dengan alat bantu tongkat ukuran tertentu dalam dapat diperoleh batas ukur sampai 1500 mm.
Mikrometer Kedalaman (Micrometer depth Gauge), digunakan untuk mengukur kedalaman lubang. Agar diperoleh hasil pengukuran yang tepat, ujung ukur harus menyentuh bagian terdalam lubang yang diukur. Landasan micrometer ini harus tepat berada pada permukaan lubang komponen. Gambar berikut memperlihatkan konstruksi mikrometer kedalaman. Prinsip Pengukuran dan Pembacaan Hasil Pengukuran Mikrometer. Pada bagian tabung ukur maupun tabung putar terdapat garis- garis dan angka yang berfungsi membantu pembacaan ukuran pengukuran. Skala tetap pada bagian tabung ukur (outer Sleeve) memiliki pembagian dalam ukuran milimeter (mm). Jarak antara masing-masing garis sebesar 1 mm. Di antara jarak tiap mm terdapat gurat ukur sebesar 0,5 mm. Garis 1 mm terdapat pada Prinsip Pengukuran dan Pembacaan Hasil Pengukuran Mikrometer.
Pada bagian tabung ukur maupun tabung putar terdapat garis- garis dan angka yang berfungsi membantu pembacaan ukuran pengukuran. Skala tetap pada bagian tabung ukur (outer Sleeve) memiliki pembagian dalam ukuran milimeter (mm). Jarak antara masing-masing garis sebesar 1 mm. Di antara jarak tiap mm terdapat gurat ukur sebesar 0,5 mm. Garis 1 mm terdapat pada bagian atas sedangkan garis 0,5 mm diletakkan di tengah bawah antara gurat (strip) bawah skala milimeter. Jumlah garis dan angka pengukuran pada tabung putar dibagi dalam 50 bagian yang sama. Prinsip pengukuran mikrometer adalah inner sleeve bergerak dan memutarkan spindle melalui ulirnya. Jadi, jika inner sleeve bergerak satu kali, spindle bergerak sebanyak satu ulir.
Jarak ulir inner sleeve ialah 0,5 mm sehingga apabila tabung putar( t h im b le ) diputar satu kal, maka poros geser atau landasan (spindel) akan bergerak sejauh 0,5 mm.Di sekeliling tabung putar terdapat skala ukur yang terbagi dalam 50 bagian (50 gurat ukur), maka satu bagian gurat ukur pada tabung putar( t h im lb e ) jaraknya 0,5 mm : 50 bagian = 0,01 mm. Jadi, besarnya nilai skala pada tabung putar adalah 0,01 mm. Jika tabung putar bergerak satu kali, landasan bergerak sebanyak satu gurat garis). Landasan bergerak satu gurat (garis) dari tabung putar yang berarti telah bergerak sebesar 0,01 mm (0,5 x 1/50)
d.      Vernier Caliper/ sketmat/ Jangka Sorong
Vernier caliper atau sketmat merupakan alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur diameter (luar dan dalam) dan/atau kedalaman lubang. Vernier caliper mempunyai 2 skala pengukuran, yaitu skala utama dan skala vernier atau skala nonius.
Berdasarkan konstruksinya, jangka sorong dapat dibedakan seperti jangka sorong universal, jangka sorong dengan ujung yang dapat berputar, jangka sorong pengukur ketinggian, jangka sorong penukur kedalaman, jangka sorong pengukur jarak sumbu dll. Tingkat ketelitian jangka sorong yang ada adalah 0,1 mm, 0,05 mm, dan 0,02 mm.
Metode pengukuran jangka sorong menggunakan skala utama dan skala vernier (skala nonius). Skala vernier digunakan untuk mengukur jarak kecil dengan cara mencari perbedaan antara dua tanda. Metode ini disebut pengukuran vernier. Untuk menentukan hasil pengukuran tetap harus memperhatikan pembacaan dua skala tersebut. Di bawah ini gambar skala ukur pada jangka sorong. Dari gambar di atas, hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong ketelitian 0,1 mm adalah sebagai berikut :
1. skala utama : 19 mm x 1 = 19 mm
2.Skala vernier : 6 x 0,1 mm = 0,6 mm + Hasil Pengukuran = 19,6 mm
f.Dial Indicator
Dial indikator digunakan untuk mengukur atau memeriksa karataan, kesejajaran, kebundaran, kehalusan, kebengkokan, kelurusan, dan ketirusan dari suatu benda. Dial indicator dapat melakukan pengukuran dengan ketelitian hingga mencapai 0,0005 mm.
Gambar 1.42 Dial indikator
Konstruksi sebuah alat dial indikator seperti terlihat pada gambar di atas, terdiri atas jam ukur (dial gauge) yang di lengkapi dengan alat penopang seperti blok alas magnet, batang penyangga, penjepit, dan baut penjepit. Skala dan ring dial indikator dapat berputar ke angka 0 agar lurus dengan penunjuk.
Penghitung putaran ukur jam berfungsi menghitung jumlah putaran penunjuk. Ukuran yang dapat dibaca oleh sebuah dial indikator ditentukan oleh besar garis tengahnya, kemampuan putaran, dan jarak pembagian garis ukuran. Pada dial indicator jarak garis ukurannya berbeda-beda seperti 0,0005mm, 0,002mm, dan 0,001mm.
Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan dial indicator adalah keadaan permukaan benda yang akan diukur harus bersih, posisi spindel dial (ujung peraba) tegak lurus pada permukaan komponen yang diperiksa, dan metode pengukuran yang digunakan. Adapun metode pengukuran yang digunakan dial indicator adalah sebagai berikut:
- benda kerja yang dipindahkan, dial indikator tetap pada posisi diam.
- Dial indikator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada posisi diam.
- Benda kerja diputar, dial indikator tetap pada posisi diam.

