Minggu, 01 Desember 2013



BAB I
PENDAHULUAN



Pengertian Sistem Transmisi
A.    Sistem Transmisi
Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.
Torsi tertinggi suatu mesin umumnya terjadi pada sekitar pertengahan dari batas putaran mesin yang diijinkan, sedangkan kendaraan memerlukan torsi tertinggi pada saat mulai bergerak. Selain itu, kendaraan yang berjalan pada jalan yang mendaki memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan mobil yang berjalan pada jalan yang mendatar. Kendaraan yang berjalan dengan kecepatan rendah memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan kecepatan tinggi. Dengan kondisi operasi yang berbeda-beda tersebut maka diperlukan sistem transmisi agar kebutuhan tenaga dapat dipenuhi oleh mesin.
Transmisi diperlukan karena mesin pembakaran yang umumnya digunakan dalam mobil merupakan mesin pembakaran internal yang menghasilkan putaran (rotasi) antara600 sampai 6000 rpm. Sedangkan, roda berputar pada kecepatan rotasi antara 0 sampai2500 rpm.
Sekarang ini, terdapat dua sistem transmisi yang umum, yaitu transmisi manual dan transmisi otomatis. Terdapat juga sistem-sistem transmisi yang merupakan gabungan antara kedua sistem tersebut, namun ini merupakan perkembangan terakhir yang baru dapat ditemukan pada mobil-mobil berteknologi tinggi dan merek-merek tertentu saja.

B.     Macam-macam Transmisi Pada Mobil
Transmisi manual merupakan salah satu jenis transmisi yang banyak dipergunakan dengan alasan perawatan yang lebih mudah. Biasanya pada tranmisi manual terdiri dari 3 sampai dengan 7 speed.
Transmisi semi otomatis adalah transmisi yang dapat membuat kita dapat merasakan sistem transmisi manual atau otomatis, bila kita sedang menggunakan system transmisi manual kita tidak perlu menginjak pedal kopling karena pada sistem transmisi ini pedal kopling sudah teratur secara otomatis.
Transmisi otomatis terdiri dari 3 bagian utama, yaitu : Torque converter, Planetary gear unit, dan Hydraulic control unit. Torque converter berfungsi sebagai kopling otomatis dan dapat memperbesar momen mesin. Sedangkan Torque converter terdiri dari Pump impeller, Turbine runner, dan Stator. Stator terletak diantara impeller dan turbine kemudian satu lagi yang dinamai

torque converter diisi dengan ATF (Automatic Transmition Fluid). Momen mesin dipindahkan dengan adanya aliran fluida.
-          Tipe Transmisi :
1. Transmisi Manual
2. Transmisi Otomatis
3. Transmisi Semi-Otomatis

-          Komponen Utama transmisi
1. Kopling (clutch) atau torque converter. Kopling dipakai untuk transmisi manual dan semi otomatis serta transmisi otomatis, torque converter dipakai pada transmisi otomatis.
2. Transmisi, dikenal juga dengan persneling.
sistem transmisi
Gambar 1. Transmisi






BAB II
PEMBAHASAN


A.    Transmisi Manual
A.1 Pengertian Transmisi Manual
Transmisi manual adalah sistem transmisi otomotif yang memerlukan pengemudi sendiri untuk menekan/menarik seperti pada sepeda motor atau menginjak kopling seperti pada mobil dan menukar gigi percepatan secara manual. Gigi percepatan dirangkai di dalam kotak gigi/gerbox untuk beberapa kecepatan, biasanya berkisar antara 3 gigi percepatan maju sampai dengan 6 gigi percepatan maju ditambah dengan 1 gigi mundur (R). Gigi percepatan yang digunakan tergantung kepada kecepatan kendaraan pada kecepatan rendah atau menanjak digunakan gigi percepatan 1 dan seterusnya kalau kecepatan semakin tinggi, demikian pula sebaliknya kalau mengurangi kecepatan gigi percepatan diturunkan, pengereman dapat dibantu dengan penurunan gigi percepatan.
Transmisi Manual
Gambar 2. Transmisi manual

A.2 Cara Kerja Transmisi Manual
Cara kerja transmisi manual 5 kecepatan.
Posisi Netral (N). Saat posisi netral tenaga dari mesin tidak diteruskan ke poros out put, karena sincromesh dalam keadaan bebas atau tidak terhubung dengan roda gigi tingkat.
 Posisi 1. Jika tuas ditarik ke belakang maka gear selection fork akan menghubungkan unit sincromesh untuk berkaitan dengan gigi tingkat 1. Posisi 1 akan menghasilkan putaran yang lambat tetapi momen pada poros out put besar.
Posisi 2. Tuas didorong ke depan menggerakkan gear selector fork sehingga unit sincromesh berhubungan dengan roda gigi tingkat no 2. Posisi 2 putaran poros out put lebih cepat dibanding pada posisi 1.
Posisi 3. Jika tuas ditarik ke belakang maka gear selection fork akan menghubungkan unit sincromesh untuk berkaitan dengan gigi tingkat 3. Posisi 3 akan menghasilkan putaran yang cepat dibanding posisi 2.
Posisi 4. Tuas didorong ke depan menggerakkan gear selector fork sehingga unit sincromesh berhubungan dengan roda gigi tingkat no 4. Posisi 4 putaran poros out put lebih cepat dibanding pada posisi 3.
Posisi 5. Tuas ditarik ke belakang menggerakkan gear selection fork sehingga unit sincromesh berhubungan dengan roda no 5. Transmisi pada posisi gigi lima kecepatanya paling tinggi tetapi momen yang dihasilkan pada poros out put paling kecil.
 Posisi R. Tuas didorong ke depan menggerakkan gear selection fork sehingga unit sincromesh berhubungan dengan roda gigi R. Antara roda gigi R dan roda gigi pembanding dipasangkan roda gigi idel (idler gear) yang menyebabkan putaran poros input berlawanan arah dengan poros out put.
A.3 Macam-macam Transmisi Manual
Berdasarkan cara pemindahan gigi maka transmisi manual dibedakan menjadi 3 yaitu :
Transmisi Tipe Sliding Mesh.
Transmisi Tipe Sliding Mesh adalah jenis transmisi manual yang cara kerja dalam pemindahan gigi dengan cara menggeser langsung roda gigi input dan out putnya. Transmsi jenis ini jarang digunakan, karena mempunyai kekurangan–kekurangan :
1.        Perpindahan gigi tidak dapat dilakukan secara langsung/memerlukan waktu beberapa saat untuk melakukan perpindahan gigi.
2.        Hanya dapat menggunakan salah satu jenis roda gigi.
3.        Suara yang kasar saat terjadi perpindahan gigi.
Transmisi Tipe Constant Mesh.
Transmisi tipe constant mesh adalah jenis transmisi manual yang cara kerja dalam pemindahan giginya memerlukan bantuan kopling geser agar terjadi perpindahan tenaga dari poros input ke poros out put. Transmisi jenis constant mesh antara roda gigi input dan out put nya selalu berkaitan, tetapi roda gigi out put tidak satu poros dengan poros out put transmisi. Tenaga akan diteruskan ke poros out put melalui mekanisme kopling geser. Transmisi jenis ini memungkinkan untuk menggunakan roda gigi lebih dari satu jenis.
Transmisi Tipe Sincromesh.
Transmisi jenis sincromesh dapat menyamakan putaran antara roda gigi penggerak (in put) dan roda gigi yang digerakkan (out put). Kelebihan yang dimiliki transmisi jenis sincromesh yaitu :
1.    Pemindahan gigi dapat dilakukan secara langsung tanpa nenunggu waktu yang lama.
2.    Suara saat terjadi perpindahan gigi halus.
3.    Memungkinkan menggunakan berbagai jenis roda gigi.
Mengenal Sincromesh.
Sincromesh berarti menyinkronkan atau menyamakan. Sincromeh terdiri dari berbagai komponen yang menjadi satu (unit) yang dapat menyamakan putaran antara roda gigi input dan out put pada transmisi, mekanisme sincromesh (hub assy) berfungsi untuk menghubungkan dan memindahkan putaran input shaft ke output shaft melalui counter gear dan gigi percepatan. Mekanisme sincromesh terdiri dari lima bagian, di antaranya adalah :
  1. Clutch hub, berhubungan dengan output shaft melalui splin (alur), sehingga apabila clutch hub berputar maka output shaft juga ikut berputar.
  2. Hub sleeve, dapat bergerak maju mundur pada alur bagian luar clutch hub, sedangkan hub sleeve berkaitan dengan garpu pemindah (shift fork). Hub sleeve berfungsi untuk menghubungkan clutch hub dengan gigi percepatan melalui synchronizering dan gigi konis yang terpasang pada tiap-tiap gigi sikap.
  3. Sincromeh , terpasang pada bagian samping clutch hub yang berfungsi untuk menyamakan putaran gigi percepatan dan hub sleeve dengan jalan mengadakan pengereman terhadap gigi percepatan saat hub sleeve digeserkan (dihubungkan) oleh garpu pemindah pada salah satu sikap.
  4. Shifting key, dipasang pada tiga buah tempat yang terdapat pada sincromesh dan clutch hub, seperti terlihat pada gambar. Fungsi shifting key untuk meneruskan gaya tekan dari hub sleeve selanjutnya ditekan ke sincromesh agar terjadi pengereman pada bagian tirus gigi percepatan (dudukan sincromesh).
  5. Key spring, berfungsi untuk mengunci dan menekan shifting key agar tetap tertekan kearah hub sleeve. 
synchromesh

Gambar 3. Synchromesh







Transmisi Dual Clutch
Salah satu kelebihan dual clutch transmission.  Jika saat ini konsumen kerap mendengar nama Tiptronic, Shiftronic, atau apapun yang merupakan fitur untuk mengubah perbandingan gigi layaknya transmisi manual pada trannsmisi otomatis, dual clutch  merupakan sistem berbeda.
Teknologi Dual Clutch Transmission  tidak lagi menggunakan torque converter  melainkan menggunakan kopling. Dari jenisnya, kopling ini terbagi menjadi dua, wet  dan dry.  Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
 Sebenarnya sudah sejak lama ditemukan oleh insinyur militer Prancis, Adolphe Kégresse pada Perang Dunia II. Tetapi saat itu penemuan ini tidak dikembangkan lebih lanjut, sampai Porsche menerapkannya pada 956 dan 962 untuk keperluan balap ketahanan Le Mans 24 d’Heures  pada 1980.
Akan tetapi di era modern ini, faktor efisiensi lebih diutamakan selain faktor performa tentunya. Dengan mengunakan dual clutch,  transmisi akan mampu meminimalkan engine power loss  sehingga pengemudi tidak perlu lagi menekan pedal gas lebih dalam untuk membuat putaran mesin menjadi lebih tinggi, Semua itu dimungkinkan sebab setiap clutch  (kopling) yang terhubung oleh perbandingan gigi yang berbeda. Jika clutch  pertama terhubung oleh gigi 1, 3, dan 5, maka clucth  kedua akan berada di gigi 2, dan 4.
Hasilnya ketika seorang pengemudi melakukan shifting  maka kopling kedua telah mempersiapkan gigi berikut sehingga perpindahan dapat dilakukan lebih cepat tanpa perlu terjadi gejala slip berlebih.



http://www.kiosban.com/wp-content/uploads/2012/01/9105.1-300x199.jpg







Gambar 4. Dual Clutch


B.     Transmisi Otomatis
B.1 Pengertian Transmisi Otomatis
Transmisi Otomatis, atau Automatic Transmission atau CVT yang lengkapnya adalah continuously variable transmission, merupakan salah satu sistem pemindah tenaga otomatis yang banyak digunakan saat ini. Perbedaan dasar CVT dibandingkan dengan pemindah tenaga lain, seperti transmisi otomatis konvensional dan manual, Pada CVT tidak lagi digunakan roda-roda gigi untuk menurunkan atau menaikkan putaran ke roda. Sebagai penggantinya, digunakan dua puli dan sabuk logam. Karena tidak ada lagi roda-roda gigi, maka pada CVT tidak ada perbandingan gigi seperti transmisi otomatis konvensional dan manual. Transmisi disinipun beda halnya dengan transmisi dalam  bidang telekomunikasi. Walaupun pada hakikatnya memiliki pemahaman yang sama,yaitu “menyalurkan”. Jika pada bidang telekomunikasi istilah transmisi dapat diartikan ‘menyalurkan informasi’, sedangkan pada bidang Mekanik atau Otomatif, transmisi dapat diartikan ‘menyalurkan gaya’. Istilah Automatic Transmission (AT)  dan Manual Transmission (MT).
Balapan yang menggunakan mode MT, terasa lebih sukar untuk dimainkan daripada menggunakan mode AT. Pada mode MT, kita harus memikirkan untuk mengganti gigi transmisi untuk mendapat kecepatan yang efektif. Sedang pada mode AT, kita cukup menekan tombol gas, setelah itu tinggal berpikir bagaimana berbelok menyusuri arena balap tanpa banyak menabrak, Pada kendaraan sebenarnya, Automatic Transmission memiliki beberapa mode.Mode Parking (P) digunakan jika kendaraan berhenti lama, atau pada saat mobil akan dinyalakan. Dalam mode Parking ini, mobil akan susah didorong karena roda akan terkunci untuk berputar, Mode Reverse (R), seperti umumnya mode transmisi, mode R ini digunakan untuk mundur. Mode Drive (D), merupakan mode yang paling sering digunakan di kendaraan automatic transmission. Dalam mode ini kendaraan cukup ditekan tuas throttle, maka kendaraan pun akan meluncur hingga kecepatan maximum yang kita inginkan. Mode Neutral (N), mode Neutral sama halnya dengan transmisi manual, mode ini digunakan jika kendaraan berhenti sejenak seperti saat menunggu lampu merah di persimpangan jalan,. pada mode Neutral ini tidak perlu khawatir kendaraan akan melompat jika tuas throttle terinjak.
Selain empat mode yang sudah di sebutkan tadi, biasanya dapat ditambah beberapa mode lagi. Mode ini dapat dinamai dengan berbagai macam kode,misalkan mode S dan L1, yang terus terang aku kurang mengerti apa makna dari kode itu, yang jelas, mode ini di gunakan untuk membatasi kecepatan kendaraan terhadap perputaran mesin. Misalkan kendaraan digunakan untuk menanjak yang panjang atauuntuk menembus genangan air yang tinggi, mode transmasi ini cocok karena perputaran mesin dapat diset dengan perputaran yang tinggi dan kendaraan tidak melaju terlalu kencang.
Pada kendaraan transmisi otomatis, sama halnya dengan game-game driving AT, tuas yang diperlukan pun lebih sederhana, yaitu gas dan rem. Bagi yang belum pernah mengendarai mobil, mungkin solusi Automatic Transmission, bisa menjadi solusi terbaik, Cukup tekan tuas gas dan kendaraan pun langsung berjalan dengan lancar. Walaupun secara logika, transmisi otomatis sangat mudah untuk digunakan, tapi lain halnya jikasudah terbiasa dengan transmisi manual. Ketiadaan tuas kopling, seringkali cukup mengganggu dalam proses mengendara, terutama saat kendaraan berjalan dari satu lampumerah ke lampu merah yang lain. Reflex untuk menginjak tuas kopling saat kendaraan melambat, membuat tuas rem menjadi terinjak di saat yang belum tepat. Kendaraan pun jadi tersendat-sendat tidak nyaman


Gambar 5. Transmisi Otomatis

B.2  Perawatan Mobil Transmisi Otomatis
Mengendarai mobil menggunakan transmisi otomatis (biasanya di sebut mobil"matic" ), memang mudah. Kita tak perlu menginjak pedal kopling yang membuat kaki kiri cepat lelah. Apalagi dalam kondisi macet, bisa dibayangkan betapa tersiksanya mengemudi dengan kaki yang pegal-pegal. Mobil bertransmisi otomotis tersebut memang bisa disebut solusi. Namun kita dituntut tetap perlu mengenal petunjuk mengemudikannya secara benar. Kenalilah terlebih dahulu fungsi setiap huruf dan angka yang tertera dituas transmisi. Misalnya angka 1, digunakan ketika melewati tanjakan tajam dan turunan curam sebagai engine brake. Angka 2, disarankan dipakai ketika menghadapi jalan yang menanjak dan menurun tapi tidak terlalu curam. Sementara posisi D bisa digunakan dalam perjalanan dalam kota atau luar kota. Terakhir gunakan R untuk mundur, cepat atau tidaknya kerusakan pada transmisi otomatis tergantung dari pemakaiannya sendiri, mungkin saja berawal dari cara berkendara yang kasar, ataupun kendaraan yang membawa beban lebih. Bila kendaraan diperlakukan dengan benar dan memang seharusnya dirawat dengan baik, maka kecil kemungkinan transmisi akan mengalami kerusakan dengan sendirinya. Berikut tips yang bisa diaplikasikan pemilik mobil bertransmisi otomatis
Sesuaikan pelumas yang digunakan dengan spesifikasi yang disyaratkan pabrikan kendaraan tersebut. Biasanya kemasan pelumas khusus transmisi ditandai dengan tulisan ATF (Automatic Transmission Fluid). Periksa secara rutin tabung penyimpanan oli transmisi otomatis, tidak boleh kekurangan ataupun kelebihan dengan melihat tanda minimal dan maksimal. Bila kekurangan oli, berakibat transmisi kurang terlumasi dengan baik, sehingga timbullah gesekan yang bisa menyebabkan kerusakan. Bila kelebihan, biasanya akan timbul efek mobil akan terasa berat dalam berakselerasi. Perhatikan dengan serius jadwal penggantian oli harus sesuai buku petunjuk. Biasanya penggantian oli dilakukan setiap 40.000 km, namun ada juga yang mengganti oli pada jangka waktu 20.000 km-30.000km. Pindahkan tuas transmisi ke posisi N apabila mobil berhenti di traffic light untuk mencegah keausan. Jangan menggunakan D sambil menginjak pedal rem. Hal itu akan mempercepat keausan komponen yang berhubungan dengan sistem atau kerja transmisi otomatik.
Pada saat memarkir kendaraan, injaklah pedal rem dan tarik rem tangan. Lalu pindahkan posisi tuas transmisi ke P agar roda terkunci aman, kemudian matikan mesin. Bila terjadi kerusakan, harus diakui bahwa transmisi otomatis perawatannya lebih sulit dibanding manual dan tidak semua bengkel bisa menanganinya. Jadi untuk lebih jelasnya lebih baik periksa langsung pada bengkel transmisi khusus yang menangani transmisi otomatis atau bengkel resmi ATPM.


























Daftar Pustaka
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar