Senin, 02 Desember 2013




MODUL

MESIN OTOMOTIF 1


































SISTEM PENDINGIN

1).  Fungsi Sistem Pendingin
         Panas yang dihasilkan oleh proses pembakaran di dalam motor dirubah menjadi tenaga gerak. Namun kenyataannya hanya sebagian dari panas tersebut yang dimanfaatkan secara efektif. Panas yang diserap motor harus dengan segera dibuang ke udara luar, sebab jika tidak maka motor akan terlalu panas dan komponen motor  cepat aus. Untuk itu pada motor dilengkapi dengan sistem pendingin yang berfungsi untuk mencegah panas yang berlebihan.
         Pada motor bensin kira-kira hanya 23 %  energi panas  dari hasil pembakaran bahan bakar dalam silinder yang dimanfaatkan secara efektif sebagai tenaga. Sisanya terbuang dalam beberapa bentuk seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 17.  Keseimbangan panas

Pada gambar 17 di atas nampak bahwa dari total energi yang dihasilkan oleh proses pembakaran, hanya 25 % yang dimanfaatkan menjadi kerja efektif. Panas yang hilang bersama gas buang kira-kira 34 %, panas yang terbuang akibat proses pendinginan 32 %, akibat pemompaan 3 %, dan akibat gesekan 6 %.
Secara garis besar fungsi sistem pendingin pada motor adalah sebagai berikut :
a)    Untuk mengurangi panas motor. Panas yang dihasilkan oleh pembakaran campuran udara dan bahan bakar dapat mencapai sekitar 2500° C. Panas yang cukup tinggi ini dapat melelehkan logam atau komponen lain yang digunakan pada motor, sehingga apabila motor tidak dilengkapi dengan sistem pendingin dapat merusakkan komponen motor tersebut.
b)   Untuk mempertahankan agar temperatur motor selalu pada temperatur kerja yang paling efisien pada berbagai kondisi. Umumnya temperatur kerja motor antara 82 sampai 99° C. Pada saat komponen motor mencapai temperatur tersebut, komponen motor akan memuai sehingga celah (clearance) pada masing-masing komponen menjadi tepat. Disamping itu kerja motor menjadi maksimum dan  emisi gas buang yang ditimbulkan menjadi minimum.
c)    Untuk mempercepat motor mencapai temperatur kerjanya dengan tujuan untuk mencegah terjadinya keausan yang berlebihan, kerja motor yang kurang baik, emisi gas buang yang berlebihan. Hal tersebut dapat terjadi karena pada saat motor bekerja pada temperatur yang dingin maka campuran bahan bakar dengan udara yang masuk ke dalam silinder tidak sesuai dengan campuran yang dapat menghasilkan kerja motor yang maksimum. Temperatur dinding silinder yang dingin mengakibatkan pembakaran menjadi tidak sempurna sehingga gas buang banyak mengandung emisi yang merugikan manusia. Oleh karena itu pada saat motor hidup temperatur kerja harus segera dicapai. Hal tersebut akan terpenuhi apabila pada motor terdapat sistem pendingin yang dilengkapi dengan komponen yang memungkinkan hal tersebut terjadi.
d)   Untuk memanaskan ruangan di dalam ruang penumpang, khusunya di negara-negara yang mengalami musim dingin.
 
2).   Macam Sistem Pendingin
        Sistem pendingin yang biasa digunakan pada motor ada dua macam, yaitu sistem pendingin udara dan sistem pendingin air.

a)   Sistem Pendingin Udara
Pada sistem ini panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dan udara di dalam silinder sebagian dirambatkan keluar melalui sirip-sirip pendingin yang dipasang di luar silinder dan ruang bakar tersebut. Panas tersebut selanjutnya diserap oleh udara luar yang temperaturnya jauh lebih rendah dibanding temperatur sirip pendingin. Untuk daerah mesin yang temperaturnya tinggi yaitu di sekitar ruang bakar diberi sirip pendingin yang lebih panjang dibanding di daerah sekitar silinder.
Udara yang menyerap panas dari sirip-sirip pendingin harus berbentuk aliran atau udaranya harus mengalir agar temperatur di sekitar sirip tetap rendah sehingga penyerapan panas tetap berlangsung secara sempurna. Aliran uadara ini kecepatannya harus sebanding dengan kecepatan putar  mesin agar temperatur ideal mesin dapat tercapai sehingga pendinginan dapat berlangsung dengan sempurna.
Untuk menciptakan aliran udara, ada dua cara yang dapat ditempuh yaitu menggerakkan udara atau siripnya. Apabila sirip pendinginnya yang digerakkan berarti mesinnya harus bergerak seperti mesin yang dipakai pada sepeda motor. Untuk mesin-mesin stasioner dan mesin-mesin yang penempatannya sedemikian rupa sehingga sulit untuk mendapatkan aliran udara, maka diperlukan blower yang fungsinya untuk menghembuskan udara. Penempatan blower yang digerakkan oleh poros engkol memungkinkan aliran udara yang sebanding dengan putaran mesin sehingga proses pendinginan dapat berlangsung sempurna.

b)    Sistem Pendingin Air
Pada sistem ini, panas dari hasil proses pembakaran bahan bakar dan udara dalam ruang bakar dan silinder sebagian diserap oleh air pendingin setelah melalui dinding silinder dan ruang bakar. Oleh karena itu di bagian luar dinding silinder dan ruang bakar dibuat mantel-mantel air (water jacket). Panas yang diserap oleh air pendingin pada water jacket selanjutnya akan menyebabkan naiknya temperatur air pendingin tersebut. Apabila air pendingin tersebut tetap berada pada mantel air, maka air akan cenderung mendidih dan menguap. Hal tersebut dapat dihindari dengan jalan mengganti air tersebut dengan air yang masih dingin sedangkan air yang telah panas harus dialirkan keluar dari mantelnya dengan kata lain harus bersirkulasi. Sirkulasi air tersebut ada dua macam yaitu sirkulasi alam atau thermo syphon dan sirkulasi dengan tekanan.
Kebanyakan mobil menggunakan sistem pendingin air dengan sirkulasi tekanan (forced circulation), sedangkan sepedamotor umumnya menggunakan sistem pendingin udara. Untuk selanjutnya pada modul ini akan dibahas sistem pendingin air dengan sirkulasi tekanan.
Konstruksi sistem pendingin air lebih rumit dibanding sistem pendingin udara sehingga biaya produksinya lebih mahal.  Secara rinci keunggulan sistem pendingin air antara lain : 1) Temperatur seluruh mesin lebih seragam sehingga kemungkinan distorsi kecil ; 2)  Ukuran kipas relatif lebih kecil sehingga tenaga yang diperlukan kecil ; 3) Mantel air dan air dapat meredam getaran ; 4) Kemungkinan overheating kecil, walaupun dalam kerja yang  berat ; 5) Jarak antar silinder dapat diperdekat sehingga mesin lebih ringkas. Di sisi lain sistem pendingin air mempunyai kerugian yaitu : 1) Bobot mesin lebih  berat (karena adanya air, radiator, dsb.) ; 2) Waktu pemanasan lebih lama ; 3) Pada temperatur rendah diperlukan antifreeze ; 4) Kemungkinan terjadinya kebocoran air sehingga mengakibatkan overheating ; 5) Memerlukan kontrol yang lebih rutin.
Adapun konstruksi sistem pendingin air dengan sirkulasi tekanan dapat dilihat pada gambar 18. Sistem pendingin air dilengkapi dengan water jacket, pompa air, radiator, thermostat, kipas, dan selang karet. Masing-masing komponen sistem pendingin tersebut akan dibahas pada uraian tersendiri.
      
Gambar 18. Konstruksi sistem pendingin air

Pada saat mesin masih dingin, air hanya bersirkulasi di sekitar mesin karena thermostat masih menutup. Dalam hal ini thermostat berfungsi untuk membuka dan menutup saluran air dari mesin ke radiator. Air mendapat tekanan dari pompa air, tetapi tekanan tersebut tidak mampu menekan thermostat menjadi terbuka. Untuk mencegah timbulnya tekanan yang berlebihan akibat proses pemompaan, maka pada sistem pendingin dilengkapi dengan saluran by pass, sehingga air yang bertekanan akan kembali melalui saluran by pass tersebut.


Gambar 19.  Sistem pendingin air saat mesin dingin

         Pada saat mesin panas, thermostat terbuka sehingga air yang telah panas di dalam water jacket (yang telah menyerap panas dari mesin), kemudian disalurkan ke radiator untuk didinginkan dengan kipas pendingin dan aliran udara dengan adanya gerakan maju dari kendaraan. Air pendingin yang sudah dingin kemudian ditekan kembali ke water jacket oleh pompa air.
Gambar 20.  Sistem pendingin air saat mesin panas
3).   Komponen Sistem Pendingin Air
        Berbeda dengan sistem pendingin udara, pada sistem pendingin air jumlah komponennya lebih banyak. Pada umumnya komponen sistem pendingin air terdiri atas : radiator, pompa air, thermostat, kipas pendingin. Ada juga sistem pendingin air yang dilengkapi dengan kopling fluida.
a)    Radiator
Radiator berfungsi untuk mendinginkan cairan pendingin yang telah panas setelah melalui saluran water jacket. Bagian-bagian radiator antara lain : tangki air bagian atas (upper water tank), tangki air bagian bawah (lower water tank) dan inti radiator (radiator core). Cairan pendingin masuk ke tangki air bagian atas melalui selang atas. Pada tangki air bagian atas dilengkapi dengan lubang pengisian air dan saluran kecil yang menuju ke tangki cadangan. Pada tangki air bagian bawah dilengkapi dengan lubang penguras untuk mengeluarkan air pendingin pada saat mengganti cairan pendingin. Inti radiator terdiri atas pipa-pipa (tube) yang dapat dilalui air dari tangki atas ke tangki bawah. Disamping itu juga dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin (fin) yang fungsinya untuk menyerap panas dari air pendingin. Biasanya radiator terletak di depan kendaraan sehingga radiator dapat didinginkan oleh gerakan kenadaraan tersebut.
Gambar 21.  Konstruksi radiator

         Ada dua tipe inti radiator yang perbedaannya tergantung bentuk sirip-sirip pendinginnya, yaitu tipe plat (flat fin type) dan tipe lekukan (corrugated fin type) seperti terlihat pada gambar 22.
                                    a.  Tipe plat                             b. Tipe lekukan
Gambar 22. Tipe radiator
Beberapa kendaaraan modern menggunakan radiator versi terbaru yaitu tipe “SR“.
    Gambar 23.  Tipe SR
Inti radiator tipe SR (single row) mempunyai susunan pipa tunggal sehingga bentuk radiator menjadi tipis dan ringan dibanding dengan radiator tipe lain.

Pada bagian atas tangki radiator dilengkapi dengan lubang pengisian dan tutup radiator. Dalam hal ini tutup radiator tidak hanya berfungsi untuk mencegah agar air pendingin tidak tumpah, tetapi berfungsi untuk mengatur arus lalu lintas air pendingin dari radiator ke tangki cadangan dan sebaliknya. Dengan demikian jika tutup radiator rusak, maka tidak dapat diganti dengan sembarang tutup. Pada tutup radiator dilengkapi dengan dua buah katup yaitu katup relief dan katup vacum.
Apabila volume air pendingin bertambah saat temperaturnya naik, maka tekanannya juga bertambah. Bila tekanan air pendingin mencapai 0,3 – 1,0 kg/cm2  pada 110 - 120° C, maka relief valve terbuka dan membebaskan kelebihan tekanan melalui pipa overflow sehingga sebagian air pendingin masuk ke dalam tangki cadangan.





Gambar 24. Relief valve                Gambar 25. Air pendingin saat panas
Pada saat temperatur air pendingin berkurang setelah mesin berhenti, maka dalam radiator terjadi kevacuman. Akibatnya vacum valve akan terbuka secara otomatis untuk menghisap udara segar mengganti kevacuman dalam radiator. Kemudian diikuti dengan cairan pendingin pada tekanan atmosfer apabila mesin sudah benar-benar dingin.




Gambar 26. Vacum valve               Gambar 27.  Air pendingin saat dingin



b)   Pompa air
         Pompa air (water pump) berfungsi memompa air pendingin dari water jacket ke radiator yaitu dengan cara menekan cairan pendingin. Pada umumnya pompa air yang digunakan adalah jenis pompa sentrifugal (centrifugal pump). Pompa air ditempatkan di bagian depan blok silinder dan digerakkan oleh tali kipas atau timing belt.

Gambar 28.  Komponen pompa air
c)    Thermostat
         Pada uraian terdahulu telah dijelaskan bahwa apabila air pendingin masih dalam keadaan dingin, maka air hanya bersirkulasi dalam water jacket. Apabila temperatur air pendingin telah panas maka air akan mengalir ke raditor untuk didinginkan. Komponen yang mengatur arus lalu lintas air dari water jacket ke radiator dan sebaliknya adalah thermostat. Dalam hal ini thermostat berfungsi sebagai katup yang tugasnya membuka dan menutup saluran yang menghubungkan antara water jacket dan radiator.
         Letak thermostat ada dua macam yaitu : tehermostat yang letaknya di saluran air masuk (water inlet) dan thermostat yang letaknya di saluran air keluar (water outlet).
(1) Thermostat yang letaknya di saluran air keluar.
Apabila temperatur air masih rendah, maka thermostat menutup aliran air pendingin ke radiator. Air pendingin dipompa oleh pompa air langsung ke blok mesin dan kepala silinder. Selanjutnya melalui sirkuit by pass kembali ke pompa air.
Gambar 29. Sistem pendingin dengan thermostat di saluran air keluar
Pada saat temperatur air pendingin telah panas, maka thermostat membuka sehingga cairan pendingin mengalir melalui thermostat ke radiator untuk didinginkan dan selanjutnya air kembali ke pompa air. Disamping itu air juga mengalir melalui sirkuit by pass.
(2)  Thermostat yang letaknya di saluran air masuk
         Apabila temperatur air masih rendah, thermostat menutup saluran dan by pass valve membuka. Air pendingin dipompa ke blok silinder melalui kepala silinder, selanjutnya kembali ke pompa air melalui sirkuit by pass.
Gambar 30.   Sistem pendingin dengan letak thermostat
                            pada saluran air masuk


Pada saat temperatur air pendingin menjadi tinggi, maka thermostat membuka saluran air dan by pass valve menutup. Air yang telah panas mengalir ke radiator untuk didinginkan, selanjutnya melalui thermostat dan kembali ke pompa air.
Thermostat dirancang untuk mempertahankan agar temperatur cairan pendingin dalam batas yang diijinkan. Pada umumnya efisiensi operasi mesin yang tertinggi apabila temperaturnya kira-kira pada 80° – 90° C. Kerja thermostat tergantung oleh suhu, apabila suhunya naik maka thermostat membuka dan sebaliknya. Hal tersebut dapat terjadi karena didalam thermostat terdapat wax yang volumenya akan berubah apabila suhunya juga berubah. Perubahan volume akan menyebabkan silinder bergerak turun atau naik, mengakibatkan katup membuka atau menutup.
Gambar 31.  Cara kerja thermostat

         Pada thermostat juga dilengkapi dengan jiggle valve yang digunakan untuk mengalirkan air pada saat menambahkan cairan pendingin ke dalam sistem.
a. Dengan katup bypass
b. Tanpa katup bypass
Gambar 32. Macam thermostat

d)   Kipas pendingin
         Kipas pada sistem pendingin digunakan untuk membantu proses pendinginan yang sudah dilakukan radiator. Pada proses pendinginan, radiator didinginkan oleh udara luar, tetapi pendinginannya belum cukup bila kendaraan tidak bergerak. Kipas pendingin ditempatkan di bagian belakang radiator. Penggerak kipas pendingin adalah mesin itu sendiri melalui belt atau motor listrik.

                     (1)  Kipas pendingin yang digerakkan poros engkol
        Kipas pendingin jenis ini digerakkan terus menerus oleh poros engkol melalui tali kipas. Kecepatan kipas berubah sesuai dengan kecepatan mesin.
Gambar 33.  Kipas pendingin yang digerakkan poros engkol

Putaran kipas belum cukup besar apabila mesin masih berputar lambat, tetapi apabila mesin berputar dengan kecepatan tinggi, kipaspun berputar dengan kecepatan tinggi pula. Hal tersebut akan menambah tahanan sehingga kehilangan tenaga dan menimbulkan bunyi pada kipas. Untuk mencegah hal tersebut maka biasanya antara pompa air dan kipas pendingin dipasang sebuah kopling fluida.

(2)  Kipas pendingin yang digerakkan motor listrik
Berputarnya kipas pendingin yang digerakkan oleh motor listrik terjadi pada saat temperatur air pendingin panas. Temperatur air pendingin dikirimkan ke motor listrik melalui sinyal yang terdapat pada kepala silinder. Pada saat temperatur meningkat pada suatu tingkat yang ditetapkan, sinyal tersebut merangsang motor relay untuk menggerakkan motor listrik yang kemudian menggerakkan kipas pendingin. Dengan demikian kipas akan bekerja pada saat yang dibutuhkan, sehingga temperatur mesin dapat dicapai lebih cepat. Disamping itu juga membantu mengurangi suara bising yang ditimbulkan kipas pendingin.
      
Gambar  34. Kipas pendingin yang digerakkan motor listrik

Berputarnya kipas pendingin apabila temperatur mesin melebihi 93° C . Hal tersebut diatur oleh coolant temperatur switch yang dipasang pada saluran air keluar dari mesin ke radiator dan relay dari motor listrik.
Apabila kunci kontak pada posisi ON, mesin berputar dan temperatur air pendingin di bawah 93° C seperti terlihat pada gambar 35, coolant temperatur switch pada keadaan ini titik kontaknya dalam keadaan tertutup sehingga arus listrik mengalir melalui kunci kontak, relay, titik kontak coolant temperatur switch dan ke massa. Arus listrik yang mengalir pada relay akan menyebabkan titik kontak pada relay terbuka sehingga arus listrik yang ke motor listrik tidak mengalir sehingga kipas tidak berputar.
Gambar 35. Cara kerja motor penggerak kipas saat mesin dingin.

Apabila temperatur air pendingin melebihi 93° C, titik kontak pada coolant temperatur switch akan terbuka yang selanjutnya akan menyebabkan relay tidak bekerja dan titik kontaknya saling berhubungan. Pada keadaan ini arus listrik akan mengalir dari baterai ke motor listrik melalui kunci kontak dan titik kontak relay sehingga motor berputar bersama dengan kipas yang selanjutnya mengalirkan udara melalui inti radiator seperti terlihat pada gambar 36.

Gambar 36. Cara kerja motor penggerak kipas saat mesin panas.





b.  Rangkuman 2
1).   Fungsi sistem pendingin pada motor adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengurangi panas motor, karena panas yang dihasilkan oleh pembakaran campuran udara dan bahan bakar dapat mencapai sekitar 2500° C.
b) Untuk mempertahankan agar temperatur motor selalu pada temperatur kerja yang paling efisien pada berbagai kondisi.
c)  Untuk mempercepat motor mencapai temperatur kerjanya, karena untuk mencegah terjadinya keausan yang berlebihan, kerja motor yang kurang baik, emisi gas buang yang berlebihan.
d)  Untuk memanaskan ruangan di dalam ruang penumpang, khususnya di negara-negara yang mengalami musim dingin.
2).   Sistem pendingin yang digunakan pada motor pada umumnya ada dua macam yaitu :
a)  Sistem Pendingin Udara
Pada sistem ini panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dan udara di dalam silinder sebagian dirambatkan keluar melalui sirip-sirip pendingin yang dipasang di luar silinder dan ruang bakar tersebut. Panas tersebut selanjutnya diserap oleh udara luar yang temperaturnya jauh lebih rendah dibanding temperatur sirip pendingin. Untuk daerah mesin yang temperaturnya tinggi yaitu di sekitar ruang bakar diberi sirip pendingin yang lebih panjang dibanding di daerah sekitar silinder.
Udara yang menyerap panas dari sirip-sirip pendingin harus berbentuk aliran atau udaranya harus mengalir agar temperatur di sekitar sirip tetap rendah sehingga penyerapan panas tetap berlangsung secara sempurna. Untuk menciptakan aliran udara, ada dua cara yang dapat ditempuh yaitu menggerakkan udara atau siripnya.

b)  Sistem Pendingin Air
Pada sistem ini, panas dari hasil proses pembakaran bahan bakar dan udara dalam ruang bakar dan silinder sebagian diserap oleh air pendingin setelah melalui dinding silinder dan ruang bakar. Panas yang diserap oleh air pendingin pada water jacket selanjutnya akan menyebabkan naiknya temperatur air pendingin tersebut. Apabila air pendingin tersebut tetap berada pada mantel air, maka air akan cenderung mendidih dan menguap. Hal tersebut dapat dihindari dengan jalan mengganti air tersebut dengan air yang masih dingin sedangkan air yang telah panas harus dialirkan keluar dari mantelnya dengan kata lain harus bersirkulasi.
Konstruksi sistem pendingin air lebih rumit dibanding sistem pendingin udara sehingga biaya produksinya lebih mahal. Disisi lain sistem pendingin air mempunyai beberapa keunggulan antara lain : 1) Temperatur motor di beberapa tempat lebih merata, 2) Proses pemanasan motor lebih cepat, 3) Media pendingin yang berupa air dapat meredam suara mesin, 4) Media pendingin yang panas dapat digunakan sebagai sumber panas untuk memanaskan ruang penumpang.
3).    Pada sistem pendingin air dilengkapi dengan water jacket, pompa air, radiator, thermostat, kipas, dan selang karet. Apabila temperatur mesin masih dingin, air hanya bersirkulasi di sekitar mesin karena thermostat masih menutup. Dalam hal ini thermostat berfungsi untuk membuka dan menutup saluran air dari mesin ke radiator.
4).    Pada saat mesin panas, thermostat terbuka sehingga air yang telah panas di dalam water jacket (yang telah menyerap panas dari mesin), kemudian disalurkan ke radiator untuk didinginkan dengan kipas pendingin dan aliran udara dengan adanya gerakan maju dari kendaraan. Air pendingin yang sudah dingin kemudian ditekan kembali ke water jacket oleh pompa air.
5).   Pada umumnya komponen sistem pendingin air terdiri atas: radiator, pompa air, thermostat, kipas pendingin. Radiator berfungsi untuk mendinginkan air yang telah panas dari water jacket, sedang pompa air untuk menekan air dari water jacket ke radiator. Dalam hal ini yang mengatur arus lalu lintas air dari water jacket ke radiator adalah thermostat, sedang kipas pendingin berfungsi untuk mempercepat proses pendinginan dengan jalan mensirkulasikan udara yang ada di sekitar radiator agar proses pemindahan panas berlangsung dengan cepat.
6).   Kipas pendingin yang digerakkan dengan motor listrik mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya temperatur kerja mesin yang ideal dapat dicapai dengan cepat, suara mesin lebih halus selama kipas belum berputar, dan tenaga motor lebih besar karena putaran kipas tidak menyerap tenaga dari poros engkol.
SISTEM PELUMAS

Tujuan Khusus Pembelajaran

§  Mengerti fungsi pelumas

§  Memahami dan mengerti jenis-jenis pelumasan

Fungsi dan Jenis-jenis pelumasan

Fungsi Utama Pelumasan  Pada Motor

 
 
Sebagai Pelumas   







Untuk mengurangi keausan dan gesekan bagian-bagian motor yang bergerak

 
Sebagai Perapat










Untuk menyumbat dengan baik rongga-rongga yang terdapat pad cincin torak dengan dinding silinder
Sebagai Pendingin


 
 











Untuk mendinginkan bagian motor dengan menghanyutkan panas dari bagian yang dilalui

Sebagai Pembersih












Untuk membantu membersihkan bidang-bidang lumas

Jenis-jenis Pelumasan

1.   Pelumasan campur langsung


 
 















Cara Kerja
Oli dicampur langsung dengan bahan bakar pada tangki, oli dan bahan bakar ikut aliran gas ke ruang engkol dan silinder dan melumasi bagian-bagian motor sebelum campuran tersebut dibakar.

Sifat-sifat
§  Sistem pelumasan yang paling sederhana
§  Pemakaian oli boros, timbul polusi karena oli ikut terbakar
§  Dipergunakan pada motor 2 tak kecil
§  Menggunakan oli khusus 2 tak yang bersifat mencampur baik dengan bensin


Perbandingan Campuran
Prosentase oli2-4% dari bensin per liter (lihat spesifikasi pabrik)
2.  Pelumasan sistem pompa (Motor 2 tak)

    Jenis-jenis :
§  Autolube
§ 
Gas tangan
 
Crank Case Injection / CCI


 
 


















Cara Kerja
Sistem Autolube



Sistem CCI



Besar aliran oli tergantung pada

:



:



:

Oli dipompakan dari tangki oli oleh sebuah pompa oli menuju saluran masuk

Cara kerja seperti Autolube tetapi dengan saluran oli tambahan ke bantalan poros engkol (bercabang)

1.    Putaran mesin
2.    Posisi katup gas

Sifat-sifat
·         Pemakaian oli lebih ekonomis dari pada pelumasan campur langsung
·         Penyetelan yang salah pada pompa mengakibatkan kerusakan pada motor
·         Dipergunakan pada sepeda motor 2 tak
Autolube  :  Yamaha, Kawasaki
CCI          :  Suzuki
4.  
 
Pelumasan sirkuit tekanan/pompa (Motor 4 tak)













Cara kerja
Oli dari panci karter dihisapkan dan dipompakan ke seluruh bagian motor yang memerlukan pelumasan dan turun dengan sendirinya kembali ke panci karter.

Sifat-sifat
·        Pelumasan teratur dan merata
·        Memberi pendinginan dan pembersihan pada tiap-tiap bagian motor
·        Karena pompa digerakkan oleh motor, hasil pemompaannya tergantung pada putaran motor
·        Digunakan pada motor bensin 4 tak dan motor Diesel 2 tak
·        Oli perlu diganti setiap + 5.000 – 7.000 km pada motor bensin
·        Oli perlu diganti setiap + 3.000 – 5.000 km pada motor Diesel

POMPA OLI MOTOR 2T


Tujuan Khusus Pembelajaran
·         Memahami fungsi dan cara kerja pompa oli dan salurannya pada motor 2 tak
·         Memahami kerugian dan keuntungan sistem pelumasan motor 2 tak

Cara kerja pompa oli autolube/CCI
 
Posisi gas penuh (akhir langkah hisap)














Pembatas Langkah
 



Pengatur
 




Torak
 


Saluran masuk dari tangki
 






Ruang Silinder
 
 











Cara kerja
Langkah Hisap
·           Pada saat pengatur membuka posisi gas penuh, maka pegas akan menekan torak keatas hingga bagian terendah dari torak bersinggungan dengna pembatas langkah , dengan demikian langkah torak maksimum, pada posisi ini saluran masuk terbuka dan saluran keluar tertutup oleh torak. Karena terjadi pembersihan ruangan akibat langkah torak, maka pada   ruangan silinder akan terjadi vakum dan oli terhisap masuk kedalam ruang   silinder.
·           Karena langkah torak maksimum, maka penghisapan oli ke ruang silinder juga maksimum.
Posisi gas penuh (akhir langkah tekan)


 














Langkah tekan :
·         Pembatas tetap menekan torak ke bawah (karena torak berputar dan pegas tertekan), volume oli dalam ruang silinder mengecil, oli tertekan dan mengalir melalui saluran keluar ke pemakai.
·         Pada posisi ini saluran masuk tertutup dan saluran keluar terbuka.
·         Gerakan hisap dan tekan torak berfungsi sebagai pompa oli.




Posisi gas idle (akhir langkah hisap)


 
 























Langkah hisap
·         Pembatas dan pengatur posisi gas idle (perhatikan posisinya), menentukan panjang torak, dalam hal ini langkah hisap
·         Panjang langakh torak diatur sesuai dengan kebutuhan pelumasan pada saat putaran idle (langkah torak menjadi pendek)
·         Keterangan :
¨       Jarak a merupakan pengurangan langkah dari posisi idle
¨       Sedangkan untuk pengaturan putaran menengah ditentukan oleh pengatur posisi gas (bagian sisi yang berbentuk eksentrik)
¨       Pada saat langkah hisap torak tidak dapat naik banyak karean tertekan oleh pengatur (perhatikan tanda panah)
 
Sifat-sifat sistem Autolube/CCI

Hasil pempompaan





Keuntungan




Kerugian
:





:




:
a.    Makin cepat putaran, semakin banyak langkah pemompaan
b.    Makin terbuka katup gas, semakin panjang langkah pemompaan yang diperoleh antara posisi pembatas dan pengatur posisi gas

·        Pelumasan sesuai untuk setiap tingkat perubahan tingkat kecepatan motor
·        Perbandingan campuran oli dan bensin dapat diatur dengan menyetel pengatur posisi gas

·        Gangguan lebih bnayak jika dibandingkan dengan pelumasan campuran pada tangki
·        Penyetelan yang telah mengakibatkan kerusakan pada motor
·        Jumlah oli dalam tangki oli harus selalu di kontrol sebab jika oli habis, motor masih dapat hidup, tapi motor menjadi rusak karena panas dan gesekan akibat kekurangan oli

SISTEM PELUMASAN MOTOR 4T



Tujuan Khusus Pembelajaran

·        Memahami nama bagian dan fungsi sistem pelumasan
·        Mengerti cara kerja dari sistem pelumasan

Sistem Pelumasan Motor 4 tak dan 2 tak CC besar
 
Skema / Bagan









Fungsi bagian-bagian
  1. Panci oli sebagai persediaan minyak pelumas
  2. Saringan kasar sebagai saringan awal untuk mencegah kotoran kasar ikut terbawa dalam sistem
  3. Pompa oli berfungsi menghisap dan menekan oli ke pemakai
  4. Katup pelepas untuk mencegah kelebihan tekanan oli
  5. Saringan halus untuk menyaring oli sebelum pemakai
  6. Katup by pass untuk menjamin pelumasan tetap berfungsi sewaktu saringan halus tersumbat
  7. Sakelar tekanan berfuingsi sebagai saklar lampu kontrol jika tekanan oli kurang

Keterangan
Pada Motor 2T CC besar menggunakan sistem Pelumasan Type Panci/sama dengan sistem yang digunakan pada motor 4T, karena pada motor 2T CC besar mempergunakan sistem mekanisme katup untuk pembuangan gas bekas serta menggunakan bantalan luncur (metal) sehingga diperlukan tekanan yang relatif besar supaya oli dpat melumasi bagian-bagian dengan celah yang sempit.
Pembagian Oli ke masing-masing pemakai


 
 









Oli dihisap dari karter/panci oli menuju pompa oli, dari pompa oli ditekan menuju saringan halus, setelah itu tekanan oli masuk ke saluran utama, yang membagikan oli ke :
·        Masing-masing bantalan poros engkol
·        Mekanisme katup
·        Tempat lain yang memerlukan pelumasan (misal : pompa injeksi motor Diesel), atau pendinginan misal : bagian bawah torak, atau tekanan misal ; tensioner rantai, pengatur celah katup Automatis
Pelumasan bantalan-bantalan poros engkol


 
 










·        Setelah melalui saringan halus oli ditekan melalui saluran pada blok silinder yang selanjutnya menuju lubang-lubang poros engkol untuk melumasi metal duduk dan metal jalan
·        Untuk memperoleh aliran oli yang menuju metal jalan, maka metal duduk dilengkapi alur/coakan, sehingga oli yang masuk ke metal jalan selalu tersedia setiap saat
·        Oli dari metal duduk menuju metal jalan mengalir melalui lubang yang ada pada poros engkol

Pelumasan torak dan dinding silinder

 
 
Cipratan oli pada bantalan pangkal batang torak
Oli ditekan melalui lubang-lubang poros engkol, melumasi metal jalan setelah itu keluar melalui sisi-sisinya dan dicipratkan ke dinding silinder (karena putaran poros engkol, sehingga di dalam ruang engkol/karter akan menjadi  hujan oli selama motor hidup

Lubang penyemprot pada pangkal batang torak
Untuk memperbaiki pelumasan pada dinding silinder, pangkal batang torak diberi lubang oli yang mengarah pada dinding silinder yang menerima gesekan paling besar (daerah sisi kerja)
Keterangan :
Lubang penyemprot disesuaikan dengan putaran motor.
Jika putaran motor ke kanan maka lubang oli disebelah kiri dan sebaliknya.


Pelumasan mekanisme katup
 
 
 







Setelah melumasi metal poros kam oli disalurkan ke poros tuas katup, kemudian dibagikan ke temapt-tempat yang harus dilumasi (lihat gambar) untuk motor jenis Over Head Valve (OHV)
 









 
Bantalan poros kam menerima pelumasan tekan, kadang-kadang dilumasi dengan semprotan oli menggunakan pipa (untuk motor jenis Over Head Camshaft)





Pada Penggerak poros kam yang menggunakan ranatai tensioner, biasanya bekerja dengan tekanan oli.
Roda gigi dilumasi dengan semprotan (lihat tanda panah)


Pelumasan torak (untuk motor dengan tuntutan panas yang tinggi)



 
 











Oli dari saluran utama (dari saluran blok motor) disemprotkan ke bagian bawah torak, jika tekanan oli melebihi 200 kPa (2 bar), yaitu tekanan pembukaan katup pad nosel penyemprotan. Katup ini berfungsi mencegah kendaraan tekanan oli pada putaran motor yang rendah (misal idle)

Data-data pelumasan tekan
Isi panci oli                      Sedan/Colt                       3-6 liter
                                      Truk/Bus                          5-20 liter
Hasil pemompaan pompa oli        rpm idle                 2-5 liter/menit
                                                Rpm tinggi             20-5 liter/menit
Tekanan oli maksimum (katup pelepas terbuka) 300-500 Kpa (3-5 bar)
Tekanan oli minimum (untuk beban penuh)                »150 Kpa (1,5 bar)
Lampu kontrol mulai menyala                                   » 50 Kpa (0,5 bar)

POMPA OLI MOTOR 4T
Pompa Oli
Tujuan Khusus Pembelajaran
·        Memahami nama komponen, fungsi dan cara kerja berbagai macam pompa oli
 
Bagian-bagian pompa oli










1.    Saringan oli kasar
2.    Tutup pompa oli
3.    Rotor yang digerakkan
4.    Rotor penggerak
5.    Pen pengunci
6.    Penahan katup pelepas oli
7.    Pegas katup pelepas
8.    Katup pelepas

Macam-macam penggerak pompa oli :
1.    Poros kam/Noken As
2.    Poros engkol/As kruk
Jenis-jenis pompa oli

1.   Pompa oli bentuk rotor
Pompa jenis rotor digerakkan oleh poros kam/Noken As

 
Bagian-bagian










1.    Rotor bagian dalam / Rotor penggerak
2.    Rotor bagian luar / Rotor yang digerakkan
3.    Rumah pompa
  1. Poros pemutar
  2. Saluran masuk
  3. Saluran keluar


Cara kerja
Rotor (no 1) berputar mengisap oli melalui saluran no 5 ke dalam ruangan yang dibentuk antara dua gigi rotor. Oli terdesak ke arah putaran roda dan di tekan keluar menuju pemakai (saluran no 6).

Prinsip kerja
Oli terhisap dan ditekan berdasarkan pembesaran dan pengecilan ruangan yang dibentuk kedua rotor.

Penggunaan
Hampir semua mobil sekarang (Toyota, Mitsubhisi, Opel, Ford)
2.   Pompa oli jenis roda gigi luar
Pompa oli jenis gigi luar digerakkan oleh poros kam/Noken As

 
Bagian-bagian












1.    Roda gigi pemutar
2.    Roda gigi bebas
3.    Rumah pompa
4.    Saluran masuk
  1. Saluran keluar
  2. Poros pemutar
  3. Poros tetap (paten)
Cara kerja
Roda gigi berputar mengisap oli masuk ke smping kanan/kiri dari kedua roda gigi. Oli ditekan keluar menuju pemakai
Prinsip kerja
Oli terhisap dan ditekan berdasarkan putaran kedua roda gigi
Penggunaan
Motor lama/kuna (Willys, Nissan)

3.   Pompa oli jenis roda gigi dalam
Pompa oli jenis roda gigi digerakkan oleh poros engkol/As kruk

 
Bagian-bagian











1.    Roda gigi dalam
2.    Roa gigi luar
3.    Pemisah
  1. Saluran masuk
  2. Saluran keluar
  3. Poros engkol
  4. Pasak
Cara kerja
Roda gigi berputar oli terhisap masuk melalui saluran masuk (no 4) ke dalam ruangan yang dibentuk oleh dua roda gigi.
Oli ditekan keluar menuju pemakai melalui saluran keluar (no 5)
Prinsip kerja
Sama dengan pompa oli jenis roda gigi luar
Penggunaan
Daihatsu, Suzuki

SARINGAN OLI/FILTER OLI


Tujuan Khusus Pembelajaran
·        Memahami fungsi dan cara kerja berbagai jenis saringan oli

Fungsi
Menyaring oli sebelum mencapai pemakai sehingga :
·        Keausan motor diperkecil
·        Umu motor diperpanjang

Letak pemasangan :
·        Pada saluran tekan setelah pompa oli
·        Pada blok mootr bagian luar dengan tujuan agar penggantian lebih mudah

Jenis-jenis saringan oli

1.   Saringan oli jenis elemen/terpisah

 
Bagian-bagian













Cara kerja
Oli dari pompa oli ditekan masuk lewat saluran masuk          bagian luar filter oli             oli disaring filter oli   masuk kebagian dalam          oli bersih ditekan ke pamakai

Hal yang perlu diperhatikan sewaktu pembersihan filter oli :
·        Pegas penahan jangan diletakkan diatas piringan dudukan elemen saringan         akibatnya piringan tidak menekan filter oli dan oli tidak tersaring.
·        Paking karet harus terpasang dengan benar jika tidak oli akan bocor.

Sifat-sifat :
·        Filter oli dapat dibersihkan hingga beberapa kali (tidak usah diganti filter oli)
·        Biaya lebih hemat

Penggunaan : Motor Bensin dan Diesel CC besar

2.  
 
Saringan oli jenis cartridge/utuh


















Cara kerja :
Oli dari pompa masuk dari bagian luar (lubang kecil jumlah banyak)        disaring oleh filter oli           oli bersih keluar melalui satu lubang besar menuju pemakai.

Sifat-sifat :
·        Sekali dipakai dibuang

Penggunaan :
·        Hampir semua mobil/kendaraan saat ini


Katup by-pass

Fungsi


Cara kerja
:


:
Untuk mencegah keausan motor pada saat saringan/filter oli tersumbat

Jika filter/saringan oli tersumbat oleh kotoran, oli akan mengalir ke pemakai melalui saluran by-pass (lihat gambar)

 
Saringan baru

 
Saringan tersumbat










Letak Katup by-pass

a)   Dalam saringan
 
 















b) Pada flens/dudukan


 
 










Katup anti balik

Fungsi
:
·        Mencegah oli dalam saringan bagian luar tidak mengalir kembali ke dalam panci oli/karter saat motor mati
·        Diperlukan jika sambungan saringan oli letaknya menghadap (horisontal)           lihat gambar

Cara kerja
Saat motor hidup


 
 










Oli menekan katup anti balik, katup terbuka oli mengalir ke dalam saringan menuju pemakai






Saat motor mati
 
Katup anti balik tertutup akibat dorongan pegas dan juga tekanan oli.
Oli tertahan dalam saringan/filter bagian luar







Kegiatan Belajar 6


PERLENGKAPAN TAMBAHAN/PERLENGKAPAN KHUSUS

Tujuan Pembelajaran :
·        Memahami fungsi dan cara kerja sistem kelengkapan khusus/tambahan  yang ada pada sistem pelumasan.

Masalah dan pemecahannya
·        Oli motor biasanya menjadi lebih panas dari air pendingin motor
·        Jika temperatur oli naik diatas 1300 C maka oli menjadi terlalu encer dan sifat lumasnya berkurang
·        Motor dengan pendingin udara biasanya dilengkapi radiator oli
·        Motor degan pendinginan air kadang-kadang dilengkapi radiator oli atau pemindah panas

Jenis-jenis perlengkapan tambahan
1.   Radiator oli
Cara kerja :
Oli panas sebelum ke pemakai didinginkan dahulu oleh radiator oli melalui sebuah ventilator/kipas
 









Pengunaan : Motor dengan sistem pendingin udara (VW, Deutz Diesel)
2.   Pemindah panas


 
 










Cara kerja
Saat motor dingin
·        Air pendingin menjadi lebih cepat panas dari pada oli motor
·        Panas air pendingin dipindahkan ke oli motor
·        Oli menjadi panas dan mancapai temperatur kerja
Saat motor panas
·        Oli motor menjadi lebih panas dari pada air pendingin
·        Panas oli motor dipindahkan ke air pendingin (penyerapan panas)
·        Panas oli motor menjadi berkurang
Pengukur tekanan
Masalah dan pemecahan
Tekanan oli minimum dalam idle                 : 0,5 bar
Tekanan oli minimum pada beban penuh     : 1,5 bar

Jika tekanan oli kurang dari yang tercantum di atas, motor menjadi rusak karena kekurangan oli, oleh karena itu motor perlu dilengkapi sistem kontrol untuk tekanan oli.

Bagian-bagian utama sistem kontrol tekanan oli

Pengirim tekanan
 
·        Dipasang pada saluran oli setelah saringan halus
·        Jenis pengirim berupa tahanan geser dan tekanan langsung



Penerima tekanan




 
 








·        Dipasang pada Dask Bord ruang pengemudi
·        Jenis berupa tahanan geser, tekanan langsung dan lampu kontrol


 
 




Cara kerja
1.   Sistem kontrol jenis lampu kontrol
 
 








·        Motor hidup tekanan normal
Tekanan oli akan menekan membran          membran terangkat dan kontak terputus, sehingga arus dari baterai tidak  mendapatkan massa/minus baterai         lampu kontrol OFF/mati
·        Motor hidup tekanan oli rendah (kurang dari spesifikasi)
Tekanan oli yang rendah tidak mampu menekan membran yang juga ditekan oleh pegas         sehingga kontak tertutup             arus dari baterai akan mendapatkan massa melalui kontak        pegas         body/massa         lampu kontrol menyala/ON

Informasi
·        Jika kontrol menyala sedangkan motor  hidup, segera matikan motor dan cari penyebabnya supaya tidak terjadi kerusakan yang fatal pada motor
·        Tekanan kontak pada pengirim tekanan (0,5 bar), karena tekanan oli dalam saat idle dapat menjadi kurang dari 1 bar, dan tidak diinginkan lampu nyala pada keadaan normal ini.

2.   Sistem kontrol jenis “Tahanan Geser”
Prinsip kerja :
a.     Tahanan geser bekerja berdasarkan tekanan oli motor
b.     Besarnya arus instrumen penerima tergantung pada besarnya tahanan pada tahanan geser pengirim
c.      Bergeraknya jarum instrumen penerima berdasarkan kemagnetan pada inti besi kumparan


 











Keterangan :
Stabilisator tegangan dipergunakan supaya tegangan Regulasi dari tetervator tidak mempengaruhi kerja Instrumen pengirim dan penerima.

OLI MOTOR
Tujuan Pembelajaran :
·        Memahami fungsi dan bahan oli motor
·        Mengerti klasifikasi oli motor
·        Memahami permsalahan yang ada pada oli motor
Fungsi
Secara umum fungsi oli motor adalah :

1.    Melumasi
2.    Membersihkan
3.    Merapatkan
4.    Mendinginkan
Hal tersebut sudah dibahas pada kegiatan Belajar 1.
Persyaratan dan tuntutan
Untuk memenuhi fungsinya oli motor harus :





 

 

 










Dapat mempertahankan sifat lumas yang baik dari temperatur rendah sampai tinggi.


 
 










Menahan hangus
 








Menahan cepat tua
Susunan oli motor
Oli motor terdiri dari :
b)   Oli pelumas dasar/base oil yang diproseskan dari minyak mentah atau daur ulang oli bekas
c)    Bahan tambah additive untuk meningkatkan kemampuan minyak pelumas

 
 
Bahan – bahan tambahan









Oli pelumas dasar/base oil tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan motor. Oleh karena itu perlu ditambah zat-zat yang memperbaiki prestasinya/kualitasnya.
Bahan tersebut antara lain :
·        Anti karat
Untuk melindungi motor dari kartan
·        Detergen
Untuk melepas kerak-kerak sisa pembakaran
·        Anti oksidasi (pelindung hangus)
Untuk memperpanjang umur oli
·        Penahan tekanan tinggi
Untuk mencegah lapisan oli menjadi pecah akibat tekanan tinggi
·        Pengental
Untuk menahan oli menjadi encer akibat suhu tinggi

Informasi :

Karena oli motor sudah terkandung bahan tambahan atau Additive, maka dalam pemakaian sehari-hari oli motor tidak perlu diberi bahan tambahan atau Additive lagi.
Bahan tambah atau Additive dapat digunakan jika umur kendaraan sudah lama beroperasi dan di overhoul dan getaran motor juga sudah  mulai terasa besar.
Anjuran :

Dalam penggunaan Additive sebaiknya dituang diluar bersama oli, kemudian diaduk hingga merata kemudian dimasukkan dalam motor.


Klasifikasi Oli


 
 













Pada oli motor selalu tercantum dua klasifikasi yang diukur menurut standar tertentu, yaitu :

Klasifikasi SAE         : Viskositas (kekentalan)
Contoh                  : SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE 20W/50
Semakin tinggi indeks SAE, semakin kental oli tersebut.
Oli dengan dua batas indeks disebut “Oli Multigrade” (contoh SAE 20W/50)

Klasifikasi API         : Mutu (petunjuk penggunaan)
Contoh                  : SA, SB, SC, SD                         CA, CB, CC, CD

Huruf pertama
S (Service Class)         : Motor bensin
C (Commercial Class) : Motor Diesel
Huruf kedua
A               C              D               J
Tugas ringan         Tugas menengah
         Tugas berat

Klasifikasi VISKOSITAS (SAE)
SAE singkatan dari : Society of Automotiv Engineers
Indeks
Keterangan
SAE 10
SAE 20
Encer sekali, digunakan untuk sistem hidrolis
SAE 30
SAE 40
Umumnya digunakan untuk kendaraan
SAE 50
Digunakan pada motor yang bekerja pada temperatur tinggi

OLI MULTIGRADE
Dalam operasional kekentalan oli/viskositas oli tidak tetap, semakin tinggi temperatur semakin encer oli motor.
Pada oli multigrade diberi zat tambahan yang mengatasi efek ini.
 
 










Keterangan :
Pada oli multigrade viskositas oli sedikit berbeda dengan oli biasa, pada temperatur rendah oli menjadi encer pada saat temperatur panas oli semakin kental. Sehingga dalam operasional seperti iklim di Indonesia yang konstan, pemakaian oli multigrade tersebut tidak banyak manfaatnya. Oli mulktigrade tersebut adalah untuk operasi didaerah yang mempunyai 4 musim, dimana pada saat musim dingin temperatur dapat mencapai minus 100 dibawah nol, tetapi oli tidak membeku, melainkan malah menjadi encer sehingga motor dapat dihidupkan dengan normal.
Klasifikasi mutu (API)
(API singkatan dari : American Petrolium Institute)

Indeks mutu API merupakan petunjuk penggunaan/mutu oli motor

Klasifikasi

·        Motor Bensin
Indeks
Keterangan
SA, SB, SC, SD
Tugas ringan, untuk motor daya rendah, dilapangan sulit didapatkan
SE, SF
Tugas biasa, untuk kebanyakan kendaraan
Banyak beredar dilapangan
SG, SH, SI, SJ
Tugas sangat berat, untuk motor daya tinggi
Banyak beredar dilapangan

Keterangan :
Klasifikasi tersebut diatas bisa juga tidak berdasarkan tugas-tugasnya, melainkan dengan tahun pembuatannya.

·        Motor Diesel
Indeks
Keterangan
CA - CB
Tugas ringan, untuk daya motor rendah sulit didapat dilapangan
CC - CD
Tugas biasa, untuk kebanyakan kendaraan
CE – CF – CG
Tugas berat, untuk motor berdaya tinggi atau yang menggunakan Turbo

Keterangan :
Klasifikasi tersebut diatas bisa juga tidak berdasarkan tugas-tugasnya, melainkan dengan tahun pembuatannya.




Contoh penggunaan :
Toyota Corolla
(GL. DX, KIJANG)
:
SE, SF, SG
Colt Diesel
Dyna Diesel
:
CC, CD, CE
Angkutan kota
:
SF, SG, SH
Angkutan luar kota
:
CE, CF, CG

Informasi :
Pada kondisi lapangan klasifikasi mutu/API, terdapat satu klasifikasi atau dua klasifikasi.
Contoh : SF, CC – SE, SF – CD, SG – CE, dsb.
Untuk dua klasifikasi maka oli tersebut dapat digunakan untuk motor Bensin dan Diesel.

Penggantian Oli
Alasan
Lama kelamaan mutu berkurang karena :
1.    Oksidasi
Ditimbulkan karena reaksi oksigen dengan hidro karbon yang terkandung dalam minyak pelumas          timbul lumpur/endapan pada oli di karter

2.    Kelemahan bahan tambah
Bahan tambahan tidak menambah daya pelumasan, tapi hanya memberi bahan tambahan yang tertentu saja

3.    Kotoran
Kotoran-kotoran berupa abu atau karbon, bercampur dengan minyak pelumas         timbul gumpalan karbon yang mengganggu sistem pelumasan

Jangka waktu penggantian oli :
Motor Bensin : 5.000 – 10.000 km
Motor Diesel : 3.000 – 7.000 km
Pemakaian Oli
Dalam Operasional Motor dinding silinder, cincin torak dan pengantar katup juga perlu dilumasi !
Akibatnya, sebagaian kecil oli dapat masuk ruang bakar dan ikut terbakar.
Kehilangan oli
Pemakaian normal motor sedan/Colt      : 0,1 – 1 liter/1.000 km
Pemakaian normal motor truk/bus          : 0,2 – 2 liter/1.000 km
Beberapa hal yang mempengaruhi pemakaian oli
1.    Kelebihan oli dalam panci/Pengisian di luar kapasitas
Terjadi cipratan oli oleh poros engkol         oli akan dikabutkan        melalui ventilasi karter oli terhisap masuk keruang bakar
2.    Kebocoran keluar motor
Misal pada paking kepala silinder, sil-sil poros engkol, sil karter, swit tekanan oli dan sebagainya.
3.    Kebocoran menuju ruang bakar (oli ikut terbakar)


LEMBAR KERJA
Kompetensi             : Mesin otomotif 1                         
Sub kompetensi      : Perawatan sistem pelumas                              
                  
TUJUAN                :
          1. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan perawatan dan overhaule sistem pelumas.
                        
KESELAMATAN KERJA :
          1. Pergunakan peralatan sesuai fungsinya.
          2. Elektrolit baterai jangan sampai kena anggota badan dan    pakaian.
          3. Pastikan hand rem aktif bila menggunakan unit kendaraan dalam belajar.

ALAT           :
          1. Peralatan tangan standar.
          2. Fender cover.
          3. Tempat komponen.
          4. Kompresor udara.
          5. Buku manual sesuai jenis/merek engine yang digunakan.
BAHAN        :
          1. Engine stand motor bensin atau unit kendaraan.
          2. Oli pelumas engine, Saringan oli, busi.
          3. Kertas gosok.
          4. Kain lap (majun).
          5. Tali kipas.

LANGKAH KERJA  :
          1. Siapkan peralatan dan bahan.
          2. Pastikan hand rem aktif bila menggunakan unit kendaraan.
          3. Praktek perawatan sistem pelumas dengan langkah seperti pada manual.
          4. Diskusikan dengan teman atau Tanya pembimbing bila ada yang ragu.
          5. Catatlah hasil pemeriksaan dan penyetelan komponen pada buku tugas.
          6. Ulangi pekerjaan ini sampai benar-benar kompetensi.
          7. Kembalikan alat dan bahan seperti semula.
          8. Bersihkan lingkungan kerja seperti semula.
          9. Laporkan pada pembimbing bila sudah menguasai materi untuk
             bersama-sama merencanakan uji kompetensi internal.
                  
LEMBAR KERJA
Kompetensi             : Mesin otomotif 1                         
Sub kompetensi      : Perawatan sistem pelumas                              
                  
TUJUAN                :
          1. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan perawatan dan overhaule sistem pendingin.
                        
KESELAMATAN KERJA :
          1. Pergunakan peralatan sesuai fungsinya.
          2. Elektrolit baterai jangan sampai kena anggota badan dan    pakaian.
          3. Pastikan hand rem aktif bila menggunakan unit kendaraan dalam belajar.

ALAT           :
          1. Peralatan tangan standar.
          2. Fender cover.
          3. Tempat komponen.
          4. Kompresor udara.
          5. Buku manual sesuai jenis/merek engine yang digunakan.
BAHAN        :
          1. Engine stand motor bensin atau unit kendaraan.
          2. Oli pelumas engine, Saringan oli, busi.
          3. Kertas gosok.
          4. Kain lap (majun).
          5. Tali kipas.

LANGKAH KERJA  :
          1. Siapkan peralatan dan bahan.
          2. Pastikan hand rem aktif bila menggunakan unit kendaraan.
          3. Praktek perawatan sistem pelumas dengan langkah seperti pada manual.
          4. Diskusikan dengan teman atau Tanya pembimbing bila ada yang ragu.
          5. Catatlah hasil pemeriksaan dan penyetelan komponen pada buku tugas.
          6. Ulangi pekerjaan ini sampai benar-benar kompetensi.
          7. Kembalikan alat dan bahan seperti semula.
          8. Bersihkan lingkungan kerja seperti semula.
          9. Laporkan pada pembimbing bila sudah menguasai materi untuk
             bersama-sama merencanakan uji kompetensi internal.

DAFTAR PUSTAKA

Noname. (t.th.). Pedoman Reparasi Toyota 2K,3K,4K,5K. Jakarta: PT. Toyota 
              Astra  Motor.

Noname. (1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra
              Motor.

Noname. (1983). 1 W Engine Service Training Information. Jakarta: Toyota
              Motor Corporation