KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT,
shalawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, karena
dengan taufik dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan laporan hasil Praktek
Kerja Lapangan (PKL/PSG).
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2010/2011 Jurusan
Mekanik Teknik Otomotif.
Dan dalam kesempatan ini pula, kami hendak
menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang membantu kami dalam
menyelesaikan penulisan Laporan Praktek Kerja Industri ini, diantaranya :
1. Bapak Drs.Asep Saripul
Anam, selaku Kepala SMK Negeri 7 Balaeendah yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan PKL
2. Bapak Yayat Supriyatna,S.Pd,
selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang
Hubungan Industri.
3. Bapak Drs.Dudi
Tjardiman, selaku pembimbing dari sekolah yang telah senantiasa mengontrol dan
membimbing kami pada saat pelaksanaan PKL.
4. Bapak Slamet Budiono,
selaku pembimbing dari perusahan yang telah senantiasa membimbing kami sewaktu
melaksanakan kegiatan di perusahaan.
5. Kedua orang tua yang
telah membantu do’a dan dorongan serta bantuan baik moril maupun materil.
6. Semua pihak yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu yang telah memberi motivasi dan dorongan dalam
melaksanakan PKL.
Dalam
menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL), penulis menyadari sepenuhnya,
bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari sempurna, akan
tetapi dengan kemampuan yang ada kami mencoba untuk menyusun sebaik mungkin
dengan harapa
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar …………………………………………………………….. i
Daftar Isi …………………………………………………………………… 1
Daftar Gambar …………………………………………………………….. 2
Daftar Lampiran…………………………………………………………… 3
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang Praktek Kerja Industri (PKL)………………….
4
1.2 Landasan
Hukum (PKL)……………………………………….. 4
1.3 Tujuan
Pembuatan Laporan……………………………………….
1.4 Uraian
Pembatasan Bahan Materi Kegiantan Praktek……………
1.5
Sistematika Penulisan Laporan PKL……………………………..
BAB II
Uraian Perusahaan
2.1 Visi dan
Misi Perusahaan…………………………………………
2.2 Sejarah
Berdirinya Perusahaan…………………………………..
BAB III
Landasan Teori
BAB IV Materi Kegiatan Prakerin
BAB V Penutup
Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
BAB III
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Rem
Rem berfungsi untuk mengurangi
kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta memberikan
kemungkinan dapat memparkir kendaraan ditempat yang menurun.Peranan rem sangat
penting dalam sistem mesin, misalnya pada mesin mobil, sepeda motor, mesin
cuci, dan sebagainya. Selain itu rem juga mempunyai kelemahan yaitu rem sering
mengalami blong, hal ini diakibatkan
karena pemeliharaan yang kurang rutin dan penyebab terjadinya rem blong yaitu
pad rem habis (aus), minyak rem habis, dan terjadinya kebocoran pada seal
piston rem, master rem, ataupun pada selang remnya, maka dari itu pemeliharaan rem harus sangat
diperhatikan.
2. Jenis-jenis rem
Rem dibagi menjadi dua
jenis yaitu :
a. Rem cakram
Mobil modern kebanyakan
telah menerapkan piranti yang satu ini.Biasanya piranti seperti ini dapat
ditemukan pada roda kendaraan baru sehingga dalam setiap penggunaannya menjadi
maksimal dan terarah.
Rem cakram menjadi
salah satu sistem pengereman modern terbaik pada mobil dan ideal untuk
diterapkan pada setiap mobil, terutama yang telah memakai mesin berkapasitas CC
besar. Sistem kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram yang biasanya
dipasang pada roda kendaraan melalui caliper yang digerakkan oleh piston untuk
mendorong sepatu rem (brake pads) ke cakram.
1. Kelebihan rem cakram
Rem cakram dapat
digunakan dari berbagai suhu, sehingga hampir semua kendaraan menerapkan sistem
rem cakram sebagai andalanya.selain itu rem cakram tahan terhadap genangan air
sehingga pada kendaraan yang telah menggunakan rem cakram dapat menerjang
banjir.
Kemudian rem cakram
memiliki sistem rem yang berpendingin diluar (terbuka) sehingga pendinginan
dapat dilakukan pada saat mobil melaju, ada beberapa cakram yang juga
dilengkapi oleh ventilasi (ventilatin disk) atau cakram yang memiliki lubang sehingga
pendinginan rem lebih maksimal digunakan.
Kegunaan rem cakram
banyak dipergunakan pada roda depan kendaraan karena gaya dorong untuk berhenti
pada bagian depan kendaraan lebih besar dibandingkan di belakang sehingga
membutuhkan pengereman yang lebih pada bagian depan. Namun saat ini telah
banyak mobil yang menggunakan rem cakram
pada keempat rodanya.
2. Kekurangan rem cakram
Rem cakram yang sifatnya terbuka
memudahkan debu dan lumpur menempel, lama kelamaan lumpur(kotoran) tersebut
dapat menghambat kinerja pengeraman sampai merusak komponen pada bagian
caliper, seperti piston bila dibiarkan lama. Oleh sebab itu perlu dilakukan
pembersihan sesering mungkin.
b. Rem tromol
1. Kelebihan rem tromol
Rem tromol digunakan untuk kendaraan
yang memerlukan kerja ekstra dalam pengereman contoh : kendaraan operasional
seperti bis, truk, minibus, dan sebagainya. Jadi rem tromol dapat digunakan
pada beban angkut yang berat (heavy duty) dengan bekerja secara maksimal.
2. Kekurangan rem
tromol
Rem tromol yang masih
menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya.Dengan sistem ini membuat partikel
kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk perawatan membersihkannya harus
membuka roda agar rumah rem dapat dibersihkan dari debu atau kotoran. Pada saat banjir air akan
mengumpul pada ruang tromol sehingga air akan menyulitkan sistem rem untuk
bekerja, jadi setelah rem tromol menerjang banjir, maka harus mengeringkannya dengan
menginjak setengah rem saat melaju sehingga bagian dalam rem tromol kering
karena panas akibat gesekan, setelah itu rem dapat digunakan kembali.
3. Nama-nama bagian rem
A. Rem Cakram
a) Piringan rotor
b) Selang rem
c) Plat pengatur pad
d) Plat momen
e) Plat rem
f) Pegas penahan pad
g) Pegas anti berisik
h) Shim anti cicit
i) Silinder rem
j) Karet pelindung utama
k) Perapat piston
l) Piston
m) Karet pelindung silinder
n) Ring set
o) Bushing lucur
p) Karet pelindung (Boot
1. Fungsi-fungsi Bagian Rem Cakram
1. Piringan rotor
Untuk menjamin pendiginan yang baik
2. Selang rem
Untuk jalurnya fluida
atau minyak rem
3. Plat pengatur pad
Untuk menahan rem
4. Plat momen
Penahan silinder agar
tidak jatuh
5. Pad rem
Untuk menghentikan
piringn rotor yang sekaligus menghentikan kendaran
6. Pegas penahan pad
Untuk menahan pad rem
agar tidak goyang atau pad rem tidak lepas karena tergajal
7. Pegas anti berisik
Agar pada saat
pengereman berlangsung pad rem tidak berisik
8. Shim anti cicit
Untuk menganjal pad rem pada silinder rem
agar yidak lepas
9. Silinder rem
Sebagai wadah dari pad rem
4. Chassis
Sistem chasis meliputi
suspensi yang menopang axle, kemudian untuk mengatur arah kendaraan, roda, ban
dan rem untuk menghentikan jalanya kendaraan. Sistem-sistem berpengaruh
langsung terhadap kenikmatan berkendaraan,stabilitas,stabilitas dan lain
sebagainya.
5. Sistem Rem
Sistem rem dirancang
untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan atau
memungkinkan perkir pada tempat yang menurun.Peralatan ini sangat penting untuk
keamanan berkendaraan dan juga dapat berhenti ditempat manapun, dan dalam
berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.
Gambar 3.1 Sistem rem
6. Prinsip Rem
Kendaran tidak dapat
berhenti segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan) dengan pemindah
daya, kendaraan cenderung tetap bergerak.Kelemahan ini harus dapat di kurangin
dengan maksud menurunkan kecepatan gerakan hingga berhenti.Mesin merubah energi
panas menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk menggerakan
kendaraan.Sebaiknya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan
penekanan melawan system gerak putar.Efek pengereman (breaking effect)
diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.
Gambar 3.2 Prinsip Rem
7. Type Rem
Rem yang dipergunakan
pada kendaran bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa type tergantung pada
penggunaannya.
1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk
mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaran.
2. Rem parkir (parking break) digunakan
terutama untuk memarkir kendaraan.
3. Rem tanbahan (auluxialy brake) digunakan
pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada truk diesel dan kendaran
berat.
4. Engines break digunakan ada kalanya untuk
menurunkan kecepatan kendaraan, Beaking effect (reaksi pengereman) ditimbulkan
oleh tahanan putarn dari mesin itu sendiri, tidak ada khusus yang diperlukan,
untuk itu engine break tidak diterangkan
Rem
hiraulis
Rem kaki Rem
roda
Rem
panematik
Center brake
Rem Rem parkir Rem mekanik
Rem roda belakang
Rem tambahan Exchaust
brake
8. Rem kaki
Rem kaki (foot break) di kelompokan
menjadi dua tipe,yaituh:
1. Rem hidraulis (hydraulic
break)
2. Rem panematik (peneumatic
break)
Rem hidraulis lebih
respond lebih cepat dibanding tipe
lainnya, dan juga konstruksinya yang khusus dan handal (superior design
flexibility). Dengan adanya keuntungan tersebut, rem hidraulis banyak digunakan
pada kendaran penumpang truk ringan.
Sistem rem panematik
termasuk kompresor atau jenis yang menghasilkan udara, udara yang bertekanan
yang digunakan untuk menambah daya pengereman.Tipe sistem rem ini banyak
digunakan pada kendaran berat seperti truk dan bus.
Cara kerja rem
hidraulis sebagai berikut: rem hidraulis menekan mekanisme rem dan menyalurkan
tenaga rem, dan mekanisme pengereman akan menimbulkan daya pengereman.
Gambar 3.3 Rem
Hidraulis
9. Mekanisme kerja
A. Master Silinder
Master silinder mengubah gerak pedal rem
kedalam tekanan hidraulis.
Master silinder terdiri
dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga master silinder yang
membangkitkan tekanan hidraulis. Ada dua tipe silinder: tipe tunggal dan tipe
ganda. Master silinder tipe ganda banyak digunakan dibandingkan tpe tunggal.
Gambar 3.4 Master
Silinder Tunggal Tipe Konvensinal
B. Boster Rem
Tenaga penekanan pada
pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segerah menghentikan
kendaraan. Boster rem melipat gandakan daya pemekanan pedal, sehingga daya
pengereman yang lebih besar di perlukan.
Boster dapat dipasang
menjadi satu dengan master silinder (type integral) atau dapat juga dipasang
secara terpisah dari master silinder itu sendiri.
Boster rem mempunyai
diaphragma (memberan) yang bekerja dengan adanya perbedan tekanan antara
tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold
mesin. Master silinder di hubungkan dengan pedal dan memberan untuk memperoleh
daya pengereman yang besar dari langkah pedal yang minimum.
Bila boster rem tidak
dapat berfungsi dikarenakan satu dan lain hal, boster rem dirancang sedemikian
rupa sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang dengan sendirinya rem
akan memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaran dapat
direm normal tanpa bantuan boster. Untuk kendaran yang digerakkan oleh mesin
diesel, boster remnya diganti dengan pompa vacum karena kevacuman yang terjadi
pada intake manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat.
Boster body dibagi
menjadi bagian depan (ruang tekan tenaga) dan bagian belakang (ruang tekan
variasi), dan masimg-masing ruang dibatasi dengan memberan dan piston boster.
Mekanisme katup
pengontrol (control valve mechanis). Termasuk katup udara, katup vakum, katup
pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang
penggerak katup (valve operating road).
Gambar 3.5 Boster Rem
C. Katup Pengimbang
Kendaran dihentikan
dengan adanya gesekan antara ban dan ditambah jalan. Gesekan ini akan sesuai
adanya pembagian beban pada roda. Biasanya kendaran yang mesinnya terletak
didepan, bagian depannya lebih berat dibandingkan dengan bagian belakangnya,
bila kendaran direm, maka titik pusat gravitasi akan pindah kedepan (bergerak
maju) disebabkan adanya gaya intertia, dan karena adanya beban yang besar
menyatu pada bagian depan.
Bila daya cengkeram
pengeremannya berlaku sama terhadap keempat rodanya, maka roda belakang akan
terkunci (menyebabkan slip antara ban dan permukan jalan) ini disebabkan oleh
daya pengereman terlalu besar dengan terkuncinya roda belakang gesekan akan
menurun, dan roda belakang seperti ekor ikan (bergerak kekanan dan kekiri dan
sukar terkontrol) dan ini sangat berbahaya.
Dengan alasan tersebut,
diperlukan alat pembagi tenaga sehingga dapat diberikan pengereman yang lebih
besar untuk roda depan dari pada roda belakang atas tersebut disebut katup
pengembali (proportioning valve) atau bias disebut katup P. Alat ini bekerja
secara otomatis menurutkan tekanan hidraulis pada silinder roda belakang dengan
demikian daya pengereman (daya cengkeram) pada roda belakang akan berkurang.
Di samping katup P,
efek yang sama akan diperoleh dari load silinder and proportioning valve (LSPV)
yang merubah tekanan awal split point dari roda-roda belakang sesuai
Dengan beban,
proportioning and by pass valve (P dan BV) yang meneruskan tekanan master
silinder langsung ke silinder roda tanpa melalui katup P bila system rem dapat
tidak berfungsi, katup decelaration sensing proportioning valve (DSPV) yang
membedakan tekanan awal split point sesuai dengan,deselerasi selama pengereman
dan perlengkapan lainnya.
Gambar 3.6 Tipe katup
10. Rem Cakram
Rem cakram (disc brake) pada dasarnya terdiri pada
cakram yang terbuat dari besi tuang (disc rotor) yang berputar dengan roda dan
bahan gesek (dalam hal ini disc pad) yang mendorong dan menjepit cakram. Daya
pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara disc pad dan cakram (disc).
Gambar 3.7 Rem Cakram
Karakteristik dari
cakram hanya mempunyai sedikit aksi energi sendiri (self energizing action),
daya pengreman itu sedikit dipengaruhi oleh fluktualisi koefisien gesek yang
manghasilkan kesetabil tinggi.Selain itu, karena permukaan bidang gesek selalu
terkena udara, radiasi panasnya terjamin baik, ini dapat mempengaruhi dan
menjamin dari tekanan air.
Rem cakram mempunyai
batasan pembuatan pada bentuk dan ukuranya. Ukuran disc tambahkan tekanan
hidraulis yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman yang efisien, juga
pad akan lebih cepat aus dari pada sepatu rem pada rem tromol. Tetapi
konstruksi yang sederhana mudah pada perawatannya penggantian pad.
A. Komponen-komponen
Piringan (disc rotor)
Komponen Caliper
utama
Pad rem
Caliper akan diterngkan
pada “jenis-jenis caliper rem cakram”
B. Piringan (disc)
Umumnya cakram atau
piringan (disc rotor) dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa (solid) dan
berlubang-lubang untuk ventilasi.
Tipe cakram lubang
terdiri dari pasangan piringan berlubang untuk menjamin pendinginan yang
baik,kedua-duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad lebih panjang
atau tahan lama.
Gambar 3.8 Tipe piringan
C. Pad Rem
Pad (disc pad) biasanya
dibuat campuran metalikfiber dan sedikit serbuk besi.Tipe ini disebut
dengan”semi metalik disc pad”.
Pada pad diberi garis
celah untuk menunjukan tabel pad (batas yang diijinkan). Dengan dengan demikian
mempermudah pengecekan keausan pad.
Pada beberapa pad,
penggunaan metalik plat (disebut dengan anti-sequal shim) dipasang pada sisi
piston dari pad untuk mencegah bunyi disaat pengereman berlangsung
Gambar 3.9 Tipe Pad Rem
D. Jenis-jenis Kaliper
Kaliper juga disebut
dengan cylinder body, memanggang piston-piston dan dilengkapi dengan saluran
dimana minyak rem disalurkan ke silinder. Kaliper dikelompokan sebagai berikut
menurut jenis pemasangannya:
1. Type Fixed Caliper (double piston)
2. Type Floating Caliper (single piston)
1. Type Fixed Caliper (double piston)
Kaliper dipasangkan
tepat pada excel atau strut. Seperti digambarkan dibawah ini, pemasangan
caliper dilengkapi dengan sepasang piston. Daya pengereman didapat apabila pad
ditekan piston secara hidraulis pada kedua ujung piringan atau cakram.
Fixed Caliper adalah
dasar desain yang sangat baik dan dijamin dapat bekerja lebih akurat.Namun
demikian radiasi panasnya terbatas karena silinder rem berada antara cakram dan
velg, menyebabkan sulit tercapainya pendinginan.Untuk ini membutuhkan
penambahan komponen yang banyak.Untuk mengatasi hal tersebut jenis Caliper
Fixed ini sudah jarang digunakan.
Tipe Fixed Caliper
Gambar 3.10 Type Fixed
Caliper (double piston)
2. Type Floating Caliper (single piston)
Seperti terlihat pada
gambar piston banyak ditempatkan pada satu sisi caliper saja. Tekanan hidraulis
dari master silinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan pada rotor
disc (cakram). Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad (Reaksi
b). Ini menyebabkan caliper bergeak kekanan dan menjepit cakram dan terjadinya
usaha tenaga pengereman.
Gambar 3.11 Type
Floating Caliper (single piston)
Kaliper tipe Floating
dapat di golongkan sebagai berikut:
Tipe semi floating Tipe S
Tipe F
Tipe Full floating Tipe FS
Tipe AD
Tipe PD
3. Type semi Floating (Tipe PS)
Kaliper dipasangkan
dengan bantuan dua buah pen pad torkue plit.Apabila rem bekerja maka body
bergerak masuk dengan adanya gerak piaton. Tekanan pengereman yang berlaku pada
pad bagaikan luar diterima oleh caliper dan meneruskan momen kepada arah
putaran. Kekuatan reaksi pada bagian dalam diterima langsung oleh plate.
Mekanisme tipe ini sangat
sederhana, tipe caliper ini cenderung tidak berfungsi sangat kecil, dan
memenuhi syarat semua perawatan dan memiliki kemampuan pengereman.Tipe ini
sering digunakan pada cakram belakang yang rem parkirnya terpasang didalamnya.
\
Gambar 3.12 Type Semi
Floating (type PS)
4. Type Full-floating
a. Type FF
Seperti diperlihatkan
gambar di bawah, tipe FF mempunyai caliper yang ditunjang oleh torque plat
sedemikian rupa sehingga memungkinkan gerak piston untuk menekan pad bagian
luar.
Gambar 3.13 Type FF
b. Tipe FS
Kaliper tipe ini
dipasang menggunakan dua pin (main pin dan sub pin) pada torque plat yang di
buatkan pada caliper itu sendiri, seperti pada gambar. Kaliper dan dua pin
digerakan pada caliper satu unit oleh piston. Reaksi tenaga (reaction force)
dari iner dan outer pad diterima oleh torque plat dan demikian momen (torque)
tidak diteruskan ke pin. Selanjutnya, bagian yang meluncur (slinding section )
pada caliper (main dan sub pin) disembunyikan seluruhnya. Hal ini merupakan
desain yang dapat menambah pada bagian ini. Tipe FS agak kurang terseretnya
tipe FF dan sering digunakan pada rem-rem depan kendaran mewah.
Gambar 3.14 Type FS
c. Tipe AD
Seperti diperhatikan
gambar dibawah ini, main pin pada tipe ini adalah press-fitted pada torque plat
bersama dengan sub pin yang di buatkan. Stainles steep plat (suatu shim untuk
mengurangi bunyi squel plat) dipasang pada plat yang bersentuhan untuk mencegah
suara yang kurang enak dan keausan pad. Tipe ini digunakan pada rem dalam kendaran
ukuran menengah.
Gambar 3.15 Tipe AD
d. Type PD
Tipe PD pada dasarnya
sama dengan tipe AD kecuali pada main dan sub pin saja yang dibuat pada torque
plat. Tipe PD ini pada rem depan kendaraan penumpang yang ukurannya kecil.
Gambar 3.17 Type PD
BAB IV
MATERI KEGIATAN PRAKTEK
1. Grand Livina
2. Memeriksa rem cakram
3. Rem sudah tidak nyaman digunakan
4. Memperbaiki dan mengganti
5. Alat :
Bahan :
1. Kunci kombinasi no 12,14,
1. Ped Rem Baru
2. Obeng (─)
2. Oli Gemuk
3. Kunci shock 21
4. Impect
5. Kunci moment
6. Langkah kerja
Gambar 4.1 Pad Rem
a. Melepas
1. Angkat kendaraan dan lepaskan semua roda
Kendorkan mur-mur roda
Bersihkan kaliper dengan
udara
2. Amankan kepala sub-pen dengan kunci dan
buka baut kaliper
3. Tarik kaliper dan balikkan ke atas
kemudian masukkan baut yang telah lepas kedalam plat penahan agar kaliper tidak
terjatuh.
4. Jangan melepas slang rem
a. Jangan melepas kaliper dari plat penahan
b. Jangan menginjak pedal rem pada waktu
kaliper tidak terpasang
Gambar 4.2 Melepas baut
sub-pen
5. Buka pad rem
6. Buka pad dalam
7. Buka pad luar bersama dengan simnya
Gambar 4.3 Membuka pad
dalam
Gambar 4.4 Membuka pad luar dan sim
b. Pemeriksaan
1. Periksa keausan pad rem
a. Ukuran ketebalan pad rem
Jika kurang dari atau
mendekati 1.0 mm gantilah pad-padnya
b. Jika keausan pad tidak merata atau ada
kerusakan, mintalah petunjuk pada
instruktur.
2. Periksa mekanisme pen luncur kaliper.
Jika ada kerusakan,
kaliper perlu di overhaul mintalah petunjuk pada instruktur anda.
3. Periksa tebal piringan
a. Bersihkan permukaan piringan dengan menggunakan kain lap.
b. Ukur tebal piringan. Jika kurang dari minimum, piringan
harus diganti baru.Mintalah petunjuk dari instruktur anda.
Gambar 4.5 Mengukur
piringan
c. Pemasangan
1. Pasanglah pad rem
a. Bersihkan permukaan plat penahan
dimana pad piringan akan dipasang.
b. Pasanglah dengan betul plat penunjang (1),
plat pengantar pad (2), dan plat pegas anti berisik (3), pada plat momen (4).
Gambar 4.6 Pemasangan
pad rem
c. Bersihkan permukaan pad rem
menggunakan amplas tetapi jangan terlalu keras.
d. Sambil mendorong pegas (3) ke atas,
pasang pad luar beserta simnya (5) pada plat penahan.
e. Pasang pad dalam pada plat momen sama
seperti memasang pad luar.
Gambar 4.7 Pemasangan pada rem
2. Pasang kembali kaliper
a. Apabila pad baru akan dipasang keluarkan
sebagian minyak rem pada reservoir karena kalau tidak, minyak rem akan meluap
pada waktu piston didorong masuk kembali dan minyak rem bertambah pada
reservoir.
b. Dengan menggunakan gagang palu, tekan
piston masuk.
Gantilah pad satu
persatu sebab ada kemungkinan piston yang ada dibagian lain
kaliper akan keluar.
c. Masukkan kaliper secara hati-hati
sehingga boots piston tidak terjepit.
d. Pegang kepada subpen dengan kunci
kemudian kencangkan baut-baut kaliper pada momen spesifikasi.
e. Setelah kaliper dipasang perhatikan
bahwa boots pada pen utama dan sub pen terpasang dengan sempurna tanpa
terpuntir.
Gambar 4.8 Pemasangan kaliper
3. Stel ketinggian minyak rem di
dalam reservoir master silinder.
Lihat bagian
pemeriksaan dan penyetelan tinggi permukaan minyak rem pada pasal sebelum ini.
4. Periksa pemasangan pad rem.
Tekan pedal rem sekali dan lepaskan. Roda harus berputar dengan bebas.
Walau pad sedikit menyentuh piringan pada
waktu rem dilepas, hal ini tidak menyebabkan keausan yang berarti.
5. Pasang roda dan kencangkan roda
menggunakan kunci moment sesuai spesifikasi yaitu 12-14 Kgs.
6. Turunkan mobil.
BAB V
PENUTUPAN
1. Kesimpulan
Dengan berakhirnya
kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) yang dimulai dari tanggal 01 Juli sampai
dengan tanggal 31 Agustus di PT Indosentosa Trada, maka penulis dapat
menyimpulkan antara lain :
“Rem yaitu alat untuk
mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan atau untuk
memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting pada
keselamatan dan menjamin untuk pengendaraan
yang aman. Rem juga bias diartikan sebagai kebutuhan sangat penting
untuk keamanan berkendaraan dan juga dapat berhenti ditempat manapun, dan dalam
berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman”.
5.1. Saran-saran
Adapun saran-saran yang
ingin saya sampaikan sebagai berikut :
1. Untuk memasuki dunia industri
diperlukan keterampilan yang cukup.
2. Persiapan mental yang kuat dan
biasakan hidup dengan disiplin.
3. Taati semua peraturan yang berlaku
dan jangan coba-coba melanggarnya walaupun dalam artian sedikit.
4. Biasakan bersikap/berfikir kreatif
dan inisiatif dalam bekerja.
5. Perusahaan di harapkan biasa
memberikan kesempatan kepada siswa PKL untuk biasa ikut tes masuk ke
perusahan,perusahaan di harapkan memberikan ilmu bagi siswa yang PKL.
DAFTAR PUSTAKA
1. I. Solihin. Drs, Mulyadi. S.Pd., 2002
Perbaikan Chasis dan pemindahan tenaga, SMK. Tingkat 2, Bandung, CV. ARMICO.
2. Toyota Astra Motor 1995, New Step I Training Manual, Jakarta PT. TAM Training Center.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar