INJECTION CUTITYPE IN LINE
2.1 Landasan Teori
2.1.1
Pengertian Motor Diesel
Motor bakar ada dua macam yaitu motor pembakaran
dalam (internal combustion angine) dan motor pembakaran luar (external
combustion engine), contoh motor pembakaran luar (external combustion engine)
adalah mesin uap, mesin turbin dan lain sebagainya, contoh motor pembakaran
dalam (internal combustion engine) adalah motor Diesel, motor bensin dan
lainya.
Jenis mobil atau kendaraan didasarkan atas mekanisme
pembakaran yang digunakan dibedakan menjadi dua yaitu motor Diesel dan motor
bensin (motor pembakaran dalam). Mekanisme pembakaran motor Diesel dikenal
dengan sebutan penyalaan kompresi. Bahan bakar dikompresi sampai tekanan ± 25
s/d 32 Kg/cm2 (Daryanto : 1995) agar mencapai titik nyala dan bahan bakar
terbakar dengan sendirinya, sedangkan motor bensin menggunakan mekanisme
penyalaan dengan bunga api. Bahan bakar ditekan sampai tekanan tertentu yaitu :
± 15 s/d 22 Kg/cm2 (Daryanto : 1995) kemudian diberi percikan bunga api dari
busi agar terjadi proses pembakaran.
Motor Diesel menggunakan bahan bakar solar selain
pemakaiannya lebih hemat, bahan bakar solar juga lebih ramah lingkungan karena
pada solar campuran timbel (timah hitam) yang menyebabkan polusi dan mengganggu
saluran pernapasan lebih sedikit dibandingkan motor bensin, namun karena
perbandingan tekanan pada mekanisme penyalaan kompresi yang sangat tinggi dan
memerlukan konstruksi yang lebih kokoh, pada umumnya harga mobil dengan
menggunakan mesin Diesel lebih mahal dari pada mobil dengan menggunakan motor
bensin untuk kelas yang sama.
Roda-roda suatu kendaraan memerlukan adanya tenaga
yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi keadaan jalan,
udara, dan lain sebagainya. Sumber yang menghasilkan tenaga merupakan sebutan
dari mesin yang dapat mengubah tenaga panas, listrik, angin atau sumber tenaga
lainnya menjadi tenaga mekanik. Mesin yang mengubah tenaga panas menjadi tenaga
mekanik disebut motor bakar.
Mesin (engine) yang digunakan pada mobil, merupakan
salah satu rangkaian komponen (sistem) yang sangat penting yaitu sebagai sistem
yang mengubah panas yang dihasilkan dari proses pembakaran kemudian diubah
menjadi kerja melalui mekanisme dengan gerak translasi lurus bolak-balik
(reciprocal) dari piston menjadi gerak putar (rotasi) pada poros engkol
(cankshaft). Mesin yang tenaganya digunakan pada mobil harus kompak, ringan dan
mudah ditempatkan pada ruangan terbatas. Mesin harus dapat menghasilkan
kecepatan yang tinggi dan tenaga yang besar, mudah dioperasikan dan sedikit
menimbulkan bunyi, oleh sebab itu mesin bensin dan mesin Diesel umumnya lebih
banyak digunakan pada kendaraan atau mobil.
Keuntungan mesin Diesel dibandingkan dengan motor
bensin secara umum :
a. Mesin
Diesel mempunyai efisiensi panas yang besar, hal ini berarti bahwa penggunaan
bahan bakarnya lebih ekonomis dari pada motor bensin.
b. Mesin
Diesel lebih tahan lama dan tidak memerlukan penyalaan elektrik (electrik
igniter) untuk membantu pembakaran sehingga kesulitan lebih kecil dari pada
motor bensin.
c. Kecepatannya
lebih rendah dibandingkan dengan motor bensin.
Kerugian motor Diesel dibandingkan dengan motor
bensin secara umum:
a.
Tekanan pembakaran maksimum hampir dua
kali motor bensin 25 s/d 32 Kg/cm2 (Daryanto 1995), hal ini menyebabkan getaran
dan suara motor Diesel lebih besar.
b. Tekanan
pembakaran yang lebih tinggi, maka motor Diesel harus dibuat dari bahan yang
tahan tekanan tinggi dan struktur bahan yang lebih kuat, hal ini menyebabkan
getaran dan struktur bahan yang lebih kuat, hal ini menyebabkan pembuatannya
menjadi lebih mahal dibandingkan dengan motor bensin.
c. Motor
Diesel memerlukan sistem injeksi bahan bakar yang presisi yang menyebabkan
harganya mahal dan memerlukan perawatan serta pemeliharaan yang cermat
dibandingkan dengan motor bensin.
2.2
Prinsip kerja motor diesel
d.
e.
Gambar 2.1 Cara
Kerja mesin 4 langkah
A. LANGKAH
HISAP
Pada
langkah hisap, udara dimasukkan ke dalam silinder. Piston membentuk kevakuman
didalam silinder seperti pada motor bensin. Piston bergerak dari titik mati
atas menuju titik mati bawah dan pada langkah ini hanya katup hisap yang
terbuka dan memungkinkan udara masuk ke dalam silinder dan katup buang tertutup
selama langkah hisap ini.
B. LANGKAH
KOMPRESI
Pada
langkah kompresi, piston bergerak dari titik mati bawah menuju titik mati atas,
dan pada saat langkah kompresi ini kedua katup dalam keadaan tertutup. Udara
yang dihisap selama langkah hisap ditekan sampai tekanannya naik dengan
temperatur sekitar 5000oC sampai 8000oC.
C. LANGKAH
PEMBAKARAN
Pada
langkah pembakaran, udara yang terdapat didalam silinder didorong oleh piston
ke dalam ruang bakar yang terdapat di bagian atas masing-masing silinder, pada
saat akhir langkah pembakaran, nozzle
menyemprotkan bahan bakar dan kemudian campuran bahan bakar dan udara
selanjutnya terbakar oleh panas yang dibangkitkan oleh tekanan panas yang
dibangkitkan oleh tekanan energi pembakaran mengekspansikan gas dengan sangat
cepat dan piston terdorong ke bawah. Gaya yang mendorong piston ke bawah
diteruskan ke batang torak (connecting
rod) kemudian diteruskan ke poros engkol (crankshaft) dan mengubah dari gerak translasi lurus bolak balik
menjadi gerak putar (rotasi) untuk memberi tenaga pada mesin.
D. LANGKAH
BUANG
Pada
langkah buang, piston menuju dari titik mati bawah menuju titik mati atas. Pada
langkah buang ini hanya katup buang yang terbuka dan gas pembakaran dikeluarkan
melalui katup buang. Gas akan terbuang habis pada saat piston mencapai titik
mati atas, setelah proses langkah buang dimulai lagi langkah hisap, begitu
seterusnya. Proses ini terjadi berulang-ulang. Selama, mesin menyelesaikan
empat langkah (langkah hisap, kompresi, pembakaran, buang) poros engkol (crankshaft) berputar dua kali dan
menghasilkan satu kali pembakaran (tenaga), atau juga disebut motor Diesel
empat langkah.
Sebagaimana
proses injeksi bahan bakar pada motor diesel dengan silinder tunggal yakni
diberikan pada akhir kompresi juga dilakukan pada motor-motor diesel dengan 4
silinder atau lebih dimana masing-masing silinder memperoleh injeksi bahan
bakar adalah pada akhir kompresi.
Gerakan-gerakan
piston yang digerakkan oleh poros engkol melalui batang torak (connecting rod) dirancang agar torak
yang satu dengan torak yang lainnya bergerak secara berurutan dalam ekspansinya
sehingga dengan demikian injeksi bahan bakarnya pun harus diberikan secara
bergantian menurut urutan gerakan piston tersebut yakni pada akhir gerakkan
kompresinya. Pada motor diesel 4 tak dengan 4 silinder atau lebih
langkah-langkah torak dari masing masing silinder siklusnya ditentukan oleh
bentuk dan posisi cam dari poros
bubungan (camshaft) sebagai penggerak
katup (valve) yang dipasang dan
digerakkan oleh poros engkol (crank shaft)
melalui susunan roda gigi, rantai (chain)
atau sabuk bergigi (dikenal dengan “timing
belt”) yang distel sedemikian rupa sehingga diperoleh gerakkan dinamis
untuk siklus pada masing-masing silinder dan hubungannya dengan silinder lain.
Demikian pula sistem distribusi bahan bakar terhadap masing-masing silinder
diberikan oleh pompa injeksi (injection
pump) yang juga digerakkan oleh poros engkol (crank shaft) melalui mekanisme tertentu sehingga injeksi bahan
bakar pada setiap silinder hanya diberikan pada akhir kompresinya. sebagaimana
juga dilakukan pada motor diesel 4 tak dengan silinder tunggal, injection pump untuk motor diesel ini
pun dilengkapi dengan governor bahkan
dengan sistem kerja yang disempurnakan yakni governor yang bekerja secara pneumatic
dan hydraulic.
.
Gambar 2.2 Skema
aliran Bahan Bakar
2.3 Tipe Ruang
Pembakaran pada Motor Diesel
Combustion
chamber ialah proses pembakaran pada motor diesel dengan menempatkan sebuah
ruang pembakaran yang terpisah dari ruang kompresi.
Dirtect
Injection, yaitu sistem penyemproten langsung dengan ruang bakar dibentuk
secara langsung pada ruang kompresi biasanya pada bagian kepala torak (piston). Yang temasuk kelompok ini adalah:
a. Type kamar muka
b. Type Kamar pusar (Turbulen) dan
c. Type Lanova.
Gambar
2.3
Ruang bakar Direct Injection
2.4
Sistem Bahan
Bakar
A. Komponen sistem
bahan bakar
1) Fuel tank
Fuel tank berfungsi
untuk penyimpanan bahan bakar yang selanjutnya akan dihisap oleh feed
pump. Saat fuel pump menghisap bahan bakar dari tangki, maka
terbentuk negatif pressure pada pipa
dan
tangki, hal ini dapat mengakibatkan tangki menjadi rusak. Oleh karena itu breather
tube memasukkan udara ke dalam tangki agar tangki selalu dalam keadaan
bertekanan sama dengan udara bebas.
Gambar
2.4 Fuel tank
Pada tangki terdapat fuel gauge
yang dipasangkan pada bagian atas, sedangkan perlengkapan untuk informasi
jumlah bahan bakar dipasangkan pada meter cluster.
|
Fuel tank
|
|
|
|
Fuel
|
Fuel gauge unit
|
|
||
|
|
|
||
|
|
|
||
gauge
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar
2.5 Fuel gauge unit
Bahan bakar yang dihisap oleh feed
pump dari tangki akan diteruskan ke serambi inlet pompa injeksi melalui
saringan. Pompa pengisi
(feed pump) merupakan single acting pump terletak di bagian rumah
pompa injeksi. Pompa pengisi (feed pump) digerakkan oleh camshaft dari
pompa injeksi.
Bahan bakar di ruang pompa injeksi
selamanya harus cukup, menyebabkan perlunya mengirimkan bahan bakar ke pompa
injeksi dengan tekanan karena elemen pompa tidak mampu memberikan bahan bakar
yang cukup pada kecepatan tinggi. Karena itu, tekanan pengisian diatur sampai
1,8 – 2,2 kg/cm2 (25,6 – 3 psi) oleh pegas torak. (Sumber :
Technical Guide Toyota Diesel, 1995 : 14). Berikut adalah cara kerja feed
pump :
a.
Pada saat camshaft pompa berputar ke
arah posisi langkah nok tinggi (high cam), tappet dan push rod
memaksa piston menekan pegas. Gerakan ini memaksa bahan bakar keluar dari ruang
isap (suction camber) melalui katup pengecek tekanan masuk ke ruang tekanan
(sebagian masuk ke ruang pompa injeksi). Pada akhir langkah tersebut (langkah
intermediate), katup pengecek tekanan menutup kembali.
b. Ketika
camshaft berputar ke arah nok rendah (low cam) atau ke arah pengisapan
dan posisi pengeluaran, tekanan pegas piston menyebabkan piston, push rod
dan tappet mengikuti nok (cam). Gerakan ini akan mendorong bahan bakar
dari ruang tekanan ke saringan dan pompa injeksi. Bersamaan dengan itu, tekanan
pengisapan piston mengisap bahan bakar masuk ke ruang isap melalui katup pengecekan
pengisapan. Dengan dimasukkan bahan bakar ke ruang isap, langkah pompa mulai
kembali.
c. Jika
tekanan pengeluaran bahan bakar naik kira-kira 2,5 kg/cm2 (35,6
psi), maka tekanan pengeluaran ini akan menyebabkan piston tetap berada pada
posisi langkah intermediate dimana pegas piston ada dalam keadaan tertekan.
Dalam keadaan seperti ini, pompa pengisi (feed pump) tidak bekerja.
Gambar 2.6. Cara kerja feed pump
Feed pump dilengkapi
dengan pompa priming (priming pump) yang berfungsi untuk membuang udara
dari sistem bahan bakar sebelum dihidupkan. Hal ini terjadi ketika tangki
kehabisan bahan bakar atau ketika saringan bahan bakar atau nozzle injeksi
diganti, udara dapat masuk ke dalam sistem bahan bakar. Apabila udara ini masuk
ke dalam sisa sistem bahan bakar kemungkinan udara akan berusaha ke feed
pump atau plunger pompa injeksi, sehingga mesin tidak dapat hidup. Keadaan
seperti ini perlu menggunakan priming pump.
Gambar
2.7 Priming pump
2) Pompa Injeksi
Pompa injeksi yang digunakan mesin pompa
injeksi tipe inline dimana injection pump memiliki sebuah plunger dan
sebuah delivery valve pada tiap-tiap selinder.
Injection pump mendorong
bahan bakar masuk ke dalam injection nozzle dengan tekanan dan
dilengkapi dengan sebuah mekanisme untuk menambah atau mengurangi jumlah
bahan bakar yang dikeluarkan dari nozzle. Plunger didorong ke atas oleh camshaft
dan dikembalikan oleh plunger spring. Plunger bergerak ke atas dan ke
bawah di dalam plunger barrel dan pada jarak stroke yang telah
ditetapkan guna mensuplai bahan bakar dengan tekanan. Dengan naik dan turunnya
plunger berarti akan membuka dan menutup section dan discharge ports sehingga
mengatur banyaknya injeksi bahan bakar.
Camshaft
ditahan
dengan dua buah tapper roller bearing pada kedua buah ujungnya
dan dilengkapi dengan beberapa cam untuk menggerakkan plunger dan sebuah exentric
cam sebagai penggerak feed pump. Chamshaft digerakkan oleh
injection pump gear pada 1/2 putaran
engine.
Pemegang katup
penyalur
Pegas katup plunyer
Katup penyalur
Pinion pengontrol
Control rack
Pegas plunyer
tappet
Poros nok
Felt plate plug
Gambar
2.8 Pompa injeksi
3) Kerja
elemen pompa
Bahan bakar yang disalurkan ke pompa
pengisi (feed pump), dialirkan terus ke pipa tekanan tinggi oleh elemen
pompa sebagai berikut :
a) Pada
saat plunger berada pada TMB, bahan bakar mengalir dari ruang bahan bakar
melalui lubang barel.
b) Pada
saat plunger naik, ia membagi lubang barel (permukaan penyaluran bahan bakar)
dan akan mengeluarkan bahan bakar yang ada di dalam ruang tekanan melalui katup
penyalur masuk ke pipa tekanan tinggi.
c) Penyaluran
bahan bakar terhenti segera setelah control helix membuka lubang barel.
Kemudian bahan bakar mengalir melalui lubang vertikal, control helix dan
lubang port kembali ke ruang bahan bakar.
Gambar 2.9 Kerja Plunger
4)
Bagian
dari elemen pompa
a)
Plunger
Posisi
plunger menetukan variasi besarnya penyaluran bahan bakar. Berikut beberapa posisi dari
plunger :
1. Tidak ada
penyaluran bahan bakar
Ketika plunger bergerak ke atas, pinggir
atas plunger terbuka terhadap lubang barel (barrel port) hingga control
helix membuka lubang barel. Akibatnya tekanan tidak terjadi di
dalam ruang tekanan, karenanya tidak ada bahan bakar yang dapat disalurkan.
2. Penyaluran
bahan bakar sebagian
Ketika plunger bergerak ke atas, plunger
menutup lubang dan akan memulai menjalankan bahan bakar dari lubang yang ada
dalam posisi tertutup, tetapi penyaluran terhenti dengan terbukanya lubang
barel oleh control helix sesaat kemudian. Gerakan plunger pada periode
penyaluran bahan bakar inilah yang disebut “langkah efektif”.
3. Penyaluran
bahan bakar secara maksimal
Penyaluran
bahan bakar maksimum akan tercapai saat plunger sampai pada langkah efektif
maksimum.
Gambar
2.10 Posisi plunger
b) Delivery valve
Gambar
2.11 Delivery valve
Bahan bakar terkompresikan dengan
tekanan tinggi oleh plunger mendorong delivery valve ke atas dan bahan
bakar menyembur keluar. Segera setelah bahan bakar terkompresikan dengan
sempurna, delivery valve akan kembali pada posisi semula karena dorongan
dari valve spring untuk menutup lubang bahan bakar (fuel passage),
dengan demikian dapat mencegah kembalinya bahan bakar.
Delivery valve bergerak
turun sampai permukaan valve seat ditahan dengan kuat. Selama langkah
ini bahan bakar ditarik kembali dari injection pipe, seketika itu juga
menurunkan residual pressure antara delivery valve dan nozzle.
Penarikan tersebut memperbaiki akhir penginjeksian dan sekaligus
mencegah menetesnya bahan bakar setelah penginjeksian. Pada bagian atas delivery
valve spring dipasangkan delivery valve stopper. Stopper membatasi
terangkatnya delivery valve dan mencegah terjadinya valve
surging pada putaran tinggi dan juga menurunkan dead valve antara delivery
valve dan nozzle. Dengan demikian akan didapat fuel injection
rate yang stabil.
Overflow dipasangkan
pada bagian atas pompa yang berfungsi untuk menstabilkan temperatur pada
injection pump dan temperatur distribusi. Untuk memastikan bahwa jumlah
bahan bakar yang diinjeksikan pada tiap-tiap silinder selalu konstan. Valve
bertipe seat ball, saat tekanan bahan bakar pada pompa melebihi nilai
yang ditetapkan, maka valve terbuka sehingga bahan bakar akan kembali ke
fuel tank.
5)
Automatic Timer
Injection timming berubah-ubah
secara otomatis sesuai dengan kecepatan putaran engine. Automatic
timer dipasangkan dengan kuat pada injectioan pump camshaft dengan round
nut sebagai pengikatnya, dan
digerakkan oleh idler gear yang dihubungkan dengan injection pump
gear.
Pada tiap-tiap flyweight
dilengkapi dengan sebuah lubang pada bagian ujungnya, dimana timer hub pin
dipasangkan. Permukaan yang melengkung pada flyweight akan berhubungan
dengan injection pump gear pin. Timer spring dipasangkan
pada timer hub pin dan injection pump gear pin.
Ketika engine berputar pada kecepatan
rendah, tidak ada tenaga sentrifugal yang disalurkan flyweight dan tetap
dalam posisi memanjang. Ketika engine berputar dengan kecepatan tinggi, flyweight
bergerak berputar keluar akibat dari adanya tenaga sentrifugal dimana timer
hub pin sebagai tumpuannya. Injection pump gear pin saat didorong
oleh permukaan yang melengkung dari flyweight searah dengan penekanan
dari timer spring.
Namun demikian injection pump gear
pin tidak dapat bergerak sebab berpasangan dengan gear, dengan
demikian timer hub pin akan terdorong pada arah putaran selama terdorong
oleh timer spring yang menggerakkan camshaft pada arah putaran
untuk merubah injection timming.
Gambar
2.12 Automatic sentrifugal
6)
Pneumatic
Governor
Gambar
13. Penampang governor
Fungsi dari governor adalah
mengatur secara otomatis pemberian bahan bakar sesuai dengan beban mesin.
Menurut mekanismenya, governor dapat dibagi dua yaitu jenis pneumatic
dan jenis centrifugal dan menurut fungsinya dapat dibedakan antara
jenis kecepatan tertentu dan jenis semua kecepatan. Jumlah bahan bakar yang
disemprotkan diatur menurut posisi control rack yang diatur oleh governor.
Seperti ditunjukkan pada gambar, governor
terdiri dari dua ruangan yang dibatasi oleh diafragma, ruang A dihubungkan oleh
selang ke venturi yang menghadap ke saringan udara dan ruangan B dihubungkan ke
intake manifold atau ke venturi tambahan. Salah satu ujung diafragma
berkaitan dengan control rack dan selalu ditahan oleh pegas utama ke
arah penyemprotan yang banyak. Bila mesin sudah bekerja diafragma bergerak
akibat perbedaan tekanan pada saringan udara dan venturi tambahan dan
pengontrolan bahan bakar diperoleh dari keseimbangan antara diafragma dan pegas
utama.
Wynn Hotel & Casino is opening new hotel in Las Vegas
BalasHapusWynn Las Vegas 세종특별자치 출장안마 is opening 군산 출장안마 a new hotel to its new $250 문경 출장마사지 million offering beginning 인천광역 출장샵 Oct. 4. Wynn's new hotel tower will offer 부산광역 출장안마 guests a