e. Cylinder Bore Gauge
Cylinder bore gauge termasuk dalam jenis alat ukur yang menggunakan jam ukur (dial gauge). Dalam pengukuran komponen-komponen otomotif, alat ini biasanya digunakan untuk mengukur diameter silinder dan komponen lain secara teliti. Diameter daerah pengukuran yang dapat dijangkau oleh cylinder bore gauge berkisar antara 50 mm sampai dengan 300 mm.
Seperti terlihat pada gambar di atas konstruksi alat initerdiri dari sebuah jam ukur dan pada ujung lain terdapat runcing pengukur (measuring point). Adapun komponen lain adalah cincin pengganti (replacement washer) dan batang pengganti (replacement rod).kedua kompenen ini baik cincin pengganti maupun batang pengganti tealah memiliki spesifikasi ukuran tertentu. Oleh karana itu, kejelian dalam memilih spesifikasi ukuran kedua komponen ini sangat membantu dan mempermudah kita dalam melakukan
pengukuran itu sendiri.
Contoh penggunaan cylinder bore gauge adalah dalampengukuran diameter silinder. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengukur diameter silinder dengan jangka sorong (vernier caliper) untuk mengetahui ukuran dari silinder dan untuk pemilihan spesifikasi cincin pengganti dan batang pengganti. Selanjutnya, lihat angka di belakang koma jangka sorong apakah lebih besar atau lebih kecil dari 0,5 mm.
Misalnya setelah dilakukan pengukuran hasil akhir pengukurannya diketahui diameter silinder adalah 52,86 mm, maka pilihan untuk batang pengganti adalah spesifikasi 50 mm, sedangkan cincin pengganti adalah 3 mm. Bila hasil pengukuran dengan jangka sorong dalam pengukuran ini adalah 52,22 mm maka alternative pilihan batang pengganti adalah ukuran 50 mm dan cincin pengganti 2 mm.
Tetapi, bila setelah pemilihan hasil pengukuran pertama dari cincin pengganti 3 mm dan batang pengganti 50 mm, maka langkah selanjutnya adalah kalibrasi cylinder bore gauge dengan menggunakan micrometer luar (outside micrometer).
Caranya adalah micrometer luar diset pada ukuran 52,86 mm. Tempatkan batang pengganti dan runcing pengukur ke dalam micrometer luar tersebut dan dial gauge alat ini diset pada nol ke jarum penunjukannya.

micrometer luar tersebut dan dial gauge alat ini diset pada nol ke jarum penunjukannya.
Gambar 1.44 Penggunaan Cylinder bore gauge pada silinder

Seperti terlihat pada gambar di atas, cylinder bore gauge dimasukkan ke dalam silinder yang hendak di ukur, gerakkan cylinder bore gauge secara perlahan-lahan sampai diperoleh hasil angka pengukuran terkecil. Misalnya diperoleh angka pengukuran terkecil 0,03 mm, hal ini berarti diameter silinder yang diukur tersebut 0,03 lebih kecil dari 52,86 mm. Dengan demikian, hasil pengukuran adalah 52,83 mm (52,86 – 0,03mm).


f. Feeler Gauge
Feeler gauge atau lidah ukur sering dipakai untuk mengukur celah yang sulit dijangkau oleh alat ukur lainnya, misalnya celah katup, celah bantalan, celah samping ring piston, dsb. Feeler gauge sering juga disebut dengan thicknes gauge.
Alat ini terdiri dari beberapa lembaran baja tipis yang memiliki presisi ukuran sampai 0,01 mm. Umumnya thicknes gaugememiliki ketebalan antara 0,03 mm sampai 1,00 mm.
Gambar 1.45 feeler Gauge

Cara menggunaka feeler gauge sangat mudah, yaitu dengan menyisipkan bilah atau lembar feeler gauge ukuran tertentu di antara dua komponen yang akan diukur. Bila feeler gauge terasa mudah masuk dan keluar, hal tersebut menunjukkan bahwa ukuran celah tersebut masih belum sesuai.
Gantilah ukuran feeler gauge dengan lembaran yang berbeda hingga dirasakan ukuran adanya hambatan berupa gesekan antara lembar feeler gauge dengan sisi komponen yang diukur saat ditarik keluar. Ukuran tebal feeler gauge sama dengan besar celah di antara dua komponen tersebut.
g.      Screw Picth Gauge
Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jarak ulir baut. Sama seperti feeler gauge, satu set alat ini terdiri dari beberapa bilah dengan bentuk yang berbeda. Ukuran setiap bilah tercantum pada tiap bilahnya
h. Hidrometer
Hydrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis elektrolit dalam aki. Ketika aki digunakan untuk starter, lampu, dan sebagainya, terjadi reaksi pengosongan atau baterai mengeluarkan arus listrik yang menyebabkan asam sulfat (H2So4) sedikit demi sedikit berubah menjadi H2O.
Akibatnya berat jenis turun karena konsentrasi elektrolitnya berkurang. Bentuk sebuah hidrometer lengkap dengan pengukur aero dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Untuk mengukur berat jenis baterai, masukkan hydrometer ke dalam sel baterai, lalu hisaplah elektrolit ke dalam tabung gelas hidrometer sampai pelampung tidak menyentuh tabung gelas. Bacalah hasil berat jenis elektorlit setinggi mata.
Berat jenis elektrolit yang diijinkan untuk aki antara 1,220 – 1,229. bila aki dalam keadaan isi penuh, berat jenisnya harus 1,26 sampai 1,28 pada suhu 20°C. Jika ditemukan berat jenis elektrolit dari hasil pengukuran kurang dari 1,220, maka hal yang perlu dilakukan adalah aki perlu diisi atau di-charge sampai penuh. Namun bila berat jenis aki melebihi batas maksimum atau di atas 1,290 maka tambahkan air suling untuk menurunkan berat jenis aki sampai kondisi normal.
i.Pengukur Tekanan Kompresi (Compression Tester)
Untuk mengukur tekanan kompresi piston digunakan Compression tester. Alat ini dibedakan menjadi pengukur tekanan kompresi untuk motor bensin dan pengukur tekanan kompresi motor diesel. Manometer pada alat ini berfungsi untuk menunjukkan besar tekanan kompresi silinder ketika dilakukan pengukuran.
Di dalam manometer terdapat jarum penunjuk dan skala tekanan kompresi dalam beberapa satuan ukuran. Gambar model alat pengukur tekanan kompresi ddan cara penggunaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini prosedur pengukuran tekanan kompresi adalah sebagai berikut :
- Lepaskan busi dari rumahnya, masukkan ujung slang compression tester pada rumah busi
- Starter mesin beberapa saat sampai mesin berputar 200 rpm, lalu baca besar tekanan kompresi pada manometer
- Tekanan kompresi yang rendah menunjukkan ring piston yang aus, kebocoran pada packing, dan penyetelan celah katup yang terlalu renggang.

2. Alat Ukur Elektrik
Alat ukur listrik adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur besaran listrik seperti tegangan (V), Arus (I), tahanan (Ω) dan daya (W). alat ukur listrik yang biasa digunakan pada bengkel otomotif adalah multimeter/ Avometer (Ampere-Volt-Ohm meter).
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besar arus listrik pada jaringan atau instalasi kelistrikan. Pemakaian amperemeter yang benar adalah dihubungkan secara seri dengan rangkaian yang hendak diukur arusnya.


Gambar 1.52 Penggunaan Amperemeter
Tahanan dalam amperemeter sangat kecil sehingga apabila dihubungkan secara paralel pada pengukuran arus listrik akan terjadi hubungan singkat yang mengakibatkan rusaknya amperemeter.
Amperemeter akan digunakan untuk mengukur kuat arus aki sebuah sepeda motor. Tidak dibenarkan menghubungkan langsung terminal positif aki dengan salah satu kabel terminal amperemeter dan menghubungkan kabel terminal amperemeter lain dengan terminal negatif aki (dihubungkan secara paralel). Penyambungan secara langsung ini akan mengakibatkan terjadinya hubungan singkat yang menyebabkan kerusakan pada amperemeter. Jika hendak mengukur arus aki, terlebih dahulu harus memeriksa rangkaian listrik sepeda motor seperti system penerangan, klakson, dan sebagainya yang menggunakan aki sebagai sumber arus, baru kemudian dapat diukur arus baterai yang dipakai untuk sistem penerangan itu. Penggunaan amperemeter yang benar adalah dengan menghubungkan terminal negatif amperemeter pada kabel arus positif aki. Kemudian hubungkan terminal positif amperemeter dengan kabel sistem penerangan.

b. Voltmeter
Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik yang mengalir dalam sebuah rangkaian listrik pada sebuah sumber arus seperti aki, generator, alternator, dan sebagainya. Berbeda dengan amperemeter yang dihubungkan secara seri, penggunaan voltmeter dilakukan dengan menghubungkan secara paralel terhadap kedua ujung rangkaiannya. Terminal positif voltmeter dihubungkan dengan sumber arus listrik,
sedangkan terminal negative dihubungkan dengan massa atau terminal negative. ada contoh pengukuran seperti pada gambar di atas, untuk mengetahui besarnya arus listrik yang mengalir pada rangkaian sistem penerangan maka prosedur pengukurannya dengan menghubungkan kabel terminal positif voltmeter pada kabel arus sistem penerangan. Sedangkan kabel negative voltmeter dihubungkan dengan massa atau terminal negatif aki.
c. Ohm-meter
Ohmmeter adalah alat pengukur hambatan atau tahanan suatu komponen. Pengukuran hambatan ini dilakukan pada saat mesin mati, dalam keadaan tanpa arus listrik, atau sumber arus listriknya telah diputuskan. Pemakaian ohmmeter yang lama akan membuat baterainya menjadi lemah dan mengakibatkan pembacaan pengukuran menjadi tidak tepat. Sebab itu, ketika dipakai untuk mengukur tahanan suatu rangkaian komponen listrik atau lainnya, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi ohmmeter. Penggunaan ohmmeter untuk pemeriksaan tahanan system kelistrikan otomotif cukup banyak, seperti mengukur tahanan kabel tegangan tinggi, tahanan lilitan dalam alternator, tahanan resistor pada system pengapian konvensional (pada mbil), dsb Multitester atau multimeter sering juga disebut AVO meter yang dimana AVO ini merupakan singkatan dari Ampere-Volt- Ohm. Avo meter adalah alat uku yang berfungsi untuk mengukur kuat arus listrik, tegangan dan tahanan rangkaian kelistrikan, dan hubungan singkat komponen system kelistrikan. Terdapat dua jenis multimeter, yaitu jenis digital yang penunjukan hasil pengukurannya langsung dengan angka-angka, dan multimeter analog yang menggunakan jarum penunjuk sebagai penunjuk hasil pengukuran. Multimeter merupakan alat yang peka terhadap medan magnet. Dengan demikian, multimeter tidak boleh disimpan dalam suatu lapangan magnit yang kuat sebab dapat mengurasingi sensitivitas alat ukur. Baterai yang telah habis yang dibiarkan tinggal dalam alat multimeter dapat menyebabkan masuknya elektrolit ke dalam komponen sehingga menyebabkan kerusakan


Gambar 1.59 Multimeter Analog
Ketika hendak menggunakan multimeter terlebih dahulu selector diarahkan pada pilihan jenis pengukuran yang akan dilakukan misalnya tahanan (Ω), arus (A), voltase (V) dan sesuaikan dengan pilihan range nilai pengukuran tiap-tiap jenispengukuran misalnya 25 V, 50 V, 250 mA, X1 Ω, X10 Ω, lalu kalibrasi agar alat penunjukan ukuran hasil pengukuran dengan tepat. Selanjutnya pembacaan hasil pengukuran pada skala ukur disesuaikan dengan pilihan pengukuran yang diarahkan selector.

BAB II PENUTUP

A.   Kesimpulan
Alat ukur (measuring tool) merupakan suatu alat untuk mengetahui besaran, ukuran atau dimensi dan kondisi fisik suatu komponen. Sacara umum alat ukur yang digunakan terdiri atas alat ukur mekanik dan alat ukur listrik.
Keduanya memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan jenis kegiatan yang dikerjakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar